6 Sebab Orang Memutuskan Resign Justru di Puncak Karier, Gak Sayang?

Sudah capek mengejar karier sejak muda

Umumnya, orang memutuskan resign karena ketidakpuasan dalam bekerja atau merasa kariernya berjalan di tempat. Namun, ada pula orang yang justru memilih mundur dari pekerjaannya saat berada di puncak karier.

Keputusan ini tentu mengejutkan semua orang, baik pihak kantor maupun orang-orang terdekatnya. Komentar yang umum misalnya, "Serius? Sayang banget, lho."

Sekalipun kita rela bertukar tempat dengannya, keputusan resign ini juga bukan tanpa sebab yang kuat. Seandainya kita berada di posisinya, kita mungkin juga memutuskan hal yang sama. Cari tahu, yuk, beberapa sebab orang memutuskan mundur dari pekerjaannya saat berada di puncak karier!

1. Ada hal-hal yang sangat bertentangan dengan idealismenya

6 Sebab Orang Memutuskan Resign Justru di Puncak Karier, Gak Sayang?ilustrasi bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ketidakcocokan ini baru terasa setelah ia menempati jabatan yang tinggi di kantor. Dia mulai mengerti bahwa tindakan-tindakan curang kerap kali sengaja dilakukan demi keuntungan perusahaan. Dulu saat dia belum pegang jabatan apa-apa, ia gak tahu soal seperti ini.

Meski sebagian orang mau-mau saja diajak memalsukan data, menyuap, atau menggelembungkan biaya untuk meraup keuntungan besar dalam setiap proyek; tidak demikian dengannya. Ada rasa bersalah yang amat kuat jika dia menuruti permintaan atasan. Ketika nuraninya menang, ia lebih suka memilih mundur dari jabatan tersebut bahkan resign sekalian.

2. Masalah kesehatan yang serius

6 Sebab Orang Memutuskan Resign Justru di Puncak Karier, Gak Sayang?ilustrasi sakit (pexels.com/Marcus Aurelius)

Seperti karyawan lain, ia juga bisa mengajukan izin sakit. Akan tetapi, apabila sakitnya tergolong berat dan memerlukan perawatan intensif dalam waktu lama, seseorang akan mempertimbangkan kemungkinan resign. Tentu bukannya tanpa konflik batin.

Satu sisi, dia memerlukan penghasilan dan jaminan kesehatan dari kantor. Namun, ia sadar bahwa egois juga apabila tetap bertahan padahal dirinya tak lagi mampu menjalankan tugas dengan baik. Bahkan, kerapnya dia menjalani perawatan yang panjang membuat banyak pekerjaan terbengkalai dan rekan kerja kelimpungan saat memerlukannya.

3. Merasa secara materi sudah cukup buat ke depannya

6 Sebab Orang Memutuskan Resign Justru di Puncak Karier, Gak Sayang?ilustrasi seorang pria (pexels.com/Antony Trivet)

Jika dilihat dari kariernya yang sedang bagus-bagusnya, secara penghasilan pastinya juga besar. Setelah ia menduduki jabatan mentereng sekian lama, pundi-pundinya telah membengkak dan dirasa lebih dari cukup buat menghidupi diri serta keluarganya.

Ketika motif uang tak lagi ada, sebagian orang gak terdorong untuk capek-capek bekerja. Termasuk dirinya, yang bukan hanya punya dana darurat yang cukup. Namun juga investasi, tabungan pensiun yang aman, asuransi jiwa dan kesehatan, serta tabungan pendiidkan yang mampu mengantarkan anak ke jenjang pendidikan tertinggi. 

dm-player

Baca Juga: [QUIZ] Kuis Ini Bantu Kamu Memutuskan Lebih Baik Resign atau Tidak

4. Ada tawaran yang lebih menarik

6 Sebab Orang Memutuskan Resign Justru di Puncak Karier, Gak Sayang?ilustrasi perempuan (pexels.com/Alena Darmel)

Resign ternyata bukan akhir dari perjalanan kariernya. Dia memang mengakhiri kariernya di kantor tersebut. Akan tetapi, ini semata-mata agar dia dapat melanjutkan kariernya di kantor yang lain.

Bukankah seseorang dengan karier cemerlang selalu diincar banyak pihak buat diajak bergabung? Ajakan seperti ini tentunya tak datang dengan tangan kosong melainkan juga janji penghasilan yang lebih tinggi. Dia resign buat mendapatkan posisi serta pendapatan yang lebih baik lagi.

5. Tak ingin menunggu sampai karier meredup

6 Sebab Orang Memutuskan Resign Justru di Puncak Karier, Gak Sayang?ilustrasi seorang pria (pexels.com/Nicola Barts)

Matahari saja bisa tenggelam, apalagi karier seseorang. Sebagus apa pun kariernya, cepat atau lambat pasti akan meredup juga. Bagi orang yang telah tiba di puncak karier, bayangan tersebut dapat terasa amat menakutkan. 

Daripada teman-teman menyaksikan perjalanan kariernya yang meredup, lebih baik ia resign duluan. Dengan demikian, ia akan dikenang orang secara lebih positif. Meski tentu saja ada potensi dia bakal menyesal karena kariernya sebenarnya masih bisa naik lagi.

6. Menebus rasa lelah karena mengejar karier sejak muda

6 Sebab Orang Memutuskan Resign Justru di Puncak Karier, Gak Sayang?ilustrasi bersantai (pexels.com/Carsten Vollrath)

Perjalanan menuju puncak karier tentunya gak mudah. Makin muda usianya saat sampai di posisi tertinggi dalam kariernya, makin keras pula usahanya. Ketika mayoritas teman seusianya masih santai, ia telah bekerja keras. 

Walau saat itu dia juga menikmatinya, akan ada masanya ia ingin mengembalikan waktu yang hilang dari hidupnya. Keputusan resign dipilih supaya dia dapat lebih menikmati hidup serta kesenangan-kesenangan yang semasa muda dilewatkannya demi bekerja.

Sekalipun banyak orang menyayangkan keputusannya resign, ternyata masuk akal juga bila melihat sebab-sebab di atas. Kalau suatu saat kamu berpikir untuk melakukan hal yang sama, hitung baik-baik kesiapan finansialmu, ya.

Jangan sampai kamu penuh percaya diri melepas karier yang diidamkan banyak orang, tapi sangat menyesalinya di kemudian hari. Pastikan kamu punya penghasilan pasif yang besar dan lancar. Jangan cuma menggerogoti tabungan yang bakal habis juga.

Baca Juga: 5 Tips Memiliki Finansial yang Aman sebelum Memutuskan Resign Kerja

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya