Film 101: Mengenal Peran Visual dalam Film Melalui Sinematografi

Sebuah seni dalam menghidupkan cerita lewat lensa kamera 

Membuat film bukan sekadar merekam adegan menggunakan kamera. Ini juga soal bagaimana menangkap setiap momen dari kisah yang diceritakan kembali dalam bentuk visual dengan tepat.

Butuh waktu hingga bertahun-tahun bagi sineas untuk mengasah isnting serta konsistensi dalam menciptakkan sebuah shot yang kuat dan penuh makna. Dalam industri perfilman, hal tersebut dikenal sebagai sinematografi.

Bagi penggemar film, khususnya sobat sinefil, tentu sudah tidak asing dengan istilah yang satu ini. Tapi pernahkah kamu bertanya-tanya apa arti dari sinematografi dan bagaimana cara kerjanya dalam sebuah film? Kali ini IDN Times akan mengajak kamu untuk membahasnya lebih dalam lagi.

1. Apa itu sinematografi?

Film 101: Mengenal Peran Visual dalam Film Melalui Sinematografidirector of photography Bradford Young di set film Solo: A Star Wars Story (theasc.com)

Dalam kamus Merriam-Webster, cinematography diartikan sebagai seni atau ilmu fotografi dalam menangkap gambar gerak. Sinematografi juga dapat diartikan sebagai sebuah seni bercerita dalam bentuk visual yang direkam menggunakan kamera. Sederhananya, sinematografi adalah bahasa yang digunakan oleh para sineas untuk berkomunikasi dengan penonton.

Orang yang bertanggung jawab dalam menentukan bagaimana suatu shot harus diambil disebut sinematografer. Juga dikenal sebagai director of photography, sinematografer turut mengarahkan kru dalam mengoperasikan kamera dan lighting atau pencahayaan. Tidak jarang mereka turun langsung untuk mendapatkan shot yang sempurna dan ikut andil dalam proses pascaproduksi demi menciptakan film sesuai dengan visi sutradara.

2. Peran sinematografi dalam pembuatan film

Film 101: Mengenal Peran Visual dalam Film Melalui Sinematografidirector of photography Greig Fraser di set film Dune (theasc.com)

Proses pembuatan film pada umumnya melalui 4 tahap yakni development atau pengembangan cerita, pre-production atau praproduksi dimana aktor dan kru lain melakukan serangkaian latihan untuk keperluan syuting, production atau juga dikenal sebagai proses syuting, serta post-production atau pascaproduksi dimana tim editor dan VFX akan memberikan sentuhan terakhir lewat proses editing, layering, dan sound mixing.

Pada umumnya, sinematografer akan bergabung pada tahap praproduksi. Sinematografer bekerja sama dengan sutradara untuk menentukan tampilan dan gaya visual yang akan digunakan dalam film. Tidak heran rasanya jika banyak pembuat film mengalokasikan hampir separuh dari anggaran produksi pembuatan film hanya untuk mempekerjakan sinematografer ulung yang telah menggarap sederet judul film bergengsi.

Baca Juga: 9 Film Karya Sinematografer Hong Kyung Pyo, Parasite hingga Broker

3. Elemen penting sinematografi

dm-player
Film 101: Mengenal Peran Visual dalam Film Melalui Sinematografidirector of photography Richard Deakins di set film Blade Runner 2049 (indiewire.com)

Untuk mendapatkan shot yang sesuai, ada beberapa elemen penting yang mendapatkan perhatian khusus dari sinematografer:

  1. Perlengkapan kamera yang digunakan dapat mempengaruhi kualitas dari film itu sendiri. Pemilihan kamera, lensa, serta filter yang digunakan membantu mendapatkan shot yang diinginkan dengan menyorot atau memblokir cahaya dan warna tertentu.
  2. Camera placement atau penempatan kamera juga memiliki pengaruh pada reaksi dan cara penonton dalam menafsirkan suatu adegan. Penempatan kamera juga efektif untuk membangun mood pada scene tersebut seperti duka yang mendalam, ketegangan, antusias, kegembiraan, dan masih banyak lagi. Secara tidak langsung memainkan emosi penonton dengan membawa mereka masuk ke dalam scene tersebut.
  3. Camera movement atau pergerakan kamera bisa dibilang hampir serupa dengan camera placement–sama-sama mampu memainkan emosi penonton. Sinematografer menerapkan camera movement untuk memberikan efek dramatis pada suatu adegan.
  4. Composition di sini lebih merujuk pada bagaimana sinematografer memutuskan elemen apa saja yang akan tampil di dalam frame dan apa saja yang tidak akan ditampilkan. Hal ini memberikan informasi pada penonton mengenai apa yang mereka ketahui dan apa yang akan terungkap di sepanjang adegan.
  5. Focus di sini lebih mengarah pada objek yang akan menjadi pusat dari suatu adegan. Transisi fokus dari satu objek ke objek lainnya sangat membantu dalam mengalihkan perhatian penonton tanpa harus mengubah sudut dari pengambilan gambar.
  6. Lighting atau pencahayaan memiliki peran pentingn dalam menciptakan mood dalam suatu scene. Sebagai contoh, film romcom dan komedi akan menggunakan tone cahaya yang terang dan hangat. Sementara untuk film drama, thriller, dan horror tone cahaya yang digunakan cenderung gelap dan dingin.

