7 Pandangan Miring pada Penulis, Siapkan Mentalmu buat Menghadapinya

Sebagian mengagumi, sebagian lagi mencibir

Kalau kamu menulis cuma buat mengejar rasa kagum orang lain, sepertinya dirimu akan kecewa. Walaupun ada orang yang menaruh respek terhadap pilihan hidup dan karya-karyamu, yang meremehkannya juga tidak sedikit. Mereka biasanya jarang bersinggungan dengan bacaan.

Atau, mereka hanya akrab dengan jenis tulisan tertentu dan karyamu tidak termasuk dalam seleranya. Oleh karena itu, kamu perlu menyiapkan mental agar tidak berhenti menulis gara-gara pandangan miring seperti di bawah ini. Tetap fokus di jalanmu sebagai penulis, ya.

1. Penulis fiksi dan puisi sering dianggap cuma main-main

7 Pandangan Miring pada Penulis, Siapkan Mentalmu buat Menghadapinyailustrasi penulis (pexels.com/Vlada Karpovich)

Pikir mereka, menulis keduanya gak perlu riset dan bisa dilakukan oleh semua orang. Apa pun latar belakang pendidikannya tidak berpengaruh sehingga penulis fiksi dan puisi kerap dikira tak memerlukan keahlian apa pun.

Kenyataannya, untuk dapat menghasilkan karya fiksi atau puisi yang baik gak bisa asal-asalan. Meski latar belakang pendidikan bukan penentunya, penulis fiksi dan puisi tetap harus belajar dan terus menambah pengalamannya dalam menulis. Bukan sekali menulis langsung jadi serta hasilnya bagus.

2. Penghasilannya sangat kecil

7 Pandangan Miring pada Penulis, Siapkan Mentalmu buat Menghadapinyailustrasi penulis (pexels.com/Anna Shvets)

Memang tidak mudah untuk memperoleh penghasilan fantastis dari pekerjaan menulis ketika minat baca masyarakat juga belum tinggi. Namun, dunia menulis amatlah luas. Penulis profesional bisa mendapatkan lebih banyak penghasilan dengan menguasai beragam jenis tulisan.

Belum lagi saat ia menjadi pembicara, memberikan pelatihan menulis, atau menang lomba. Jika ditotal, penghasilan penulis dapat jauh melampaui bayangan orang yang meremehkannya. Segala sesuatu bila dikerjakan dengan serius tentu bakal memberikan hasil yang sepadan.

3. Kalau penulisnya tidak terkenal, berarti karyanya jelek

7 Pandangan Miring pada Penulis, Siapkan Mentalmu buat Menghadapinyailustrasi penulis (pexels.com/Los Muertos Crew)

Apakah semua yang viral di media sosial pasti bagus dan mendidik? Tidak, kan? Begitu pula dengan karya tulis. Hanya karena nama penulisnya belum pernah terdengar, bukan berarti karyanya pasti tak bermutu.

Sayangnya, anggapan demikian kerap dihadapi penulis. Sebagian orang sudah terlebih dahulu enggan membaca jika melihat nama penulisnya tidak terkenal. Mestinya sih, karyanya dibaca dulu agar mereka tahu dengan pasti kualitasnya dan memberi kesempatan untuk penulis potensial makin dikenal orang.

Baca Juga: 5 Alasan Menulis Juga Butuh Konsistensi, Penulis Wajib Tahu!

4. Penulis yang produktif patut dicurigai, jangan-jangan cuma memplagiat

dm-player
7 Pandangan Miring pada Penulis, Siapkan Mentalmu buat Menghadapinyailustrasi penulis (pexels.com/cottonbro studio)

Menjadi penulis kadang juga serba salah. Kalau kamu jarang menerbitkan karya baru, kemampuanmu dalam menulis menjadi diragukan orang. Selain tentunya juga mengurangi pemasukanmu.

Namun begitu kamu lebih produktif dari rata-rata penulis dalam berkarya, dirimu malah dituduh melakukan kecurangan. Seperti menjiplak karya orang lain atau punya hubungan khusus dengan redaksi media massa dan penerbit. Padahal, semua itu murni kerja kerasmu.

5. Malas bekerja yang sesungguhnya

7 Pandangan Miring pada Penulis, Siapkan Mentalmu buat Menghadapinyailustrasi penulis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pandangan seperti ini tentu akan membuatmu bingung. Perasaan kamu sudah setiap hari bekerja bahkan dalam waktu yang lebih panjang ketimbang jam kerja kantor. Akan tetapi, orang-orang di sekitarmu tetap saja menganggapnya bukan pekerjaan sungguhan.

Mayoritas orang lebih mudah menghargai karyawan karena status, cara kerja, posisi, serta gajinya jelas. Itulah bayangan pekerjaan bagi mereka. Sementara itu, apa yang akan kamu kerjakan saja hanya menjadi pengetahuan alam pikiranmu. Maka bagi banyak orang, menulis bukanlah pekerjaan, terlepas dari kamu memperoleh penghidupanmu dari kegiatan itu.

6. Tak memikirkan masa depan

7 Pandangan Miring pada Penulis, Siapkan Mentalmu buat Menghadapinyailustrasi penulis (pexels.com/Matilda Wormwood)

Ini berkaitan dengan pandangan tentang kecilnya pendapatan penulis. Orang-orang menjadi sangsi, bagaimana kamu akan merencanakan kehidupanmu dengan baik sampai jauh ke masa depan? Kamu tidak punya uang pensiun dan penghasilanmu berupa honorarium atau royalti, bukan gaji.

Padahal sebenarnya tidak masalah penghasilanmu disebut gaji, honorarium, royalti, atau laba. Semuanya sama-sama bentuk pembayaran atas hasil kerjamu dan berwujud uang. Soal pengggunaannya tentu bergantung masing-masing orang. Jika kamu bijaksana mengelola pendapatan, masa depanmu aman-aman saja, kok. Bahkan royalti dapat diturunkan sampai ahli warismu kelak.

7. Cuma jago menyusun kata-kata, tindakan tidak sesuai

7 Pandangan Miring pada Penulis, Siapkan Mentalmu buat Menghadapinyailustrasi penulis (pexels.com/Samson Katt)

Kehidupan penulis memang tidak bisa terlepas dari kata-kata. Kamu membaca kata-kata yang dituliskan orang lain. Dirimu pun merangkai kata-katamu sendiri agar dapat dibaca oleh orang banyak.

Duniamu penuh kata. Akan tetapi, ini tak berarti kamu cuma mahir omong kosong. Apa yang kamu tulis bisa berangkat dari pengalaman. Bisa juga merupakan bahan renungan dan motivasi buat diri sendiri yang akan memengaruhi setiap tindakanmu kemudian.

Lebih baik siap dikomentari miring terkait keputusanmu menjadi penulis daripada kamu cuma sibuk membayangkan aneka pujian serta rasa kagum orang. Tujuannya, biar kamu tidak mudah kehilangan semangat menulis atau minder dalam pergaulan. Teruslah berkarya apa pun kata orang.

Baca Juga: 5 Tips Menulis Artikel Cepat dan Terstruktur, Penulis Wajib Tahu!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya