5 Kiat Seimbangkan Kehidupan Hybrid Working di Era Pandemik

Salah satunya adalah belajar mengelola konflik internal

Indonesian Women's Forum (IWF) digelar secara virtual pada tahun ini. Rangkaian acara berlangsung selama 3 hari yaitu pada 27-29 September 2021. Salah satu bentuk kegiatannya adalah MasterClass yang terdiri dari beberapa sesi.

Dalam IWF 2021 MasterClass Sesi 3 Day 1 "Hybrid Working & Wellbeing" yang digelar pada Senin (27/9/2021) pukul 16.00 WIB, terdapat beberapa tips penting seputar menjaga kesehatan mental dalam metode bekerja hybrid yang populer di tengah pandemik. Ingin tahu apa saja kiat-kiatnya? Yuk, simak artikelnya!

1. Selama masa pandemik COVID-19 batasan antara urusan rumah tangga dan pekerjaan menjadi semakin kabur

5 Kiat Seimbangkan Kehidupan Hybrid Working di Era PandemikLiputan "IWF 2021 - MasterClass Hybrid Working & Wellbeing”, Senin (27/9/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Ima Rahmani selaku host mengatakan, "Hybrid working akan menjadi sebuah masa depan yang tentunya bukan tanpa tantangan. Tetapi, perubahan ini menuntut kita untuk tetap beradaptasi". Salah satu challenges yang ia maksud adalah kaburnya batasan antara pekerjaan rumah dan kantor.

Pada sesi ini, Silvia Basuki sebagai Managing Director & In-House Pracititioner of The Golden Space Indonesia menjadi pembicara. Di awal sesi, ia meminta hadirin untuk membuat pie chart atau persentase aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Berdasarkan jawaban peserta ia mengatakan bahwa kebanyakan dari kita lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri.

Menurut Silvia, hal ini juga akan berpengaruh terhadap cara kita mengelola emosi atau energi dalam diri. Ia pun menuturkan, "Ada hukum kekekalan energi, bahwa energi gak bisa diciptakan atau dimusnahkan. Tetapi, energi bisa berpindah atau berubah bentuk. Karena itu, kita bisa mentransformasikan energi negatif menjadi energi positif".

2. Dengan memahami frekuensi emosi yang kita miliki, kita juga bisa mengenal diri sendiri dengan lebih baik

5 Kiat Seimbangkan Kehidupan Hybrid Working di Era PandemikLiputan "IWF 2021 - MasterClass Hybrid Working & Wellbeing”, Senin (27/9/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Salah satu cara untuk mengelola emosi menurut Silvia adalah dengan mengenal frekuensi emosi yang kita miliki. Pada slide presentasi yang ia tampilkan, ia menjelaskan bahwa di urutan teratas adalah emosi tercerahkan. "Selain itu, ada rasa malu dan rasa bersalah yang frekuensinya lumayan rendah. Jadi, kalau kamu lagi marah itu frekuensinya masih lebih mendingan dibandingkan kamu merasakan dua emosi itu," tuturnya.

Untuk bisa mentransformasikan emosi negatif menjadi positif, menurutnya salah satu cara terampuh adalah dengan bersyukur atau pelan-pelan menikmati hidup. Ia mengatakan, "Bukan berarti sebagai manusia kita bisa maintain emosi positif terus-terusan. Tapi, at least, kalau kamu sudah aware dan mengerti emosi dan diri kamu sendiri  semuanya jadi lebih baik".

3. Alur kehidupan di masa pandemik menjadi gak seimbang. Menurut Silvia, hal itu dirasakan oleh semua orang

5 Kiat Seimbangkan Kehidupan Hybrid Working di Era PandemikLiputan "IWF 2021 - MasterClass Hybrid Working & Wellbeing”, Senin (27/9/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Tahun kedua masa pandemik COVID-19 memberikan banyak pelajaran. Salah satunya bagi Silvia adalah kesadaran bahwa hidup semua orang menjadi gak seimbang. "Mungkin kita gak merasa kita lagi gak seimbang. Tapi, udah pasti hidup gak seperti sembelumnya. Rumah sudah menjadi sekolah, kantor, sekaligus day care center," pungkasnya.

