5 Persepsi Keliru tentang Makna Bahagia yang Sering Orang Yakini

Bersikap pelit gak membuatmu bahagia, lho!

Makna bahagia memang bisa berbeda-beda, tergantung tiap orang. Ada yang sudah merasa bahagia saat bisa menikmati hidangan yang disuka. Ada pula yang bahagia ketika berhasil membeli tas mahal yang selama ini sudah diincar, dan banyak contoh lain definisi bahagia.

Sayangnya, ada beberapa persepsi keliru tentang makna bahagia yang kerap diyakini banyak orang. Ingin tahu seperti apa? Simak kelanjutannya di bawah ini!

1. Semakin banyak harta, akan semakin bahagia

5 Persepsi Keliru tentang Makna Bahagia yang Sering Orang Yakiniilustrasi bitcoin (unsplash.com/Thought Catalog)

Memiliki harta yang melimpah memang bisa meningkatkan kebahagiaan. Bagaimana enggak, kamu dan keluarga bisa hidup nyaman, tanpa harus mengkhawatirkan uang ketika ingin membeli sesuatu.

Namun, yang sering orang keliru, gak mesti dengan makin banyak harta, maka tingkat kebahagiaan pun akan semakin tinggi. Akan ada suatu titik, ketika semua kebutuhanmu itu sudah terpenuhi, kamu jadi merasa biasa saja dengan harta yang dipunya. Dan ini, yang sering jadi sumber malapetaka.

Tadinya, harta kamu pandang dengan penuh rasa syukur, kini karena cara pandangmu sudah berbeda, kamu merasa nilai harta sudah gak begitu berharga layaknya dulu masih kekurangan, kamu pun menghabiskannya pada hal-hal yang gak bijaksana. Bukan bahagia, kamu jadi kesepian dan hampa, meski dunia luar melihatmu serba wah!

2. Menerima, jauh lebih bahagia daripada memberi

5 Persepsi Keliru tentang Makna Bahagia yang Sering Orang Yakiniilustrasi memberi (pexels.com/RODNAE Productions)

Kita sering mendengar pepatah, “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”, atau memberi lebih disarankan daripada menerima. Dan ternyata, hal itu berkaitan, lho, dengan kebahagiaan hakiki.

Dilansir TheGuardian, melibatkan 632 orang pekerja Amerika, ditemukan, orang yang menghabiskan uangnya lebih banyak untuk orang lain, jauh lebih bahagia, dibanding para pekerja yang lebih banyak menghabiskan uangnya untuk diri sendiri.

Hasil riset yang dimuat dalam jurnal Science tersebut, juga mengamati jumlah bonus terhadap besar kebahagiaan yang mereka rasakan. Kesimpulannya, jumlah bonus yang tinggi gak berpengaruh terhadap perasaan bahagia yang mereka alami. Melainkan, cara mereka menghabiskan uang bonus itu. Yang banyak menghabiskan uangnya untuk orang lain atau untuk amal, memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.

Jadi, jangan pelit-pelit lagi, ya. Karena justru ketika kamu sering sedekah dan beramal, kamu jauh merasa lebih bahagia.

Baca Juga: 5 Langkah Mudah Menjadi Sosok yang Lebih Bahagia setelah Putus Cinta

dm-player

3. Semakin lama liburan, semakin bahagia

5 Persepsi Keliru tentang Makna Bahagia yang Sering Orang Yakiniilustrasi liburan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat kamu liburan, dan benar-benar menikmatinya, memang bisa memberi kebahagiaan. Akan tetapi, layaknya harta yang gak jamin bahagia ketika jumlahnya semakin meningkat, begitu pula dengan masa liburan.

Ketika kamu libur terlalu lama, antusiasmemu jadi berkurang. Karena sudah sifat manusia, kalau melakukan hal yang sama terus, lama-lama akan bosan.

4. Bahagia itu punya standar

5 Persepsi Keliru tentang Makna Bahagia yang Sering Orang Yakiniilustrasi wanita sedang mengetik (pexels.com/Vlada Karpovich)

Sebagian orang, mungkin akan melihat kalau makan bareng dengan teman adalah sesuatu yang membahagiakan. Namun, orang yang punya tugas menumpuk, malah akan menolak, dan memilih untuk berkutat di depan laptop supaya tugas itu selesai.

Sebagian orang mungkin punya standar sama mengenai kebahagiaan, misalnya kaya raya, punya pasangan yang sayang, dan sebagainya. Akan tetapi, dari contoh kasus di atas, orang yang mengerjakan tugas-tugasnya, sementara temannya leha-leha, mungkin kamu melihat itu sebagai penderitaan. Tapi baginya, itu suatu kebahagiaan. Bisa menyelesaikan pekerjaan yang sudah jadi tanggung jawabnya, memberinya kepuasan batin karena sudah membuktikan bahwa dia sosok yang bertanggung jawab.

5. Dendam akan memberimu kebahagiaan

5 Persepsi Keliru tentang Makna Bahagia yang Sering Orang Yakiniilustrasi tatapan wanita (pexels.com/Alessio Cesario)

Saat kamu disakiti, dan itu memberimu luka yang begitu menyiksa, sangatlah wajar ketika kamu ingin menyakiti balik. Biar dia tahu gimana rasanya sakit hati!

Dendam memang bisa memberi kepuasan. Tapi, cuma sementara. Justru dendam yang kamu simpan dalam hati, bisa mengurangi kebahagiaan. Pikiranmu selalu diisi hal-hal menyakitkan di masa lalu, dan bagaimana membalasnya. Auranya negatif terus!

Sekarang jadi sadar, ya, bahwa bahagia itu bisa beda-beda, dan kuantitas gak selalu sejalan dengan tingkat kebahagiaan!

Baca Juga: 5 Cara Bangun Sikap Loyal di Hubungan biar Kalian Bahagia dan Romantis

L A L A Photo Verified Writer L A L A

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times (Bruce Lee)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian

Berita Terkini Lainnya