4. Tugas dan tanggung jawab sinematografer

Film 101: Mengenal Peran Visual dalam Film Melalui Sinematografidirector of photography Emmanuel Lubezki di set film Birdman (hollywoodreporter.com)

Bekerja sama dengan sutradara untuk membuat film sesuai dengan visi studio dan sutradaranya sendiri, ada beberapa tugas yang dilakukan oleh sinematografer:

  1. Pre-production–di tahap ini  sinematografer bersama sutradara akan berdiskusi dengan tim produksi desain dan art department untuk membuat properti yang akan digunakan. Di tahp ini mereka juga akan menentukan gaya visual, tone, palet warna, serta tampilan set yang akan mereka bawa ke dalam film. Setelah itu mereka akan melakukan survei di lokasi untuk melakukan beberapa tes seperti kamera set-up dan lighting.
    Sinematografer juga memiliki peran penting dalam pemilihan peralatan kamera, film stock, special effect, bahkan kru kamera dan kru lighting yang akan terlibat dalam proyek tersebut.
  2. Production–sinematografer mengarahkan kru kamera dan lighting serta memutuskan composition dan framing untuk shot suatu adegan di lokasi set. Sementara untuk teknik pengambilan gambar yang akan digunakan sinematografer akan berdiskusi terlebih dahulu dengan sutradara.
    Sinematografer akan meninjau kembali seluruh shot setiap harinya atau juga dikenal sebagai dailies. Bersama sutradara, mereka memastikan kesinambungan sinematografi di setiap shot dan sesuai dengan visi yang ada.
  3. Post-production–tidak sedikit sinematografer memutuskan untuk terlibat langsung dalam proses editing. Mulai dari pemilihan palet warna yang akan diterapkan dalam final cut hingga memberikan masukan pada tim editing dan VFX yang menangani CGI agar selaras dengan gaya visual.

5. Teknik-teknik shot yang digunakan oleh sinematografer

Film 101: Mengenal Peran Visual dalam Film Melalui Sinematografidirector of photography Emmanuel Lubezki di set film 1917 (variety.com)

Sinematografer harus mempertimbangkan lighting, penempatan, dan pergerakan kamera untuk melakukan shot suatu adegan. Untuk mendapatkan shot yang diinginkan, ada beberapa teknik shot yang kerap digunakan oleh sinematografer:

  1. Close-up, shot yang menyoroti bagian kepala hingga leher karakter.
  2. Extreme close-up, shot yang menyoroti detail satu objek untuk membangun intensitas dan dramatisasi adegan.
  3. Medium shot, menyorot karakter dari bagian pinggang ke atas.
  4. Panning shot, kamera menyorot karakter dan bergerak secara horizontal dengan halus dan perlahan.
  5. High-angle shot, kamera diletakan di tempat yang lebih tinggi dari tokoh atau objek dalam frame.
  6. Low-angle shot, kamera diletakan di tempat yang lebih rendah dari tokoh atau objek dalam frame.

Pendapatan sinematografer dimulai dari $39.000 hingga $47.000 per film, di luar dari bonus jika film tersebut sukses besar di pasaran. Bayaran tersebut tergantung dari banyak faktor mulai dari skill, sertifikat, hingga pengalaman selama berkecimpung di industri perfilman sebagai seorang sinematografer.

 

Baca Juga: 10 Film Terbaik dari Sutradara Perempuan, Borong Piala Oscar!

Febby Arshani Photo Verified Writer Febby Arshani

Akwoakwoakwoak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya