5 Penyebab Seseorang Sering Playing Victim Tanpa Merasa Bersalah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sikap berpura-pura menjadi korban atas kesalahan yang sebenarnya dia ciptakan sendiri sering disebut sebagai playing victim. Gak hanya menyebalkan, tindakan ini juga bisa menimbulkan fitnah dan merugikan orang lain yang gak bersalah.
Hebatnya lagi, banyak orang yang terbiasa melakukan playing victim tanpa merasa bersalah. Orang lain pun akan mudah terperdaya dan tertipu olehnya. Namun sebenarnya, kenapa ada orang yang bisa melakukan kebohongan semacam ini tanpa rasa bersalah? Ini, nih, lima kemungkinan penyebabnya.
1. Terbiasa lari dari tanggung jawab
Perasaan bersalah akan hilang jika kita terbiasa berbohong. Begitu pula dalam kasus playing victim. Mereka yang terbiasa lari dari tanggung jawab tentu gak akan merasa takut untuk berpura-pura menjadi korban dari kesalahannya sendiri.
Mereka ini sudah sering melemparkan kesalahan kepada orang lain dan membuat siapa pun mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya dia tanggung. Perasaan bersalah sama sekali bukan sesuatu yang akan menghalangi mereka untuk menjadi seorang playing victim.
2. Gak pernah belajar mengakui kesalahan
Masih banyak orang-orang yang sejak kecil gak pernah diajarkan untuk mengakui kesalahan. Orang semacam ini, biasanya selalu dibela dengan cara yang keliru oleh orangtuanya. Pembelaan tersebut membuat mereka merasa yakin bahwa dalam kasus apa pun dirinya selalu benar.
Alhasil, mereka akan tumbuh dengan perasaan sebagai korban ketika membuat kesalahan. Playing victim bukanlah hal yang asing dan mereka merasa normal untuk melakukan hal tersebut.
Baca Juga: Playing Victim, Kenali 5 Red Flag Pasangan Manipulatif
3. Memelihara ego yang tinggi
Editor’s picks
Seseorang juga bisa bersikap playing victim ketika punya ego yang kelewat tinggi. Ego yang dipelihara akan membuat kita enggan mengakui kesalahan, baik itu besar ataupun kecil. Membebankannya ke orang lain justru terdengar sebagai solusi ketimbang harus mengorbankan ego diri sendiri.
Gak heran kalau orang semacam ini akan susah dewasa. Mereka selalu punya alasan untuk memelihara egonya dan melakukan playing victim kapan pun ketika berbuat kesalahan.
4. Merasa selalu benar
Orang yang merasa dirinya selalu benar juga sangat cenderung untuk gak merasa bersalah ketika playing victim. Apa itu rasa bersalah? Mereka justru dengan mudahnya menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka sendiri. Bahkan gak hanya minim rasa bersalah, mereka juga mungkin minim empati kepada orang lain yang mereka salahkan.
Gak peduli seberapa gak bersalahnya orang tersebut, mereka akan punya seribu cara untuk menyalahkan orang itu. Meskipun mereka harus mengorbankan banyak hal untuk melakukan hal tersebut.
5. Menerima pola asuh yang salah sejak kecil
Pola asuh yang salah sejak kecil bisa sangat berdampak hingga dewasa. Terbiasa menyalahkan benda saat terjatuh, menyalahkan teman, dibela habis-habisan bahkan ketika mereka bersalah, semua itu berpotensi menimbulkan pola pikir yang juga keliru.
Sangat besar kemungkinan mereka ini akan tumbuh sebagai seorang playing victim andal. Banyak orang akan mempercayainya dengan mudah karena dia terlihat sangat meyakinkan saat berpura-pura.
Playing victim bukanlah kebiasaan dan keahlian yang patut dibanggakan. Justru, berani mengakui kesalahan akan membuat kita lebih dihargai dan dihormati ketimbang berpura-pura gak bersalah. Sepakat?
Baca Juga: 5 Ciri Teman Suka Playing Victim, Sering Lempar Kesalahan!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.