Baginya hal ini juga menjadi pengaruh besar terhadap tekanan emosi yang lebih dahsyat. Ia mengatkaan, "Emosi yang sekarang kita rasakan pun lebih intens dibandingkan sebelum pandemik. Seakan kita dipaksa untuk menghadapi problem yang bermunculan".

dm-player

Ia memberi contoh, mungkin ada orang-orang yang sejak lama merasa gak cocok dengan pasangannya. Tetapi, permasalahan hubungan mereka bisa jadi lebih parah ketika mereka 'terjebak' untuk beraktivitas di dalam rumah. Kemudian, emosi yang intens ini juga bisa merembet kepada hal lainnya, amarahnya bisa terbawa saat sedang mengurus anak atau menyelesaikan pekerjaan kantor.

"Banyak sekali emosi kemarahan, kesedihan, sampai kekesalan yang sering kita lewatin dan bikin sakit hati. Tapi, banyak juga dari kita yang memilih untuk ngumpetin emosi-emosi itu dan berharap perasaan itu gak muncul lagi," ujarnya. Emosi yang terpendam membuat alur kehidupan kita semakin berjalan gak seimbang.

Untuk berdamai dari perasaan itu, ia menyarankan untuk banyak melakukan refleksi dan belajar mengekspresikan diri sendiri. "Di dalam pikiran dan tubuh kita itu ada konflik. Pernah gak kita merefleksikan kenapa semua ini terjadi? Penyebabnya karena kita terlalu banyak mikir dan gak mendengarkan isi hati kita," tambahnya.

Baca Juga: 5 Kiat agar WFH Kamu Tetap Produktif dan Efektif, Wajib Dipraktikkan!

4. Mendengarkan kata hati menjadi salah satu hal penting yang kita lupakan

5 Kiat Seimbangkan Kehidupan Hybrid Working di Era PandemikLiputan "IWF 2021 - MasterClass Hybrid Working & Wellbeing”, Senin (27/9/2021). IDN Times/Tyas Hanina

Setiap orang memiliki kebebasan untuk membuat pilihan. Akan tetapi, terkadang kita mengalami beragam dilema sebelum menuruti kata hati sendiri. Silvia memberi tips untuk menanyakan beberapa hal kepada diri sendiri ketika hal itu terjadi. "Apakah kamu akan happy? Dan, apakah kamu akan bisa menjalani ini bertahun-tahun. Ini masalah isi hati kamu sendiri yang harus kamu tanyakan ke dalam diri," tuturnya.

Menurutnya, saat seseorang merasa percaya diri dengan keputusan dan jalan hidup yang ia pilih, ia akan merasa lebih tenang. Lebih lanjutnya ia menjelaskan, "Biasanya akar masalah dari semua ini adalah hubungan kita dengan diri sendiri dan yang terpenting dengan orang tua kita"

5. Dinamika hubungan orang tua juga turut memengaruhi cara kita mengelola emosi dan perasaan

5 Kiat Seimbangkan Kehidupan Hybrid Working di Era PandemikLiputan "IWF 2021 - MasterClass Hybrid Working & Wellbeing”, Senin (27/9/2021). IDN Times/Tyas Hanina

"Jangan lupa meluruskan lagi energi yang kamu miliki dengan orang tua kamu. Walau kadang kita merasa kurang sempurna di depan orang tua. Dan, kita kadang memaksa diri untuk berbuat sesuatu untuk bisa diakui dan dikasihi," ujarnya. Menurut perempuan berambut panjang ini, dinamika hubungan seseorang dengan orang tuanya sangat penting. Sebab, sejak awal kehadirannya di dunia terjadi karena peran kedua orang tuanya.

Pada akhir presentasi, Silvia juga menjelaskan bahwa ada satu rahasia sukses yang perlu dipelajari semua orang yaitu kesadaran untuk berefleksi. Setelah melakukan refleksi diri, baiknya kita juga melakukan aksi dan mentransformasikan diri sendiri. "Kadang banyak sekali yang menunggu kolega atau bosnya mengubah sikapnya kepada mereka. Tapi, itu gak bisa. Kalau kamu mau situasinya berubah, maka kamu yang harus berani berubah," ujarnya.

Dengan menjaga dinamika hubungan yang sehat dengan orang tua, kita juga bisa mendapat blessing dan energy flow yang bagus. Hal ini membantu kita bertumbuh jadi sosok yang lebih menyayangi diri sendiri.

Itu dia rangkuman acara IWF 2021 MasterClass Sesi 3 Day 1 "Hybrid Working & Wellbeing". Ada banyak insight menarik seputar pentingnya menjaga kesehatan mental di masa pandemik ini, ya?

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kerja Cerdas Lebih Asyik daripada Kerja Keras

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya