Ternyata Ini 7 Hal yang Selalu Dirahasiakan HRD dari Para Pelamarnya

Siapa yang nggak excited pas mendapat panggilan kerja? Sebelum bertemu si calon bos, biasanya kita bakal berhadapan lebih dulu sama pihak HRD di perusahaan itu. Si HRD juga lah yang bakal menjadi pintu pagar buat semua orang yang melamar di perusahaannya. 

Tapi, pernah nggak sih kamu merasa udah melamar di sana-sini tapi nggak ada yang manggil satupun? Beberapa waktu lalu sebuah majalah karir di Singapura mengungkapkan beberapa hal yang disembunyikan oleh para HRD dalam menentukan lamaran mana yang bakal ia panggil untuk menjalani wawancara kerja dan tes-tes lainnya.

1. Sebisa mungkin langsung melamar ke orang dalam.

Yang dimaksud orang dalam di sini adalah mereka yang berada di bagian yang kamu lamar, entah staf, manajer, atau malah di level kepala departemennya. Kenapa begitu? Sering kali yang memutuskan kandidat mana yang diterima itu bukanlah HRD, melainkan calon atasan kita, atau istilahnya user. Dengan cara shortcut ini kamu udah memangkas rumitnya proses rekrutmen.

2. Alamat email itu penting!

Siapa yang alamat emailnya ngalay? Misalkan, ilophyuhhpul@yahoo.com, atau cuteboyzfromthehell@gmail.com, atau yang menggunakan bahasa-bahasa alien lainnya. Alamat email model begini sering menimbulkan kesan bahwa si pelamar nggak profesional dan terkesan nggak serius. Coba buat aja alamat email yang lebih profesional, paling nggak sesuai sama nama kita, khusus buat urusan melamar pekerjaan.

3. CV sehalaman terlalu sedikit, tiga halaman kebanyakan.

Menurut beberapa pakar manajemen sumber daya manusia, satu halaman kertas ukuran A4 atau ukuran Letter itu nggak bakal cukup buat menceritakan perjalanan hidupmu. Buatlah CV dua halaman, sehingga kamu bisa menceritakan dirimu secara jelas kepada pihak HRD. Gimana kalau tiga halaman? "Tiga halaman itu terlalu bertele-tele," kata Frans C. Suizze, seorang konsultan HRD di London, Inggris.

4. Koneksi itu penting.

Siapa yang kita kenal di dalam perusahaan itu? Pertanyaan ini sering diajukan pihak personalia. Terkesan nepotisme ya? Ini nggak terjadi di Indonesia aja, lho. Di belahan dunia manapun, koneksi orang dalam itu nggak jarang bakal berpengaruh kepada sukses-nggaknya lamaran kita di perusahaan itu karena kenalan kita ini seenggaknya bisa memberi rekomendasi kepada HRD. Bahkan, di beberapa perusahaan di Indonesia rela memberikan insentif khusus buat karyawannya yang bisa membawa temannya masuk ke perusahaan itu.

5. Psikotes itu bukan segala-galanya.

Sering kali kita malah lebih takut sama proses tes psikologi, atau biasa disebut psikotes, ketimbang tes wawancara. Padahal, psikotes itu cuma sekedar melihat apakah kamu punya perilaku menyimpang yang bakal membahayakan perusahaan atau rekan kerjamu, bukan menentukan kamu pintar atau nggak. Jadi, hampir nggak ada praktisi personalia profesional yang menganjurkan belajar sebelum menghadapi psikotes. Lagipula, hasil psikotes itu juga dipengaruhi sama banyak hal, contohnya kondisi psikologis dan fisik saat kamu menjalaninya. Perusahaan pun nggak terlalu menghiraukan hasil psikotes kalau kamu emang kompeten di bidang yang lagi kamu lamar.

6. Perhatikan keyword.

Sama kayak di dunia internet, keterkaitan antara iklan lowongan yang perusahaan pasang dengan pribadimu itu penting banget. Semakin banyak kamu menuliskan tentang hal-hal yang kira-kira sama dengan yang di iklan, maka kamu bakal semakin besar kesempatannya untuk bisa menjalani proses rekrutmen. “Kita nggak bakal memilih orang yang menceritakan dirinya nggak ada hubungannya sama sekali dengan kriteria yang kita iklankan,” ujar salah seorang konsultan personalia di Jakarta. Tapi ingat ya, jangan lebay juga dalam menceritakan pribadimu.

7. Font size is a big matter.

Kita sering mendengar CV terbaik itu nggak lebih dari satu halaman. Seperti yang udah ditulis sebelumnya, nggak banyak yang bisa kita ceritakan tentang diri kita cuma di dalam satu halaman. Untuk menyiasatinya, kadang ada juga tuh yang memadatkan jarak spasi, mengecilkan ukuran huruf, dan melebarkan margin. Kalau kamu di posisi HRD disuguhi CV model begini, pasti langsung kunang-kunang tuh mata kamu. Jadi, buatlah CV dengan ukuran huruf, spasi, dan margin yang pas. Berapa sih ukuran yang pas? Paling nggak, ukuran default di Ms Word itu aja yang kamu pakai.

Nah sudah tahu semua, habis gini nggak perlu khawatir lagi deh waktu melamar pekerjaan!