7 Alasan Generasi Muda Perlu Berkarier di Sektor Pertanian

Petani juga profesi membanggakan, kok

Kementerian Pertanian terus mengupayakan agar milenial dan gen z mau berkarier di bidang pertanian. Mulai dari program penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan petani muda. Tapi, ada tujuh hal mendasar mengapa generasi muda perlu berkarya di bidang pertanian.

1. Sumber bahan pangan

7 Alasan Generasi Muda Perlu Berkarier di Sektor PertanianIlustrasi sayur-sayuran (unsplash.com/louishansel)

Pertanian menjadi salah satu sektor penting yang menopang suatu negara, terutama Indonesia yang bertumpu pada pertanian. Menurut BPS, jumlah petani yang berusia di bawah 40 tahun hanya sekitar 8 persen dari total keseluruhan petani di tahun 2020. Itu berarti, sekitar 90 persen petani Indonesia berusia 40 tahun ke atas. Jumlah petani muda kian menurun, karena anggapan profesi ini tidak menguntungkan.

Generasi muda-mudi Indonesia kurang tertarik untuk berkarya di bidang ini, mereka yang tinggal di desa lebih memilih untuk berkarier di kota dan meninggalkan desa. Sehingga lahan pertanian terbengkalai dan kekurangan tenaga muda. Padahal generasi mudalah yang menjadi pewaris dan penerus kekayaan pertanian dan pangan di Indonesia.

Pertanian adalah sumber utama bagi ketersediaan pangan suatu negara. Kamu bisa melihat negara-negara yang mengalami krisis pangan dan makanan, itu karena pertanian mereka juga sedang krisis. Jika sektor pertanian berkembang pesat maka akan sedikit jumlah orang yang kelaparan.

Jika jumlah petani terus menurun, maka produksi pertanian juga menurun. Kebutuhan pangan dalam negeri seperti beras, gandum, dan sumber karbon tidak akan mencukupi, sehingga mau tidak mau harus mengimpor. Ketergantungan pada impor juga tidak baik bagi ekonomi negara. 

Sumber pangan ini berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, yaitu sumber pangan sebagai penyedia makanan bergizi dan tinggi nutrisi. Sehingga masyarakat dapat hidup dengan sehat.

2. Generasi muda memiliki tenaga maksimal

7 Alasan Generasi Muda Perlu Berkarier di Sektor PertanianIlustrasi pertanian modern (unsplash.com/randyfath)

Tenaga menjadi faktor pendukung dalam pekerjaan tani. Faktor usia juga berpengaruh pada produktivitas seseorang. Seorang yang masuk lansia dan bertambah tua tidak bisa lagi melakukan pekerjaan berat. Pekerja usia tua cenderung punya tenaga yang terbatas, sehingga tidak bisa maksimal dalam mengolah ladang.

Berbeda dengan generasi tua, generasi muda punya sumber daya maksimal untuk mencurahkan tenaga mereka. Anak-anak usia muda, mulai 20an hingga 40an punya fisik kuat dan produktivitas tenaga yang tinggi. Hal ini membuat proses bertani dari menggarap, menyemai, sampai panen menjadi maksimal.

3. Penyumbang perekonomian

7 Alasan Generasi Muda Perlu Berkarier di Sektor PertanianIlustrasi bertani (unsplash.com/shayangh96)

Terlepas negara berkembang atau negara maju, pertanian masih menjadi penopang perekonomian. Ini berhubungan dengan ketahanan yang menjadi kemaslahatan bersama. Ditambah dengan adanya teknologi dan inovasi baru, produksi bahan pangan bisa menjadi barang ekspor berkualitas dan bersaing dengan produk internasional.

Bidang pertanian menjadi sektor penyumbang PDB tertinggi di Indonesia selama pandemi. Saat sektor lain kolaps karena berhentinya aktivitas perekonomian, industri pertanian menjadi penyelamat ekonomi. Termasuk UKM-UKM yang menguasai pangsa pasar.

Baca Juga: Wapres Ajak Masyarakat Bertani dengan konsep Integrated Farming

dm-player

4. Teknologi pertanian terus berkembang

7 Alasan Generasi Muda Perlu Berkarier di Sektor PertanianIlustrasi pertanian modern (unsplash.com/blixxmagger)

Pertanian konvensional seringkali menghasilkan panen kurang maksimal. Mulai dari hama yang menyebar, produk pertanian rusak, hingga kondisi musim yang tidak stabil karena pemanasan global. Itu membuat efektivitas dan efisiensi pertanian konvensional berkurang.

Dengan adanya teknologi yang berkembang pesat, maka aktivitas bertani lebih mudah dan efisien. Teknologi dapat membantu manusia dalam menghasilkan produk lebih banyak dan berkualitas, serta dapat menghadapi musim dalam kondisi apa pun.

Generasi muda tentu lebih mudah dalam mengaplikasikan teknologi dalam pertanian, karena familier dengan perkembangan teknologi, bahkan kecerdasan buatan. 

5. Menambah lapangan pekerjaan

7 Alasan Generasi Muda Perlu Berkarier di Sektor PertanianIlustrasi bertani (unsplash.com/timmossholder)

Sektor pertanian tidak bergantung hanya pada bertani, menanam, atau memanen. Sektor pertanian dapat melibatkan pelaku-pelaku ekonomi lebih banyak lagi. Misalnya ada konsumen, penjual pupuk dan obat, tim pemasaran, atau toko lokal yang menjual hasil tani seperti buah dan sayuran.

Rantai pasokan dari bahan pangan punya skala besar lebih dari petani itu sendiri. Dengan skala besar itu, tentu membutuhkan banyak orang untuk mempermudah proses produksi hingga distribusi. Dengan merekrut banyak orang, maka kontribusi pada lapangan pekerjaan menjadi meningkat. 

Dengan dibukanya lapangan pekerjaan, maka sektor pertanian dapat menyerap tenaga pekerja lebih banyak. Sehingga angka pengangguran dapat menurun.

6. Profesi petani tidaklah buruk

7 Alasan Generasi Muda Perlu Berkarier di Sektor PertanianIlustrasi menanam (unsplash.com/dirtjoy)

Banyak anak muda menganggap bahwa petani bukanlah profesi yang membanggakan. Pekerjaan yang banyak berkubang lumpur ini sering dipandang sebelah mata. Profesi petani juga dianggap lekat dengan kemiskinan, kotor, dan bekerja di bawah terik matahari. Selain itu, harus menghadapi ancaman gagal panen akibat musim atau harga panen jatuh.

Terlepas dari risiko dan tantangannya, bidang pertanian terus berkembang dan mengalami perubahan yang positif. Apalagi, setelah masuknya industri 4.0 dan teknologi semua masalah pertanian dapat teratasi.

Sektor pertanian tidak akan pernah sepi konsumen, karena bahan pangan selalu dibutuhkan sepanjang waktu. Pertanian bisa menjadi ladang cuan lewat bisnis ekspor komoditas atau menjual produk sayuran lokal, misalnya.

7. Generasi muda adalah pembawa tongkat estafet bagi generasi selanjutnya

7 Alasan Generasi Muda Perlu Berkarier di Sektor PertanianIlustrasi menanam (unsplash.com/dirtjoy)

Dalam sebuah peradaban ada sebuah siklus dimana generasi muda akan menjadi tua dan tergantikan oleh generasi selanjutnya. Generasi muda harus membawa nilai-nilai dan peninggalan untuk diwariskan pada generasi selanjutnya.

Tak terkecuali bagi sektor pertanian. Estafet pertanian harus terus dilanjutkan oleh generasi muda. Ini untuk menghindari krisis petani yang mengakibatkan krisis pangan di masa selanjutnya. Mengingat Indonesia adalah negara agraris yang menggantungkan ekonomi pada sektor pertanian, kontribusi generasi muda untuk berkiprah di ranah agrikultur sangat berperan penting.

Terlepas dari anggapan profesi petani yang tidak menguntungkan dan hanya berkubang lumpur, pertanian masih menjadi tumpuan perekonomian dan menjadi bisnis yang menjanjikan. Pemuda-pemudi harusnya lebih berminat untuk berkarya dalam sektor pertanian.

Baca Juga: Gelar 'Bertani on Cloud', Kementan Minta Produksi Pangan Tak Berhenti 

Ema Endrawati Photo Verified Writer Ema Endrawati

Temannya burung hantu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya