5 Alasan dan Fakta Sejarah Berdirinya Candi Penataran di Blitar

Dibangun untuk perlindungan dari Gunung Kelud #IDNTimesScience

Berbicara mengenai bangunan bersejarah di Indonesia memang tidak ada habisnya karena negara Indonesia mempunyai nilai kebudayaan yang tinggi. Salah satu bangunan bersejarah yang paling sering dibahas adalah candi. Mulai dari arsitektur hingga cerita di balik kemegahannya selalu menjadi topik yang memiliki daya pikat tersendiri.

Dilansir berbagai sumber, artikel berikut ini akan mengulas cerita sejarah candi yang terletak di Blitar, Jawa Timur. Nama candi itu adalah Candi Penataran yang memiliki latar belakang agama Hindu.

Sebelum berubah nama menjadi Penataran, candi ini dikenal dengan nama Candi Palah. Orang pertama yang menemukan candi ini adalah Sir Thomas Stamford Raffles dari Inggris beserta Dokter Horsfield.

Yuk, kita simak fakta-fakta menarik seputar Candi Penataran berikut ini.

1. Candi Penataran melalui proses yang panjang sebelum menjadi seperti sekarang

5 Alasan dan Fakta Sejarah Berdirinya Candi Penataran di Blitarcandi utama yang terletak di bagian belakang Candi Penataran (instagram.com/zakki.firdaus)

Seperti yang sudah kita ketahui, membangun sebuah candi tidaklah mudah. Merangkum dari berbagai sumber, proses pembuatan Candi Penataran sudah dimulai dari masa pemerintahan Kerajaan Kediri, sekitar tahun 1194 Masehi. Namun, candi ini baru selesai di masa pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Fakta menariknya lainnya, di dalam Candi Penataran terdapat beberapa bangunan penting yang terletak di bagian depan, tengah, dan belakang. 

2. Digunakan sebagai tempat beribadah dan belajar agama

5 Alasan dan Fakta Sejarah Berdirinya Candi Penataran di Blitarpemandangan area Candi Penataran dari atas (instagram.com/cakrudicom)

Candi Penataran dulunya digunakan sebagai tempat beribadah umat agama Hindu dengan Dewa yang dipuja di sini adalah Dewa Syiwa. Lalu, sekitar abad XV, Candi Penataran menjadi tempat untuk belajar agama.

Konon, di masa itu, ada bangsawan dari Kerajaan Sunda bernama Bhujangga Manik yang datang ke tempat ini untuk belajar agama. 

dm-player

Baca Juga: Pesona Candi Batujaya di Karawang, Candi Paling Tua di Indonesia

3. Didirikan dengan tujuan untuk melindungi warga dari letusan Gunung Kelud

5 Alasan dan Fakta Sejarah Berdirinya Candi Penataran di Blitarpotret Gunung Kelud (instagram.com/aguz_10barca)

Tidak asal bangun, Candi Penataran sengaja didirikan di lereng Gunung Kelud untuk menghormati Dewa Gunung yang dikenal dengan nama Hyang Acalapati atau Girindra di dalam ajaran Hindu Syiwa. Tujuan dibangunnya candi ini adalah agar para penduduk terbebas dari malapetaka yang mungkin disebabkan oleh Gunung Kelud.  

4. Gambar ular naga di dinding candi menggambarkan Naga Basuki yang menahan Gunung Kelud

5 Alasan dan Fakta Sejarah Berdirinya Candi Penataran di Blitarpotret Candi Naga di dalam kawasan Candi Penataran (instagram.com/malamuseum)

Mengutip laporan berjudul Candi Panataran: Candi Kerajaan Masa Majapahit yang ditulis oleh Hariani Santiko, gambar ular naga yang banyak ditemukan di dinding candi merupakan cerminan Naga Basuki yang menjadi tali untuk menahan Gunung Kelud.

Waktu itu, Gunung Kelud dikenal dengan nama Gunung Mandara. Sementara Naga Basuki adalah ular naga di dalam cerita suci agama Hindu.   

5. Salah satu bangunan di kompleks candi dijadikan simbol Komando Daerah Militer Brawijaya

5 Alasan dan Fakta Sejarah Berdirinya Candi Penataran di Blitarpotret Candi Angka Tahun (instagram.com/malamuseum)

Di halaman tengah Candi Penataran terdapat Candi Angka Tahun yang dijadikan lambang dari Komando Daerah Militer (Kodam) Brawijaya. Dinamakan Angka Tahun karena pahatan angka 1291 Saka atau 1369 Masehi di dinding pintu masuk.   

Itulah fakta menarik dan bersejarah mengenai Candi Penataran di Blitar, Jawa Timur. Sekarang, Candi Penataran merupakan salah satu objek wisata bersejarah di Blitar sekaligus menjadi tempat untuk pertemuan penting.  Apakah kamu sudah pernah berkunjung ke Candi Penataran ini?

Baca Juga: Arema FC Luncurkan Jersey Musim 2021, Ada Relief Candi Badut

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya