5 Alasan untuk Tak Lagi Meremehkan Freelancer, Termasuk Penghasilannya

Pekerjaan apa pun asalkan halal sama baiknya, kan?

Anggapan tak bekerja kerap kali harus dihadapi freelancer. Tak peduli setiap hari dia melakukan sesuatu terkait dengan pekerjaannya, tetap saja banyak orang menilainya belum benar-benar bekerja.

Akibatnya, dia selalu didorong untuk lebih memikirkan masa depannya dan mencari pekerjaan tetap. Dorongan seperti ini justru dapat membuat orang yang sudah nyaman bekerja lepas menjadi tertekan dan merasa diremehkan.

Sudah waktunya untuk memperbaiki persepsi kita terkait pilihan orang menjadi freelancer. Hentikan anggapan buruk dan sikap meremehkan terhadap mereka. Mari kita pahami sisi lain dari dunia freelancer.

1. Freelancer kerap dipilih ketika seseorang lelah bekerja tetap

5 Alasan untuk Tak Lagi Meremehkan Freelancer, Termasuk Penghasilannyailustrasi bekerja dari rumah (unsplash.com/bovin wook)

Bekerja tetap dengan tetap bekerja memberikan makna dan dampak yang berbeda. Nyaman dengan bekerja tetap tentu juga dirasakan oleh sebagian orang.

Akan tetapi, bekerja secara tetap pada sebuah kantor biasanya menimbulkan banyak tekanan akibat adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi. Berbeda dengan berpedoman pada sekadar tetap bekerja.

Seseorang dapat lebih leluasa menentukan sendiri proyek yang akan diambilnya, kapan, di mana, serta bagaimana dia akan mengerjakannya. Target-target pun ditetapkannya sendiri.

2. Dengan menjadi freelancer, kamu bisa lebih mengikuti passion

5 Alasan untuk Tak Lagi Meremehkan Freelancer, Termasuk Penghasilannyailustrasi freelancer (unsplash.com/Felipe Bustillo)

Dengan bekerja secara tetap, sukar untuk menyesuaikan pekerjaan dengan passion yang dimiliki. Mempunyai pekerjaan tetap yang mendekati passion saja sudah suatu keberuntungan. 

Walaupun dari segi penghasilan lumayan, bukankah terkadang letak kepuasan diri tak cuma terkait dengan uang? Di titik ketika penghasilan tak lagi dapat memberikan kepuasan yang diinginkan, pilihan untuk menjadi freelancer perlu dipertimbangkan. 

Toh, dengan pengenalan yang baik akan passion serta kesempatan yang ada, potensi penghasilannya juga tak dapat diremehkan. Bahkan bila secara penghasilan di bawah saat ia bekerja tetap, kembali lagi bahwa kepuasan diri bukan cuma soal uang. 

Baca Juga: Banjir Job, 5 Tips Jadi Freelancer dengan Banyak Klien

3. Tuntutan terus belajar membuat freelancer selalu mengikuti perkembangan zaman

dm-player
5 Alasan untuk Tak Lagi Meremehkan Freelancer, Termasuk Penghasilannyailustrasi belajar bersama (unsplash.com/Finde Zukunft)

Menjadi freelancer yang enggan belajar dan mengikuti perkembangan zaman akan menjadi petaka buat diri sendiri. Sedikit banyak ini pasti bakal menyulitkannya dalam mendapatkan dan mengerjakan proyek-proyek yang ada.

Oleh karena itu, dunia freelancer sejatinya sangatlah dinamis. Tak heran apabila freelancer kerap dipilih oleh orang-orang yang menyukai kebebasan dan tantangan.

Dengan menjadi freelancer, kebosanan jarang melanda. Pun mendapati diri sendiri mampu terus mengikuti perkembangan zaman akan memunculkan rasa bangga serta keyakinan bakal selalu mampu bersaing dengan yang lain.

4. Sejauh diseriusi, secara penghasilan gak kalah dari pekerja tetap

5 Alasan untuk Tak Lagi Meremehkan Freelancer, Termasuk Penghasilannyailustrasi serius memikirkan pekerjaan (unsplash.com/Fotos)

Meski kebahagiaan bukan hanya tentang uang, mereka yang merasa tak puas bekerja tetap dengan gaji minimalis justru akan merasakan angin segar dengan beralih menjadi freelancer. Bisa dikatakan, freelancer boleh mematok sendiri penghasilan yang diinginkannya.

Jika tidak ingin tenaga terlalu diforsir, boleh saja menetapkan target penghasilan sekadar cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun kalau ingin penghasilan yang lebih banyak lagi, mereka bisa memacu diri sendiri untuk bekerja sampai batas maksimal kemampuannya.

5. Fleksibilitasnya lebih menawarkan kebahagiaan hidup

5 Alasan untuk Tak Lagi Meremehkan Freelancer, Termasuk Penghasilannyailustrasi pria bahagia (unsplash.com/Malte Helmhold)

Dapat mengatur sendiri waktu dan jumlah pekerjaan membuat siapa pun merasa lebih memiliki kendali atas hidupnya. Istilah budak korporat tak ada dalam kehidupan freelancer. 

Freelancer juga dapat menyebut diri sendiri sebagai pengabdi cuan ketika mereka mencari sebanyak mungkin kesempatan untuk menambah penghasilan. Akan tetapi, efek psikologisnya berbeda dengan orang yang merasa dirinya tak lebih dari budak korporat.

Saat menjadi budak korporat lebih mengesankan pemaksaan oleh pihak yang lebih memiliki kuasa, pengabdi cuan adalah pilihan pribadi. Tidak adanya perasaan terpaksa membuat mereka lebih bahagia dalam menjalani pekerjaannya.

Memang akan sulit untuk orang yang telah lama bekerja secara tetap buat memahami dunia freelancer yang amat berbeda. Akan tetapi, penting untuk kita menggarisbawahi bahwa keduanya sama-sama jalan untuk mendapatkan nafkah.

Selagi seseorang merasa baik-baik saja secara finansial meski dia freelancer, itu sudah menjadi tanda bahwa tidak ada yang salah dari pilihannya. Tinggal kita meluaskan pengetahuan serta meningkatkan kemampuan dalam menghargai pekerjaan orang lain.

Baca Juga: 5 Tantangan yang Dihadapi Freelancer, Waspadai Rasa Bosan!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya