5 Alasan Hakiki Penulis Membutuhkan Editor, Karyamu Jadi Layak Terbit

Dua profesi ini adalah satu kesatuan dan tidak bisa dipisah

Walaupun setiap penulis adalah editor pertama dan utama untuk karyanya sendiri, bukan berarti ia tidak membutuhkan editor yang profesional. Jadi, kamu yang ingin eksis di dunia kepenulisan wajib membiasakan diri untuk bekerja sama dengan editor.

Di awal kamu mendapatkan banyak revisi dari editor, kamu mungkin akan pusing bahkan kesal. Terkadang, revisi satu kali pun belum cukup untuk membuat karyamu dapat lekas diterbitkan. 

Meski begitu, kamu gak boleh menyerah dan hanya mau menerbitkan sendiri karyamu biar gak ribet berurusan dengan editor. Ini nih lima alasan pentingnya editor dalam karier seorang penulis. Simak, ya!

1. Setiap media atau penerbit memiliki aturan masing-masing

5 Alasan Hakiki Penulis Membutuhkan Editor, Karyamu Jadi Layak Terbitilustrasi editor bekerja (pexels.com/Ron Lach)

Contoh, di media A penulisan kata haruslah baku sesuai dengan yang ada dalam KBBI. Sebaliknya, media lain tidak perlu sebaku itu. Begitu juga ada penerbit yang hanya menerbitkan karya fiksi genre tertentu, misalnya novel religi.

Masih banyak lagi aturan yang hanya diketahui dengan pasti oleh editor di media atau penerbit tersebut. Sebagai penulis dari luar, kita harus menghargai dan mengikuti aturan di media atau penerbit yang kita tuju.

2. Mencegah terjadinya plagiat

5 Alasan Hakiki Penulis Membutuhkan Editor, Karyamu Jadi Layak Terbitilustrasi editor bekerja (pexels.com/Greta Hoffman)

Perih banget kan kalau mendapati karyamu diakui sebagai karya orang lain? Nah, tanpa kamu sadari, ada peran besar editor untuk menekan maraknya kasus plagiat.

Setiap karya tulis yang masuk ke media atau penerbit akan diperiksa keasliannya. Meski tidak menutup kemungkinan masih ada karya plagiat yang lolos dari pemeriksaan, pasti tak sebanyak seandainya gak ada profesi editor.

Baca Juga: IWF 2021: 6 Pesan dari Editor agar Artikel Commuters Cepat Terbit

3. Menemukan kekeliruan yang harus diperbaiki

dm-player
5 Alasan Hakiki Penulis Membutuhkan Editor, Karyamu Jadi Layak Terbitilustrasi editor bekerja (pexels.com/Monstera)

Penulis juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan dalam karyanya. Dari kesalahan tanda baca, penggunaan huruf kapital, informasi yang kurang akurat, sampai cacat logika dalam karya fiksi.

Makin panjang karya tulismu, makin mungkin kamu melakukan kekeliruan. Dengan bantuan editor, kekeliruan-kekeliruan itu dapat ditemukan dan kamu menjadi punya kesempatan untuk membuat karyamu menjadi lebih baik lagi.

4. Membantu penulis mendapatkan ide atau sudut pandang yang lebih fresh

5 Alasan Hakiki Penulis Membutuhkan Editor, Karyamu Jadi Layak Terbitilustrasi bekerja dengan laptop (pexels.com/Ivan Samkov)

Mungkin memang benar bahwa tak ada lagi ide yang betul-betul baru di dunia ini. Namun, cara mengolah ide lama dapat membuat karyamu terasa fresh, gak basi, dan tetap relevan untuk dibaca di masa sekarang.

Karena seorang editor telah membaca banyak sekali karya tulis, ia bisa memberimu masukan tentang sudut pandang berbeda untuk suatu tema. Juga, ide-ide yang masih jarang diangkat oleh penulis lain. Kamu tinggal mengeksekusinya deh.

5. Selain pembaca, orang terdekat penulis ya editor

5 Alasan Hakiki Penulis Membutuhkan Editor, Karyamu Jadi Layak Terbitilustrasi editor bekerja dengan bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tentu saja penulis juga punya keluarga. Akan tetapi, hidup seorang penulis tidak pernah dapat dilepaskan dari editor dan pembaca. Bahkan editor menjembatani karyamu dengan para pembaca.

Banyak lho penulis yang tak pernah menunjukkan naskah-naskah yang sedang atau telah dikerjakannya kecuali pada editor. Jadi, editor ialah sosok yang istimewa dan sangat dipercayai para penulis.

Hubungan antara kedua profesi ini memang terbilang unik. Sering kali penulis dan editor tidak pernah bertemu secara langsung. Namun, keduanya selalu punya semangat yang sama untuk memberikan yang terbaik buat pembaca.

Jadi, jangan enggan tulisanmu diseleksi dan diedit oleh editor, ya! Daripada kamu menerbitkannya sendiri dan ternyata banyak salahnya, kan? Nanti kamu bingung dan sedih kalau diprotes para pembaca yang kritis. Ayo, revisiannya cepet dikerjakan!

Baca Juga: Selain Menulis, 5 Skill yang Wajib Kamu Miliki untuk Jadi UX Writer

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya