Supaya HRD Terkesan, Terapkan 5 Bahasa Tubuh Ini Saat Interview Kerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai pencari kerja, tentunya mempunyai CV yang menarik, pengalaman kerja yang baik, hingga pendidikan yang tinggi adalah sebuah hal penting. Namun, banyak yang tak menyadari bahwa tahap interview langsung adalah hal paling penting dari itu semua. Banyak orang mencoba menyiapkan tanggapan yang bagus untuk pertanyaan potensial pewawancara.
Tapi mungkin apa yang kamu katakan tidak sepenting bagaimana kamu mengatakannya. Dalam arti, bahasa tubuh adalah yang paling dinilai si pewawancara. Banyak HRD ulung yang berpendapat bahwa bahasa tubuh dapat mengatakan segalanya tentang potensi calon pekerja. Karena itu, tak sedikit yang akhirnya gagal di tahap ini. Jika tak mau terus menerus menganggur, berikut tips psikologi bahasa tubuh untuk kamu terlihat menjanjikan di depan rekruiter.
1. Jabatan tangan dengan energik menandakan kepercayaan diri
Jangan sepelakan caramu berjabat tangan dengan pewawancara. Mulailah menjabat tangan penwawancara dahulu, hal tersebut akan membuat pewawancara dapat bersikap lebih ramah dan lebih terbuka kepadamu. Hindari menjabat tangan pewawancara dengan lemah karena itu menandakan kamu orang yang pemalu, lamban dan gugup. Gunakanlah energi dan jabat tangan yang kuat sehingga pewawancara menilaimu sebagai seseorang yang energik, berani, dan percaya diri.
2. Gesture tegak dan pandangan ke depan saat duduk menandakan kredebilitas
Pertama dan terpenting adalah gesture tubuh kamu saat duduk di depan pewawancara, jangan bersandar dan membungkuk. Faktanya, posisi membungkuk dan bersandar di kursi bisa menunjukkan kurangnya kepercayaan diri pelamar. Jaga punggungmu tetap tegak dan condong ke depan, hal tersebut menunjukan kecerdasan, kepercayaan diri, dan kredibilitasmu
3. Melakukan kontak mata dengan pewawancara memberi kesan bahwa kamu dapat dipercaya
Editor’s picks
Penting untuk melakukan kontak mata selama wawancara untuk sang pewawacara dapat mempercayaimu. Cobalah untuk mempertahankan kontak mata yang baik dan efektif. Disisi lain jika pelamar menghindari kontak mata sepenuhnya, hal itu dianggap bahwa kamu tidak dapat dipercaya, gugup, dan tidak percaya diri.
Baca Juga: Wajib Pelajari, Inilah 5 Rahasia Penilaian dalam Wawancara Kerja!
4. Gerakan tangan saat berbicara menandakan sifat terbuka dan ramah
Apakah kamu secara alami berbicara dengan menggerakan tangan? Tetaplah lanjutkan gestur tanganmu itu saat dalam sebuah percakan untuk memberikan kesan positif. Namun, tetap pastikan gerakan tanganmu tidak menjadi begitu antusias dan berlebihan. Buka juga lengan dan tanganmu sehingga dapat memberi kesan terbuka dan ramah pada pewawancara.
Faktanya, menghentikan gerakan tangan saat berbicara dapat memberikan kesan yang canggung dan tertutup. Hal penting lainnya adalah tetap tenang dan jangan menyentuh wajahmu saat bicara, karena itu menunjukkan tanda kegugupan dan ketidaknyamanan.
5. Mengangguk saat perbincangan menunjukan minat dan kepahaman
Banyak yang tidak sadar bahwa bahasa tubuh angggukan dalam perbincangan merupakan hal penting, terutama saat wawancara kerja. Mengangguk saat berbicara menunjukkan minatmu dalam percakapan dan persetujuan. Hal tersebut pun menyatakan bahwa kamu memahami apa yang dikatakan lawan bicara. Namun juga, jangan berlebihan saat mengangguk, yang akhirnya dapat menggangu perhatian si pewawancara.
Wawancara kerja adalah sebuah momen untuk menunjukan keahlian dan optimismemu dalam sebuah pekerjaan. Tak melulu soal pengalaman dan pendidikan, bahasa tubuh adalah hal penting yang tak bisa terelakan untuk rekruiter memilihmu. Beberapa bahasa tubuh yang positif pun dapat membuat pewawancara terlihat terkesan dan percaya padamu. Cobalah terapkan 5 bahasa tubuh di atas untuk melakukan wawancara kerja dengan berhasil. Semoga sukses, ya!
Baca Juga: 10 OOTD Formal nan Stylish yang Pas Dikenakan Saat Wawancara Kerja
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.