5 Alasan Orang Menolak Tawaran Pekerjaan Sampingan, Jangan Tersinggung

2. Pekerjaan sampingan yang ditawarkan tidak disukai atau gak cocok dengan kemampuannya

ilustrasi atasan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Kamu sebaiknya tidak mengatai mereka sebagai terlalu pemilih dalam mencari pekerjaan sampingan. Bagaimanapun, itu haknya. Terlebih jika pekerjaan utamanya saja sudah gak sesuai dengan minatnya.

Dia mungkin memgharapkan pekerjaan sampingan yang lebih cocok dengan bidang yang disukainya agar tidak makin tertekan. Selain soal suka atau tidak suka, temanmu juga enggan memaksakan diri buat mengambil pekerjaan di luar kemampuannya.

Menurutnya, sekalipun itu hanya pekerjaan sampingan, harus tetap dilaksanakan sebaik pekerjaan utama. Sementara itu, asal-asalan dalam melaksanakan pekerjaan sampingan sama saja mempertaruhkan nama baiknya.

Baca Juga: 5 Pekerjaan Sampingan yang Cocok bagi Gen Z, Cari Uang Tambahan!

3. Tambahan penghasilan yang akan diperoleh tak sebanding dengan rasa lelah akibat bekerja dobel

ilustrasi diskusi pekerjaan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang yang bekerja sampingan mengeluarkan energi yang luar biasa besar setiap minggunya. Temanmu yang akan mengambil pekerjaan sampingan pastinya akan sangat mempertimbangkan soal besaran penghasilan yang dijanjikan. Kalau terasa tak sepadan dengan betapa lelahnya ia nanti, dia lebih suka beristirahat di rumah.

Bukankah kelelahan juga mendatangkan risiko baginya seperti menjadi lebih mudah sakit? Bila penghasilan dari suatu pekerjaan sampingan yang ditawarkan memang menggiurkan, itu bakal cukup buat dia menambah anggaran kesehatan.

Jangan sampai dia sudah bekerja ekstra, tapi ketika jatuh sakit pun masih kesulitan dari segi biaya. Itu artinya, hasil yang diperoleh tak sesuai dengan effort yang dilakukan. Mending cuma punya satu pekerjaan dan waktu selebihnya digunakan buat istirahat agar jiwa raga tetap sehat. Ia jadi gak perlu keluar ongkos lebih buat kesehatan.

4. Persoalan etis terkait loyalitasnya pada pekerjaan saat ini

ilustrasi mengobrol bersama teman (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Tidak semua orang mampu main tabrak saja kalau sudah diiming-imingi sejumlah uang. Kawanmu yang idealis pasti akan lebih loyal pada pihak yang selama ini telah berbaik hati memberinya kesempatan bekerja. 

Ia merasa wajib membayar kebaikan itu dengan tidak sembarangan menerima tawaran pekerjaan sampingan. Dia akan berhati-hati sekali supaya tak mengambil pekerjaan ekstra yang berpotensi merugikan kantor tempatnya selama ini bernaung. 

5. Tugasnya bukan cuma bekerja saja

ilustrasi diskusi bersama teman (pexels.com/fauxels)

Misalnya, ketika kamu menawarkan pekerjaan sampingan pada teman yang sudah berkeluarga. Benar bahwa dengan adanya anak-anak, lebih banyak penghasilan akan lebih baik dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari serta menyiapkan biaya pendidikannya.

Namun, apakah anak-anak hanya memerlukan uang dari orangtua? Tentunya tidak. Mereka juga membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan bimbingan langsung dari orangtua. Temanmu dan orangtua pada umumnya pasti bakal berusaha sebaik mungkin guna menjaga keseimbangan peran mereka di luar dan di dalam rumah.

Jangan sampai ada tugasnya sebagai orangtua yang terbengkalai. Uang segunung pun tak dapat mengembalikan anak yang kadung merasa tidak diperhatikan oleh orangtua dan terjerumus pergaulan yang negatif. Kamu yang masih single wajib memahami peran ganda temanmu.

Apabila kamu punya info pekerjaan sampingan, tetaplah membaginya pada teman yang kira-kira membutuhkan. Akan tetapi, jangan seakan-akan mewajibkan mereka buat mengambilnya. Dia yang hendak menjalaninya, bukan kamu. Cukup kabarkan lalu serahkan keputusannya pada temanmu.

Baca Juga: Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Menawarkan Pekerjaan Sampingan