7 Kondisi Psikis yang Dapat Mendorong Seseorang Berbuat Nekat

Lekas beri bantuan jika ada yang mengalaminya #IDNTimesLife

Terlalu banyak tekanan dalam hidup terkadang membuat seseorang hilang arah hingga terlintas pikiran untuk berbuat nekat. Perbuatan nekat di sini meliputi segala tindakan yang diambil tanpa terlebih dahulu memikirkan risikonya. Tindakan itu dapat menyakiti atau merugikan diri sendiri maupun orang lain, bisa juga menimbulkan kegaduhan.

Sekadar mengutuk tindakan nekat orang lain tidaklah cukup. Kita juga perlu mencari tahu kemungkinan sebab-sebabnya. Agar hal yang sama tidak terjadi pada orang-orang di sekitar kita, kita bisa mencoba membantunya. Yuk, ikuti uraian selengkapnya berikut ini.

1. Tidak tahu ada cara lain yang lebih baik

7 Kondisi Psikis yang Dapat Mendorong Seseorang Berbuat Nekatilustrasi merasa buntu (unsplash.com/sashafreemind)

Contoh, seseorang yang baru mengalami PHK. Ia tidak memiliki bayangan apa pun tentang cara mendapatkan uang selain dari pekerjaan lamanya. Terdesak kebutuhan yang harus tetap dipenuhi, ia nekat melakukan kejahatan.

Kita pasti tahu bahwa banyak orang yang kehilangan pekerjaan tak lantas melakukan perbuatan seperti ini. Artinya, PHK hanyalah salah satu penyebabnya. Ada penyebab lain yang lebih penting sehingga ia terdorong berbuat senekat itu.

Benar, besar kemungkinan ia kurang memahami banyaknya cara lain yang dapat dicoba untuk bertahan hidup. Misalnya, banting setir dari pekerja kantoran menjadi pedagang. Bisa juga dia tahu, tetapi ketidakmampuannya bersikap fleksibel membuatnya mengabaikan cara itu.

2. Merasa dirinya tidak berharga

7 Kondisi Psikis yang Dapat Mendorong Seseorang Berbuat Nekatilustrasi korban kekerasan (unsplash.com/fairytailphotography)

Banyak hal dapat membuat seseorang merasa dirinya tidak berharga. Mulai dari kegagalan yang bertubi-tubi sehingga ia merasa tidak berkompeten, sampai perlakuan yang amat buruk dari orang lain.

Misalnya, terus menjadi sasaran kekerasan fisik maupun psikis oleh pasangan atau orangtua. Ia menjadi merasa tidak memiliki kehormatan layaknya orang lain. Ia lantas berpikir jika dirinya tidak ada lagi di dunia ini, tak akan ada orang yang peduli apalagi menangisinya.

Ada atau tiadanya dirinya tidaklah penting bagi siapa pun. Namun jika dia "menghilang", dia menjadi tidak perlu lagi mengalami perlakuan buruk yang selama ini menimpanya.

3. Rasa malu yang sangat kuat

7 Kondisi Psikis yang Dapat Mendorong Seseorang Berbuat Nekatilustrasi merasa malu (unsplash.com/melwasser)

Inilah sebabnya, kita harus sangat berhati-hati dalam memperlakukan orang lain. Jangan sampai membuat siapa pun merasa terlalu malu, apalagi di depan orang banyak. 

Setiap orang memiliki harga diri dan rasa malu muncul ketika ia merasa harga dirinya diinjak-injak. Semua orang tentu akan merasa tidak terima dan beberapa di antaranya bisa saja berbuat nekat demi mengobati rasa malu itu.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Simpel Bikin Hidup Makin Tenang dan Bahagia, Tepis Cemas 

4. Kurangnya kendali diri saat marah atau sedih

dm-player
7 Kondisi Psikis yang Dapat Mendorong Seseorang Berbuat Nekatilustrasi seorang pria (unsplash.com/24k)

Semua orang dapat merasakan kemarahan maupun kesedihan yang kuat oleh berbagai sebab. Akan tetapi, tidak setiap orang mampu mengendalikan ekspresi dari kedua emosi tersebut.

Akibatnya, kemarahan dapat mendorong seseorang terlibat adu jotos atau melakukan pembalasan dendam. Begitu pula mereka yang tidak mampu mengendalikan diri ketika bersedih bisa sampai berpikir tentang bunuh diri.

5. Putus asa setelah kegagalan berulang

7 Kondisi Psikis yang Dapat Mendorong Seseorang Berbuat Nekatilustrasi merasa putus asa (unsplash.com/kelli_mcclintock)

Kalau pada poin pertama, seseorang cepat sekali merasa menemukan jalan buntu, kali ini dia telah berusaha melakukan berbagai hal. Hanya saja, keberuntungan tak kunjung menghampirinya.

Dia berada dalam kondisi yang sangat lelah dan tidak tahu harus bagaimana lagi untuk mencapai keinginannya. Ketika cara yang benar tak juga memberikan hasil sepadan, cara-cara yang buruk sebagai jalan pintas mulai mengisi pikirannya.

6. Kesepian yang mendalam dan rasa haus akan perhatian

7 Kondisi Psikis yang Dapat Mendorong Seseorang Berbuat Nekatilustrasi seorang pria dan nyala lilin (unsplash.com/cferdo)

Seperti disebutkan di awal, perbuatan nekat tidak melulu menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Sengaja menciptakan kegaduhan demi mendapatkan perhatian dari orang banyak juga termasuk di dalamnya.

Konsekuensi dari perbuatan itu seperti tidak sempat dipertimbangkannya. Misalnya, dia menjadi harus menanggung sanksi hukum dan sanksi sosial.

Masalahnya, rasa kesepian dan haus akan perhatian tidak selalu terjadi pada orang-orang yang seperti tak punya teman. Orang yang dunianya selalu riuh pun dapat diam-diam memendam perasaan seperti ini.

7. Berhadapan dengan pilihan-pilihan yang sama sulitnya

7 Kondisi Psikis yang Dapat Mendorong Seseorang Berbuat Nekatilustrasi kesedihan (unsplash.com/mar28mar)

Jika seseorang dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sama menyenangkan atau menguntungkannya, tentu dia dengan mudah memilih yang mana pun. Demikian juga bila satu pilihan jelas lebih menguntungkan daripada pilihan yang lain.

Situasinya menjadi sulit saat ia hanya memiliki pilihan yang sama buruknya dan tidak ia sukai. Walau dipertimbangkan dengan sangat cermat, ia terlanjur enggan dan memutuskan pilihannya tanpa berpikir panjang.

Lalu, apa yang dapat kita lakukan saat berada di dekat orang yang berpotensi untuk berbuat nekat? Pertama, kita harus memikirkan keselamatan diri sendiri dulu kalau-kalau kenekatannya dapat membahayakan kita.

Kedua, mencoba menenangkannya dan mengajarinya berpikir lebih jauh tentang berbagai konsekuensi dari perbuatan serta banyaknya alternatif solusi untuk masalah yang sedang dihadapinya. Ketiga, kita perlu mencari bantuan bila kita khawatir tidak akan dapat mencegah perbuatan nekatnya.

Baca Juga: Doa Muslim untuk Ketenangan Hati dan Terhindar dari Cemas

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya