Bisa Hasilkan Uang, Begini Olah Sampah Kantong Plastik Setelah Belanja

Emang beda dari yang lain sih

Bicara soal daur ulang sampah, kebanyakan sampah yang di-recycle adalah sampah plastik seperti botol air mineral atau yang bentuknya lebih besar karena dianggap lebih bernilai dan lebih fleksibel. Lalu, bagaimana dengan sampah plastik seperti kantung kresek? Padahal jumlahnya semakin banyak setiap harinya.

Karena semakin banyaknya jumlah sampah plastik dan berpotensi mengganggu kenyamanan hidup, baik untuk manusia dan lingkungan, Azis Pusakantara seorang sociopreneur asal Jakarta ini justru menyulap sampah plastik menjadi sumber penghasilannya. Simak kisahnya di sini, yuk!

1. Berawal dari sampah plastik yang tidak memiliki harga

Bisa Hasilkan Uang, Begini Olah Sampah Kantong Plastik Setelah BelanjaIDN Times/Ester Ajeng

Berangkat dari kegelisahannya dengan sampah yang terus menumpuk di lingkungan sekitarnya, Azis dan tim prihatin dengan banyaknya sampah plastik yang biasanya tidak dimanfaatkan karena sulit diolah kembali dan tidak memiliki nilai ekonomis jika dijual kembali. Berawal dari permasalahan ini, akhirnya ia dan timnya mulai memutar otak untuk membuat suatu inovasi dari sampah plastik agar nilai ekonominya dapat meningkat lebih tinggi.

Dari sinilah kemudian lahir Eco-Pavings, sebuah inovasi paving block yang terbuat dari sampah kantong plastik. Eco-Pavings yang berasal dari plastik ini juga nggak kalah dengan paving block biasa yang terbuat dari semen dan bahan dasar lainnya loh. Bahkan Eco-Pavings ini lebih kuat dari paving-blocks biasa. Selain bisa lebih awet, dengan menggunakan Eco-Pavings juga lebih eco-friendly nih buat lingkungan. Keren banget kan?

2. Terinspirasi dari Evoware yang sudah lebih dulu terjun ke dalam bisnis ramah lingkungan

Bisa Hasilkan Uang, Begini Olah Sampah Kantong Plastik Setelah BelanjaIDN Times/Anindya Roswita Putri

Dalam sebuah kesempatan, Azis juga mengungkapkan bahwa salah satu inspirasi terbesar dari adanya Eco-Pavings di tengah masyarakat adalah Evoware sebagai salah satu perusahaan yang sudah lebih dulu terjun ke bisnis ramah lingkungan. Berbeda Evoware yang berinovasi dengan kemasan makanan untuk mengurangi sampah plastik, Eco-Pavings lebih fokus pada pengendalian sampah yang dituangkan dalam produknya. Wah, Indonesia butuh lebih banyak nih orang-orang seperti Azis nih!

3. Ingin melakukan pemberdayaan bagi para pemuda pengangguran

Bisa Hasilkan Uang, Begini Olah Sampah Kantong Plastik Setelah BelanjaIDN Times/Anindya Roswita Putri

Seolah belum puas dengan inovasi yang ia buat, Azis dan timnya juga ternyata mempunyai fokus lainnya dalam pembuatan Eco-Pavings ini. Kepada tim IDN Times, Azis mengungkapkan ada beberapa goal yang ingin dicapai oleh ia dan timnya.

dm-player

“Dengan Eco-Pavings kami dapat memberdayakan masyarakat di sekitar Citeureup, Bogor untuk rantai proses pengumpulan sampah kantong kresek dan proses produksi Eco-Pavings sendiri,” ujar Azis. Salah satu dampak yang menjadi tujuan dari Eco-Pavings sendiri merupakan pemberdayaan bagi para pemuda pengangguran yang ada di Citeureup, Bogor.

Nggak heran kalau Azis juga menjadikan dampak sosial maupun lingkungan sebagai tujuannya dan nggak hanya fokus pada pengembangan bisnisnya saja. Sociopreneur yang satu ini juga mengungkapkan bahwa dampak yang dihasilkan oleh sebuah bisnis seharusnya bisa dilihat dan juga terukur nggak hanya untuk kalangan pebisnisnya saja, tetapi juga lingkungan dan masyarakat. Keep it up, Azis!

4. Azis dan timnya jadi salah satu orang yang berhasil membuat nyata mimpinya

Bisa Hasilkan Uang, Begini Olah Sampah Kantong Plastik Setelah BelanjaIDN Times/Anindya Roswita Putri

Dengan inovasi yang diciptakan dari kantong plastik yang selama ini jarang dimanfaatkan kembali oleh masyarakat, Azis dan timnya berhasil membawa pulang modal kerja untuk mengembangkan bisnisnya senilai 100 juta Rupiah Gerakan Secangkir Semangat #buatnyatatujuanmu persembahan Kapal Api.

Dalam kesempatan ini, Azis mengungkapkan bahwa modal kerja yang ia dapatkan akan dimanfaatkan secara optimal. “Modal kerja ini akan kami manfaatkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan mesin Eco-Pavings yang sudah ada. Kemudian, kami akan memperbanyak volume produksi Eco-Pavings, karena sekarang sudah lebih banyak yang memesan produk kami, baik itu sistem berupa mesin atau pendampingan pembuatan Eco-Pavings,” ujar Azis.

Bukan tanpa tantangan, Azis mengaku banyak tantangan yang dihadapi dalam mengerjakan bisnisnya ini. Di awal bahkan ia dan timnya sempat merasa down. Tapi, Azis meyakinkan timnya untuk terus melanjutkan bisnis dari Eco-Pavings ini. “Tapi saya yakinkan dulu, tujuan kita ikut kompetisi ini adalah untuk menambah ilmu karena ada sesi mentoringnya, yang kedua untuk networking atau jaringan,” tandas Azis.

Di akhir kesempatan, Azis sempat memberikan tips untuk millennial yang ingin mengikuti jejaknya dalam menggeluti dunia sociopreneurship. Langkah pertama adalah dengan terlebih dahulu mendaftar tanpa memikirkan hasil. Kemudian Azis juga memberikan saran dalam penulisan konsep di proposal untuk teman-teman yang ingin mengikuti jalannya.

“Pada tahap menulis konsep atau proposal di awal, kalau platform-nya tentang social enterprise, sampaikan secara detil dampak apa yang ingin produk itu berikan untuk masyarakat atau lingkungan. Dampaknya harus bisa terlihat dan juga durable, measureable dan sustainable,” ujar pemuda yang juga mengidolakan sosok Denica Flesch itu.

Bisa Hasilkan Uang, Begini Olah Sampah Kantong Plastik Setelah BelanjaIDN Times/Anindya Roswita Putri

Dengan adanya malam Awarding Night, berakhir pula rangkaian acara Gerakan Secangkir Semangat #buatnyatatujuanmu yang diselenggarakan oleh Kapal Api yang berkolaborasi dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF). Program ini terdiri dari beberapa rangkaian acara dan salah satunya adalah kompetisi yang melahirkan sociopreneur baru di Indonesia.

Tidak hanya memperebutkan modal kerja, di sini para calon sociopreneur juga didorong untuk membentuk sebuah bisnis yang tidak hanya dapat menghasilkan profit yang besar, tetapi juga dapat memberikan dampak positif untuk masyarakat dan lingkungan dibimbing oleh mentor-mentor berkualitas. Azis jadi salah satu finalis yang berhasil mengalahkan 5.500 proposal lainnya yang ikut mendaftar dalam kompetisi ini.

Kalau Azis bisa, kamu pasti juga bisa. Jangan buang waktu lagi, yuk segera #buatnyatatujuanmu!

Topik:

  • Anindya Roswita Putri
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya