5 Alasan Gelar Akademis Bukan Hambatan saat Kerja Beda Bidang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belakangan ini, tersiar kabar bahwa seorang lulusan cumlaude dari universitas ternama di Indonesia memilih bekerja sebagai cleaner di Australia. Di Indonesia sendiri, keputusan ini sering kali menimbulkan perdebatan dan buah bibir di masyarakat. Pasti sangat menyesalkan dengan ujaran, "ngapain capek-capek kuliah 4 tahun, ujung-ujungnya malah jadi cleaner. Nggak malu sama gelar sarjananya?"
Banyak yang terkejut dan bertanya-tanya mengapa seseorang dengan prestasi akademis tinggi memilih pekerjaan yang mungkin dianggap kurang bergengsi atau bahkan dianggap sepele di mata orang. Namun, keputusan ini sebenarnya mencerminkan realitas kerasnya persaingan pasar kerja saat ini, di mana tidak semua lulusan dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidang studi mereka.
Situasi di lapangan kerja sering kali tidak selalu sejalan dan sesuai dengan harapan. Banyak lulusan perguruan tinggi yang punya gelar tinggi, terkadang menemukan diri mereka bekerja di bidang atau posisi yang berbeda dari apa yang mereka pelajari selama berkuliah. Sejatinya, tidak ada yang perlu merasa malu atau dipermalukan terkait dengan hal ini. Artikel ini mengajak untuk merenungi lima alasan gelar akademis bukan hambatan saat kerja beda bidang. Jadikan bahan renungan, ya!
1. Semua pekerjaan layak untuk dihargai
Sering kali kamu berpikir bahwa pejabat, kepala daerah, presiden, dan jabatan tertinggi di perusahaan adalah sosok manusia yang punya kedudukan istimewa. Kemudian kamu memandang bahwa kuli bangunan, cleaning service, petani, peternak, dan pedagang mungkin derajatnya lebih rendah dibandingkan profesi lainnya yang lebih mentereng. Sebenarnya, ini hanya masalah penilaian dari masyarakat. Dari segi martabat, tidak ada pekerjaan yang dinilai lebih rendah atau lebih tinggi. Apapun pekerjaannya, semua itu sama.
Apalagi sesuai dengan fenomena yang telah dijelaskan di atas, seorang lulusan cumlaude yang memutuskan untuk memilih bekerja sebagai cleaner. Bukankah di perkuliahan pernah diajarkan tentang etika profesi? Sejatinya esensi di mata kuliah ini bukan hanya soal profesi yang spesifik ke prospek kerja bidang studi tertentu. Namun, disinilah poin pentingnya yakni menghargai pekerjaan apapun secara universal. Alangkah eloknya, jika kamu tidak langsung mengukur nilai atau derajat seseorang berdasarkan profesi atau pekerjaannya. Pun halnya juga dengan gelar akademis yang berhasil disandangnya.
Setiap profesi, baik itu kuli bangunan, cleaning service, petani, peternak, atau pedagang, memiliki peran vital yang berkontribusi pada kesejahteraan dan keberlangsungan masyarakat. Mereka menyediakan layanan dan produk yang kita butuhkan setiap hari, memastikan lingkungan kita bersih dan aman, serta mendukung perekonomian melalui usaha mereka. Oleh karena itu, menghargai setiap pekerjaan adalah bentuk rasa hormat terhadap kontribusi yang diberikan oleh setiap individu, terlepas dari gelar atau jabatan mereka.
Baca Juga: 6 Sikap saat Kantor Enggan Menghargai Kerja Keras dan Kontribusi
2. Gelar akademis bukanlah sumber malu saat seseorang punya pekerjaan yang beda dari bidangnya
Banyak masyarakat yang masih menganggap bahwa bekerja itu harus sejalur dan linier dengan bidang studinya waktu perguruan tinggi. Padahal, ukuran kebahagiaan dan kesuksesan tidak selalu tergantung pada pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang akademis. Gelar akademis seharusnya bukan jadi sumber rasa malu ketika seseorang melakukan pekerjaan yang berbeda dari bidangnya.
Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik. Sering kali, pilihan karier tidak selalu linier atau sejalan dengan pendidikan formal mereka. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pilihan pekerjaan seseorang, termasuk kebutuhan finansial, kesempatan yang tersedia, minat pribadi, dan keinginan untuk mengejar pengalaman baru. Bahkan, banyak orang sukses yang mencapai puncak karier mereka melalui jalur yang tidak konvensional atau berbeda dari latar belakang akademis mereka. Mereka menunjukkan bahwa fleksibilitas, keterbukaan terhadap peluang, dan kemampuan untuk beradaptasi adalah kunci penting untuk mencapai kesuksesan yang sebenarnya.
Oleh karena itu, kita perlu merombak cara pandang kita terhadap pekerjaan dan karier. Daripada mengejar pekerjaan yang hanya sesuai dengan gelar akademis, kita sebaiknya lebih fokus pada pekerjaan yang memberikan kepuasan, kebahagiaan, dan kesempatan untuk berkontribusi secara positif. Setiap pekerjaan memiliki nilai dan martabat yang sama, dan yang terpenting adalah bagaimana seseorang menjalankan pekerjaannya dengan dedikasi dan integritas. Penting untuk membuka pandangan bahwa setiap perjalanan karier memiliki nilainya sendiri dan setiap individu memiliki potensi untuk berhasil, tidak peduli jalur mana yang mereka pilih.
3. Faktor ekonomi dan keuangan mendorong seseorang bekerja apapun yang tersedia
Editor’s picks
Dalam banyak kasus, pekerjaan yang diambil mungkin dipengaruhi oleh situasi ekonomi. Kondisi keuangan yang mendesak bisa mendorong seorang lulusan untuk mengambil pekerjaan apapun yang tersedia. Termasuk sebagai cleaner untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menyambung hidup. Keputusan ini sering kali bukan karena kurangnya kompetensi atau ambisi, melainkan sebagai langkah pragmatis untuk bertahan hidup dalam situasi yang penuh tantangan.
Tidak jarang, lulusan yang bekerja sebagai cleaner atau dalam posisi yang berbeda jauh dari bidang studi mereka justru mendapatkan pengalaman berharga dan keterampilan yang mungkin tidak didapatkan di pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang akademis mereka. Mereka belajar tentang kerja keras, ketahanan, manajemen waktu, dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan kerja yang beragam. Pengalaman ini bisa menjadi aset berharga yang memperkaya kepribadian dan memberikan perspektif yang lebih luas dalam menjalani kehidupan.
Oleh karena itu, seharusnya tidak ada stigma atau rasa malu yang melekat pada pekerjaan apa pun yang dijalani, termasuk oleh seorang lulusan dengan gelar akademis tinggi. Setiap pekerjaan adalah bentuk kontribusi yang layak dihargai, dan setiap individu yang bekerja dengan jujur dan penuh dedikasi adalah contoh inspiratif bagi kita semua. Mari kita hargai semua pekerjaan dan orang-orang yang melakukannya dengan hati yang terbuka dan penuh rasa hormat.
4. Tidak semua sarjana lulus langsung dapat pekerjaan di bidang yang mereka inginkan
Realitas kerasnya persaingan pasar kerja saat ini semakin menggambarkan bahwa tidak semua lulusan dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidang studi mereka. Bekerja sebagai seorang cleaner bisa jadi adalah pekerjaan sementara mereka sembari mencari kesempatan yang lebih baik di bidang yang mereka minati. Ini adalah bentuk adaptasi terhadap situasi yang mungkin tidak ideal, tetapi juga menunjukkan keteguhan dan kesediaan untuk bekerja keras demi mencapai tujuan jangka panjang.
Bekerja di luar bidang studi tidak berarti seseorang gagal atau kurang berprestasi. Sebaliknya, ini bisa menjadi langkah strategis untuk memahami pasar kerja, mendapatkan pengalaman tambahan, dan mungkin menemukan minat baru yang sebelumnya tidak disadari. Dalam banyak kasus, pengalaman di berbagai bidang pekerjaan bisa menjadi nilai tambah yang signifikan dan memberikan perspektif yang lebih luas dalam kehidupan profesional dan pribadi mereka.
Terpenting, bekerja sebagai cleaner atau di posisi lain yang mungkin tidak sesuai dengan gelar mereka, bukanlah cerminan dari nilai atau potensi mereka. Ini lebih kepada bukti keberanian dan ketabahan dalam menghadapi kenyataan hidup dan menunjukkan bahwa mereka siap untuk bekerja keras dan beradaptasi dengan kondisi yang ada demi masa depan yang lebih baik.
5. Apapun pekerjaannya, selagi halal tidak masalah
Setiap agama mengajarkan bahwa bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga dinilai sebagai bentuk ibadah. Apapun pekerjaannya, selagi halal dan tidak merugikan orang lain pun tidak ada masalah. Apabila dilakukan dengan niat baik dan kejujuran, pekerjaan tersebut menjadi penghormatan terhadap karunia Tuhan. Setiap tindakan jika dilakukan dengan tekun, jujur, dan penuh tanggung jawab tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat. Secara spiritual, tidak ada pekerjaan yang dianggap rendah atau tinggi jika dilakukan dengan etika dan moral yang baik.
Dari sini, kamu bisa belajar bahwa sukses itu tidak melulu soal harus bekerja ke kantor layaknya pejabat atau posisi eksekutif yang dianggap 'prestisius' oleh masyarakat umum atau mungkin bekerja itu yang punya "seragam". Definisi sukses dalam konteks ini lebih tentang bagaimana seseorang menemukan kepuasan dalam pekerjaannya, menghargai setiap langkah yang diambil untuk mencapai tujuan pribadi, dan memberikan kontribusi yang berarti bagi diri sendiri dan orang lain. Pilihan karier yang sesuai dengan passion dan nilai-nilai pribadi seringkali lebih memuaskan daripada sekedar mengikuti arus atau ekspektasi sosial.
Dari fenomena ini, kamu bisa belajar bahwa tidak perlu merasa malu karena pekerjaan kamu dipandang sebelah mata dan dipermalukan hanya karena seseorang melakukan pekerjaan yang berbeda dari bidang studi yang ia pelajari di kuliah. Setiap orang berhak untuk dihormati atas pilihan dan keputusan hidup mereka, termasuk dalam memilih karir yang mereka jalani. Kamu mungkin tidak pernah tahu apa yang akan terjadi setelahnya.
Mulai dari sekarang, jangan pernah menganggap karier yang berbeda dari bidang studi yang dipelajari di perguruan tinggi sebagai sebuah kemunduran. Malahan, gelar akademis bukan hambatan saat kerja beda bidang, lho! Tidak ada pekerjaan yang dinilai lebih rendah atau tinggi. Pekerjaan apapun jika dilakukan dengan jujur dan penuh tanggung jawab sangat pantas untuk dihargai. Kalau kamu berada di posisi ini, apakah sudah puas dengan pekerjaanmu sekarang? Apakah kamu masih merasa malu dengan gelar yang didapat dan berpikir ulang dengan pekerjaanmu sekarang yang sangat jauh berbeda dengan bidang studi yang dielajari ketika kuliah? Coba renungkan.
Baca Juga: 5 Bentuk Kebahagiaan Saat Pilih Jurusan Kuliah Sesuai Kata Hati, Puas!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.