Dipercaya Jadi Leader, Pantang untukmu Melakukan 6 Hal Ini

#IDNTimesLife Kepercayaan itu harus dijaga! 

Orang yang belum pernah memimpin orang banyak biasanya akan meremehkan tugas seorang pemimpin. Seakan-akan semuanya begitu mudah, pasti beres jika dirinya menjadi pemimpin. Padahal, menjadi pemimpin itu gak mudah, lho.

Makin banyak anggota yang dipimpin, makin besar juga tantangannya. Gak usah jauh-jauh membahas sekelas pemimpin negara deh, memimpin kelompok kerja saja sudah gak gampang. Nah, sebagai pengetahuan dasar, jika kamu diipercaya menjadi leader, kamu harus menghindari 6 hal berikut ini.

1. Menganakemaskan salah satu anggota 

Dipercaya Jadi Leader, Pantang untukmu Melakukan 6 Hal IniPexels.com/jonathanborba

Bahkan jika kamu punya alasan kuat seperti anggota itu luar biasa berprestasi, kamu harus tetap adil pada anggota yang lain. Jangan sampai lama-kelamaan kamu terkesan cuma memberi kesempatan berkembang untuknya.

Misal, saking percayanya kamu pada kemampuannya, kamu selalu memberinya tugas yang membuatnya mendapatkan perhatian dari orang banyak. Proyek-proyek yang paling banyak uangnya pun cuma kamu berikan padanya.

Kalau seperti ini, motivasi anggota yang lain tentu akan menurun. Mereka bisa bersikap masa bodoh pada setiap tugas karena merasa gak diberi kesempatan yang sama. Padahal tugasmu sebagai pemimpin adalah memunculkan potensi setiap anggota, bukan hanya menonjolkan salah satu.

Makin mengesalkan kalau kamu menganakemaskan salah satu anggota hanya karena kalian punya hubungan kekerabatan. Atau malah, kamu lagi naksir dia. Ini tandanya kamu benar-benar gak profesional.

2. Menggunakan kekuasaanmu untuk memaksakan kehendak 

Dipercaya Jadi Leader, Pantang untukmu Melakukan 6 Hal IniPexels.com/olly

Mentang-mentang menjadi pemimpin yang punya hak mengambil keputusan, lantas semaunya sendiri. Seperti gak peduli dengan pendapat anggota. Terlebih jika pendapat anggota begitu berbeda dari pendapatmu atau gak menguntungkanmu secara pribadi.

Gak boleh begini kalau mau menjadi pemimpin yang baik. Kamu harus mendengarkan pendapat seluruh anggota. Yang berbeda coba dicarikan titik temunya sehingga bisa dirumuskan dalam satu keputusan yang cukup memuaskan semua pihak.

Kalaupun gak mungkin, pendapat-pendapat itu ditampung seluruhnya dan disusun menjadi beberapa alternatif tindakan. Bila alternatif pertama ternyata gak berhasil, gunakan alternatif tindakan kedua dan seterusnya.

3. Gak menghargai hasil kerja keras anggota 

Dipercaya Jadi Leader, Pantang untukmu Melakukan 6 Hal IniPexels.com/gustavo-fring

Buat apa punya sekian banyak anggota yang selalu siap membantumu mencapai tujuan bersama jika kamu bahkan gak bisa menghargai kerja keras mereka? Apa pun yang mereka lakukan selalu tampak salah di matamu.

Di sisi lain, kamu belum tentu bisa menunjukkan cara dan hasil kerja yang lebih baik bila ada di posisi mereka. Kamu mencela mereka, gak pernah mengapresiasi, bahkan meminta mereka merombak hasil kerja berkali-kali.

Atau mungkin, kamu yang selalu merasa gak puas dengan hasil kerja orang lain lalu berusaha mengubah semuanya sendirian. Bukannya jadi lebih baik, malah jadi kacau. Kalau begini caranya, lebih baik kamu bekerja secara individual saja. Gak usah bikin tim.

dm-player

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Seorang Introver Adalah Sosok Pemimpin yang Baik

4. Cuma main perintah, gak mau sesekali turun tangan 

Dipercaya Jadi Leader, Pantang untukmu Melakukan 6 Hal IniPexels.com/picha-stock-2210122

Benar, salah satu tugas pemimpin adalah membagi tugas dan mendelegasikannya pada orang-orang yang dinilai paling sesuai untuk tugas tersebut. Namun bukan berarti tangan seorang pemimpin harus selalu bersih.

Kamu selalu cuma menunjuk sana sini. Jika ini terus dilakukan, bisa-bisa lama-kelamaan perintahmu gak relevan dengan tantangan yang sebenarnya sedang dihadapi. Sesekali turunlah dari kursi nyamanmu dan lihat apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Anak buahmu mungkin sedang bergulat setengah mati dengan tugas-tugasnya. Sebagai pemimpin, kemungkinan besar kamu punya pengalaman dan kemampuan lebih. Apa salahnya sesekali membantu anggota sendiri? Biar tugas lebih cepat beres juga, kan?

5. Gak mau tahu kesulitan yang dihadapi anggota 

Dipercaya Jadi Leader, Pantang untukmu Melakukan 6 Hal IniPexels.com/divinetechygirl

Apa gunanya punya pemimpin yang sama sekali gak peduli akan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anggotanya? Ya, menjadi pemimpin itu harus siap menjadi tempat anggota mengadukan masalah mereka.

Bukan malah menutup mata dan telinga, lalu melipat kedua tangan. Pada siapa lagi anggotamu akan menceritakan masalah mereka kalau bukan padamu? Bahkan pemimpin yang baik gak cuma peduli pada kesulitan anggota terkait tugas mereka.

Namun juga bila mereka ada masalah pribadi. Kenapa? Karena dia tahu sekalipun seseorang sudah berusaha profesional di tempat kerja, peliknya masalah pribadi bisa menyita energinya dan menurunkan kinerjanya.

6. Gak mau meningkatkan kemampuan diri, tetapi anggota wajib! 

Dipercaya Jadi Leader, Pantang untukmu Melakukan 6 Hal IniPexels.com/@tima-miroshnichenko

Sekilas, ini enak buatmu. Namun sebenarnya ini malah gak ubahnya menggali kuburan sendiri. Ingat ya, persaingan itu kejam. Apalagi di dunia kerja. Budaya sikut-sikutan kadang sudah dianggap wajar.

Kalaupun gak dilakukan dengan cara curang, sedikit saja kamu kalah dari orang lain, posisimu bisa langsung terancam. Orang-orang yang kamu pimpin lama-kelamaan malah bisa menjatuhkan posisimu.

Tentu ini gak berarti kamu perlu menutup kesempatan untuk mereka dapat meningkatkan kemampuan. Namun tumbuhlah bersama. Anggotamu saja wajib meningkatkan skill, masa kamu sendiri gak? Sebagai pemimpin, kamu harus belajar lebih banyak ketimbang mereka.

Jika kamu bisa menghindari 5 sikap di atas, kamu akan menjadi pemimpin top. Anggotamu pasti puas dengan kepemimpinanmu. Kelak kamu gak lagi menjadi leader, mereka akan mengenangmu sebagai pemimpin yang layak ditiru. Tertarik?

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu dikembangkan untuk Menjadi Pemimpin yang Berpengaruh

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Berita Terkini Lainnya