5 Bahaya Menyampaikan Kritik Destruktif, Rawan Konflik!

Destruktif sering kali bersifat menjatuhkan seseorang

Sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, tentu kita sudah akrab dengan beragam kritik dan juga koreksi dari orang lain. Bahkan tidak jarang kita tampil menjadi sosok yang menyampaikan kritikan terhadap kekurangan orang lain. Tapi sayangnya, tidak semua orang paham bagaimana cara menyampaikan kritikan yang tepat.

Alih-alih mengoreksi kekurangan dengan cermat serta memberikan saran yang membangun, yang ada kita justru menyampaikan kritik secara destruktif. Padahal ini menyimpan sisi negatif tersendiri, lho. Berikut ini merupakan lima bahaya ketika kamu sering menyampaikan kritikan secara destruktif.

1. Merusak mental seseorang 

5 Bahaya Menyampaikan Kritik Destruktif, Rawan Konflik!ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Anna Shvets)

Pernahkah kamu mengucapkan sebaris kritikan yang pedas dan terkesan memojokkan? Sikap seperti ini menjadi hal yang lumrah ditemukan di lingkungan sekitar. Padahal tata cara dalam menyampaikan kritik itu perlu diperhatikan, lho, bukan asal sembarangan dan sesuka hati.

Salah satu di antara bahaya kritikan destruktif yang bisa saja terjadi yaitu berpotensi merusak mental seseorang. Akibat perilaku tidak bijak tersebut, seseorang jadi merasa rendah diri dan takut jika karyanyan akan mendapatkan penolakan yang sama ke depannya.

2. Membunuh kreativitas 

5 Bahaya Menyampaikan Kritik Destruktif, Rawan Konflik!ilustrasi tidak bersemangat (pexels.com/George Milton)

Keberadaan kritik yang destruktif memang menjadi perilaku buruk yang dianggap wajar. Menyoroti kekurangan terlalu berlebihan dan memunculkan anggapan bahwa seseorang tersebut tidak akan maju dan tidak bisa melakukan yang terbaik ke depannya. Dengan kata lain, secara tidak langsung kamu mengatakan bahwa apa yang dilakukan seseorang sia-sia.

Perilaku seperti ini tentu saja menyimpan bahaya tersendiri. Salah satu hal yang sangat mungkin terjadi adalah terbunuhnya kreativitas seseorang. Mereka yang mendapat kritik tersebut diliputi ketakutan jika ide dan juga karya-karyanya tidak dihargai dan dipandang sebelah mata.

3. Rawan dijatuhkan dengan cara yang sama

5 Bahaya Menyampaikan Kritik Destruktif, Rawan Konflik!ilustrasi memberikan komentar (pexels.com/Kampus Production)
dm-player

Siapa, sih, yang tidak kenal dengan kritikan pedas? Kamu cenderung melebih-lebihkan kekurangan yang ada seolah tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki. Tanpa disadari, ini bisa membawa serangkaian dampak negatif yang bisa merugikan diri sendiri, lho ke depannya.

Rawan dijatuhkan dengan cara yang sama merupakan salah satu bahaya yang siap tidak siap harus dihadapi ketika kamu hobi menyampaikan kritikan destruktif. Mereka yang sakit hati akan melakukan hal serupa agar kamu juga merasakan bagaimana ketika dipermalukan dan dipandang sebelah mata.

Baca Juga: 7 Cara Menyampaikan Kritik yang Beretika di Media Sosial, Terapkan!

4. Bisa jadi bumerang bagi diri sendiri 

5 Bahaya Menyampaikan Kritik Destruktif, Rawan Konflik!ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Khwanchai Phanthong)

Kritikan sejatinya adalah hal positif yang bisa membuat kita berkembang menjadi individu yang lebih baik. Baik itu bagi mereka yang menerima kritik maupun yang menyampaikan kritik. Namun demikian, tidak sedikit di antara kita yang merasa paling benar dan sempurna sehingga menyampaikan kritikan secara asal bahkan bersifat menjatuhkan.

Menjadi seseorang yang sering menyampaikan kritikan destruktif, sudah pasti ini bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Ibarat kata pepatah, apa yang ditanam pasti kelak akan dituai. Akibat hal tersebut, bisa saja karya dan ide-idemu akan ditolak oleh orang-orang yang pernah merasa sakit hati dan dipermalukan.

5. Rawan menimbulkan konflik 

5 Bahaya Menyampaikan Kritik Destruktif, Rawan Konflik!ilustrasi berdebat (pexels.com/Yan Krukov)

Menyampaikan kritikan pada kenyataannya memang susah-susah gampang. Kamu tidak sekedar menyoroti kekurangan yang ada. Namun harus bisa menyampaikan koreksi tersebut dengan bahasa yang tepat dan tidak membuat seseorang merasa sakit hati atau tidak dihargai.

Rawan menimbulkan konflik merupakan salah satu bahaya yang bisa saja terjadi ketika kamu menyampaikan kritik yang bersifat destruktif. Apa yang kamu sampaikan bukan tidak mungkin akan menimbulkan pro kontra dan menyulut kemarahan masyarakat.

Menyampaikan kritik memang tidak bisa dilakukan sembarangan. Setelah mengetahui lima bahaya di atas, apakah kamu masih yakin ingin terus menyampaikan kritikan yang bersifat destruktif?

Baca Juga: 5 Tips Berikan Kritik Konstruktif agar Mudah Diterima Orang

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya