8 Novel Tersedih Selain 'A Little Life' yang Siap Merobek Hatimu 

Mewek sejadi-jadinya

Di ranah literatur, kamu mungkin sudah mendengar buku A Little Life karya Hanya Yanagihara yang meski setebal 700 halaman tidak membuat pembaca gentar untuk menamatkannya. Nah, selain  novel itu, masih banyak bacaan lain yang bisa bikin kamu mewek, bahkan di pertengahan cerita. Apa saja? Berikut daftar rekomendasi novel yang bisa kamu pertimbangkan.

1. A Thousand Splendid Suns 

8 Novel Tersedih Selain 'A Little Life' yang Siap Merobek Hatimu novel A Thousand Splendid Suns (instagram.com/bookswithsakshi)

Di urutan pertama, silakan jajal cerita sedih Mariam dan Laila yang tinggal di Afghanistan saat perpecahan antar etnik merebak di tahun 70an. Keduanya lahir di generasi yang berbeda, tetapi akhirnya bertemu di satu waktu dan tempat. 

Sejak awal, nasib baik seakan terus berpaling dari keduanya. Bikin geregetan dan sedih dalam satu waktu, apalagi bagian akhirnya. Jangan salahkan kalau kamu mengalami perubahan suasana hati saat membaca novel karangan Khaled Hoseini ini. Banyak yang setuju novel ini melebihi sedihnya The Kite Runner. Buktikan, deh. 

2. The Outsiders , S.E. Hinton

8 Novel Tersedih Selain 'A Little Life' yang Siap Merobek Hatimu novel The Outsiders (nstagram.com/bookitycrookity)

The Outsiders adalah novel ideal untuk penikmat A Little Life. Ini adalah literatur klasik yang terbit perdana di tahun 1967 dan sering dibahas dalam kelas sastra di sekolah-sekolah Amerika Serikat.  

Ceritanya tentang sekelompok anak muda yang tinggal di Oklahoma dan menjuluki diri mereka sebagai greasers, yaitu orang-orang tak berpunya yang harus mengandalkan diri mereka sendiri untuk bertahan hidup. Beda dengan kelompok orang socs, julukan yang mereka berikan untuk orang-orang kaya. Menawan dan bagian akhirnya bikin kepikiran, kamu punya peluang besar menamatkannya dalam waktu singkat mengingat jumlah halamannya kurang dari 200. 

3. The Things We Cannot Say

8 Novel Tersedih Selain 'A Little Life' yang Siap Merobek Hatimu Things We Cannot Say (instagram.com/libraryofanormalgirl)

Novel ini ditulis dengan dua latar yang berbeda, masa kini dan tahun 1942, tepat saat Perang Dunia II pecah di Eropa. Di masa kini, pembaca akan menemui Hannah dan cucunya, Alice yang memiliki anak laki-laki dengan autisme. Sementara, di tahun 1942, kamu akan diajak menelaah rencana pernikahan Alina dan Tomasz yang diinterupsi peperangan. 

Meski awalnya seakan jadi cerita yang terpisah, pada akhirnya pembaca akan mengetahui korelasi antara dua latar waktu tersebut. Kalau penasaran dengan novel sedih, jangan lupa siapkan tisu buat mengusap air matamu. 

Baca Juga: 6 Film Adaptasi Karya Maestro Novel Misteri, Keigo Higashino Terbaru

4. Stay With Me 

8 Novel Tersedih Selain 'A Little Life' yang Siap Merobek Hatimu novel Stay With Me (instagram.com/backpackersbookclub)

Berlatarkan Nigeria, novel ini berlakonkan pasangan suami istri Yejide dan Akin yang sudah menikah bertahun-tahun, tetapi tak kunjung dikaruniai keturunan. Orang-orang di sekitar mereka menyarankan poligami, tetapi keduanya kukuh menolak. 

Sampai suatu hari, keluarga sang suami memperkenalkan perempuan muda yang mereka pilihkan sebagai istri kedua Akin. Yejide pun berupaya keras untuk hamil, tetapi semuanya dengan risiko yang mengancam hidupnya. Novel ini tak seberapa tebal, tetapi sukses bikin pembaca ikut merasakan kepedihan sang lakon sepanjang buku. 

dm-player

5. Me Before You 

8 Novel Tersedih Selain 'A Little Life' yang Siap Merobek Hatimu novel Me Before You (instagram.com/pawswithprose)

Sudah difilmkan, sih, tetapi bukan alasan buat gak baca versi novelnya. Ini tentang Louisa, perempuan muda yang bekerja menjadi asisten pribadi untuk seorang laki-laki yang memiliki disabilitas karena kecelakaan. 

Sesuai dengan genre romantis yang diusung, ikatan keduanya pun berkembang jadi lebih dari sekadar hubungan profesional. Bagian akhirnya bisa bikin pembaca kepikiran, tetapi ada juga yang kurang setuju dengan cara sang penulis mengakhiri ceritanya. 

6. The Beekeeper of Aleppo

8 Novel Tersedih Selain 'A Little Life' yang Siap Merobek Hatimu novel The Beekeeper of Aleppo (instagram.com/emilysbookshelf18)

Sejak awal sudah mengaduk emosi, buku ini berkisah tentang Nuri dan istrinya, Afra asal Aleppo, Suriah yang harus mengungsi karena konflik. Tujuan awalnya adalah Inggris, tetapi perjalanan mereka berhenti di satu kota di mana salah satu kerabat Nuri mengajarkan para rekan sesama pengungsi untuk memelihara lebah.

The Beekeeper of Aleppo ditulis dengan laju maju mundur yang perpindahan antara masa lalu dengan masa sekarangnya sangat mulus. Buku ini banyak menyadarkan pembacanya tentang makna rumah yang sebenarnya, bukan sekadar tempat yang indah. 

7. Human Acts 

8 Novel Tersedih Selain 'A Little Life' yang Siap Merobek Hatimu novel Human Acts (instagram.com/yara_reads)

Pemuda bernama Dong Ho terbunuh saat demonstrasi pecah di Gwangju, Korea pada tahun 1980. Kematiannya mendorong diungkapnya tragedi-tragedi lain akibat kekerasan yang dilakukan aparat atas perintah pemimpin diktator Korea Selatan saat itu. 

Meski fiktif, kejadian Gwangju nyata adanya. Novel ini dijuluki salah satu yang paling brutal dalam mengungkap kenyataan yang harus dihadapi para korban di masa sulit tersebut. 

Baca Juga: 6 Film Horror dan Thriller di HBO GO yang Diadaptasi dari Novel

8. The Remains of the Day

8 Novel Tersedih Selain 'A Little Life' yang Siap Merobek Hatimu novel The Remains of the Day (instagram.com/ket.u.rah)

Kazuo Ishiguro mungkin kamu kenal lewat Never Let Me Go yang ceritanya menyayat hati. Namun, The Remains of the Day juga tak kalah mengaduk emosi. Sesuai judulnya, narator di buku ini adalah Stevens, seorang butler yang sudah masuk usia senja dan mulai menghitung sisa waktunya di dunia.

Ia kemudian kembali mengingat beberapa momen penting di hidupnya, beberapa yang ia sesali, sebagian yang ia tutup rapat-rapat, dan lain sebagainya. Sudut pandangnya ditulis sangat realistis oleh Ishiguro, membuat Stevens bak tokoh nyata yang isi pikirannya bisa kamu dengar dengan jelas di balik penampilannya yang dingin. 

Menangis bukan tanda lemah atau menyerah, kadang kita memang butuh momen buat meluapkan kekhawatiran dan beban yang sudah menumpuk di dada. Coba novel-novel di atas sebagai pemancingnya dan niscaya kelegaan akan menyelimutimu. 

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kalyana Dhisty

Berita Terkini Lainnya