10 Tipe Rekan Kerja Berkelakuan Buruk dan Cara Menghadapinya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bekerja di perusahaan mengharuskan kita bertemu dan bekerja sama dengan bermacam-macam tipe rekan kerja. Kita tak bisa memilih untuk bisa bekerja dengan rekan kerja yang bersifat baik semua. Jika beruntung berada di lingkungan seperti itu, kamu akan merasa nyaman dan dapat bekerja dengan baik.
Namun, ada kalanya kita harus berurusan dengan tipe rekan kerja yang bersifat buruk. Berikut beberapa tipe rekan kerja yang buruk dan cara menghadapinya.
1. Sok tahu
Ia ingin diakui sebagai orang yang tahu segalanya. Ia akan selalu berusaha menunjukkan bahwa ia menguasai semua topik.
Jika kamu mempunyai rekan kerja seperti ini, abaikan saja. Namun, jika sikap sok tahunya sampai pada taraf mengganggu pekerjaanmu, kamu harus mengatakannya terus terang. Tak jarang orang seperti ini merecoki caramu bekerja hanya karena ia merasa lebih tahu daripada orang lain.
Ucapkan saja terima kasih kepadanya karena peduli kepadamu, namun katakan bahwa kamu mempunyai metode sendiri untuk menyelesaikan pekerjaanmu.
2. Bossy
Ia suka main perintah seenaknya. Tentu saja ini sangat menjengkelkan. Namun, kadang-kadang ada tipe bossy yang tak menyadari kelakuan buruknya ini. Ia hanya terbiasa untuk menyuruh-nyuruh orang lain.
Jika kamu menjadi sasaran si bossy ini, coba introspeksi diri. Mungkin selama ini kamu selalu diam dan menuruti perintah-perintahnya. Seharusnya kamu membuatnya sadar bahwa ia bukan atasan kamu dan bahwa kamu dan dia berada pada posisi yang setara. Sesekali saat ia menyuruhmu melakukan sesuatu, katakan kepadanya bahwa kamu sedang mengerjakan tugas dari atasan kamu. Dengan begitu, semoga ia tahu siapa atasan kamu sebenarnya.
Baca Juga: 7 Tipe Rekan Kerja yang Bikin Kamu Berkembang, Beri Pengaruh Positif!
3. Tukang curhat
Tipe rekan kerja yang satu ini sering tak bisa membatasi antara urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Ia bisa mengeluhkan banyak hal kepada rekan kerjanya tanpa menyadari bahwa waktu terus berjalan dan orang lain punya pekerjaan untuk diselesaikan. Jika sesekali, mungkin masih wajar jika saling mendukung dan membantu sesama rekan kerja. Namun, si tukang curhat ini tak bisa menahan diri untuk selalu mengeluhkan semua masalahnya.
Saat si tukang curhat mulai mendatangimu, segeralah lakukan pekerjaan. Kamu bisa membuka-buka file, mengetik surat, atau apa sajalah agar ia menyadari bahwa kamu sibuk dan tak punya banyak waktu mendengarkan keluh kesahnya.
4. Pembual
Ia sering menceritakan betapa hebatnya dirinya. Seringkali ia melakukan itu dengan tanpa kentara. Kadang-kadang ia bertanya tentang sesuatu kepada rekan kerja seolah ia tertarik dengan kegiatan rekan kerjanya itu. Saat dijawab, ia segera menimpali bahwa ia juga melakukan kegiatan yang sama namun tentu saja dengan ‘prestasi’ yang wah melebihi orang lain.
Misalnya saja bertanya tentang liburan, sesungguhnya ia tak tertarik mendengarkan cerita liburan orang lain. Ia hanya ingin mengatakan kepada semua orang kalau liburannya adalah yang paling seru. Tentu saja disertai bumbu-bumbu berlebihan yang sebenarnya tak nyata.
Kalau kamu tak ingin sebal dengan kelakukannya lebih baik tak usah menanggapi bualannya. Biarkan saja ia bercerita panjang lebar. Kalau ia tahu kamu tak terkesan, ia akan berhenti sendiri membual.
5. Hobi hang out
Yang satu ini senang sekali mengajak orang lain berkumpul di luar urusan pekerjaan. Ia seperti selalu punya banyak waktu. Mulai dari sering mengajak makan siang ramai-ramai keluar sampai hang out pada saat weekend.
Walau kedengarannya menyenangkan, tetapi terlalu sering mengiyakan ajakannya akan membuat kamu kerepotan nantinya. Pekerjaanmu yang belum selesai bisa terbengkalai karena sering kelamaan berada di luar kantor. Dan jika saat weekend kamu juga mengikuti acaranya, kamu tak bisa beristirahat dan kelelahan yang bisa berakibat pada menurunnya produktivitas kamu saat masuk ke kantor.
Katakan saja bahwa kamu punya sudah punya acara dengan keluarga pada saat weekend. Dan saat jam kantor ia mengajak makan siang ke luar katakan bahwa kamu sedang banyak tugas dan tak bisa lama-lama meninggalkan kantor.
6. Merasa paling berat bebannya
Editor’s picks
Ia akan selaku menjadi juara pertama dalam hitungan beban kerja. Setiap kali ada yang mengeluh tentang pekerjaan ia akan segera menyahut dan menjawab bahwa ia memiliki tugas yang belum selesai lima kali lebih banyak.
Cukup setujui saja kata-katanya dan katakan mungkin sebaiknyai segera kembali bekerja agar tugasnya lebih cepat selesai
7. Tukang cari muka
Wah, kamu pasti tak mau dekat-dekat dengan rekan kerja yang hobi menjilat atasan. Ia akan selalu berusaha terlihat bagus di mata bos apa pun caranya. Termasuk cara-cara yang merugikan orang lain. Ia bisa saja mencuri ide dan mengakuinya sebagai ide otentik miliknya sendiri demi mendapatkan pujian dari atasan.
Kamu tak perlu memedulikan rekan kerja tipe ini.Tetapi kamu juga sebaiknya tetap berhati-hati. Jangan mengungkapkan idemu kepadanya kalau tak ingin sakit hati saat ia dengan entengnya memaparkan ide kamu di rapat besar seolah-olah itu idenya sendiri.
8. Tukang gosip
Ia selalu punya bahan untuk diceritakan dan disebarkan. Ia seperti koran yang bisa berjalan dan berbicara. Hanya saja kebanyakan topik beritanya adalah rekan-rekan kerjanya sendiri, atasan atau bahkan karyawan unit lain. Baginya ada kesenangan tersendiri saat orang-orang menjadi tertarik dengan warta yang dikatakannya, tak peduli fakta kebenarannya.
Kamu lebih baik menjauh dari si tukang gosip ini. Jika kamu tak bisa pergi jauh karena lokasi duduk kamu, gunakan headset kamu untuk menutup telinga dari segala siaran yang lebih hanyak mengandung hoax itu.
9. Provokator
Ini jenis yang agak seram. Rekan kerja seperti ini kadang-kadang punya agenda sendiri. Jika tidak hati-hati kamu bisa terbawa-bawa dalam acara atau kegiatan yang seolah-olah untuk kebersamaan namun sebenarnya hanya menggunakan rekan-rekan kerjanya untuk memperbanyak massa agar tujuan pribadi atau kelompoknya tercapai.
Ia juga senang melihat keributan di antara sesama rekan kerja dan pura-pura tak tahu bahwa keributan itu diakibatkan oleh provokasinya.
Kamu perlu membuat batasan dengan rekan kerja jenis ini. Dan kamu juga perlu waspada saat menerima informasi darinya, terutama tentang hal-hal negatif. Cek dulu kebenarannya sebelum bereaksi.
10. Bersuara nyaring
Tipe seperti ini sama sekali tak merasa perlu mengontrol volume suaranya saat berbicara. Walaupun jaraknya dekat ia akan tetap berbicara dengan suara keras yang kadang-kadang mengalahkan suara speaker.
Jika kamu memiliki rekan kerja seperti ini dan tingkat volume suaranya sudah sangat mengganggu konsentrasi kamu, kamu bisa mencoba untuk menggunakan headset agar tak perlu mendengar suaranya yang keras. Dan jika kamu sedang berdiskusi kelompok, cobalah untuk menggunakan ruangan lain. Namun, tak ada salahnya jika kamu meminta langsung kepada rekan kerja kamu itu untuk menurunkan volumenya saat berbicara. Katakan dengan bahasa sopan agar ia tak tersinggung.
Mungkin masih banyak lagi tipe rekan kerja dengan kelakuan buruk. Namun, apa pun adanya itu, tetaplah fokus pada tugas-tugas kamu dan lakukan yang terbaik. Lagi pula, selain rekan kerja berperilaku buruk, tentu ada juga rekan kerja yang baik. Bergaullah dengan tipe yang baik yang bisa saling memotivasi untuk kebaikan dan menjaga suasana kerja tetap kondusif.
Dan jangan lupa untuk introspeksi diri, jangan-jangan justru kamu adalah salah satu tipe rekan kerja yang mempunyai perilaku buruk. Tak ada kata terlambat untuk berubah. Dengan niat sungguh-sungguh pasti bisa. Semangat!
Referensi :
https://money.usnews.com/money/blogs/outside-voices-careers/articles/kinds-of-annoying-co-workers-and-how-to-deal-with-them
https://bizfluent.com/info-8431064-list-bad-employee-characteristics.html
Baca Juga: Enam Cara Hadapi Tipe-tipe Rekan Kerja Bermasalah, Jangan Terpengaruh!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.