Tips Sukses Jadi Penulis Skenario Film, Bocoran dari Jenny Jusuf!

2. Sering-seringlah mempelajari skenario film! Asal kamu tahu, ada banyak skenario film yang bisa ditemui di internet lho!

Jenny Jusuf dalam media visit film NKCTHI di kantor IDN Media. 18 Desember 2019. IDN Times/Panji Galih

Pada poin sebelumnya, mungkin kamu bingung karena Jenny menyarankan untuk menonton film setelah membaca skenarionya. Faktanya, memang banyak sekali skenario film yang bisa kamu dapatkan di internet lho! Jenny pun melakukan langkah ini. 

"Banyak nonton film dan banyak belajar dari skenario film. Itu sebenernya banyak banget ditemui di internet," kata perempuan yang berdomisili di Ubud, Bali tersebut. 

3. Menurutnya, penulisan fiksi dan skenario film itu soal sama-sama menjaga perhatian audiens dari awal sampai akhir cerita

Jenny Jusuf dalam media visit film NKCTHI di kantor IDN Media. 18 Desember 2019. IDN Times/Panji Galih

Meskipun kisah fiksi pada buku dan skenario film itu mempunyai output yang berbeda, Jenny melihat keduanya memiliki persamaan. Jadi, kamu tidak perlu berkecil hati jika hanya terbiasa menulis salah satunya saja.

"Menulis fiksi atau menulis karya tulis yang bersambung gitu ya, basically buatku yang paling penting adalah jaga perhatian penonton atau pembaca dari awal sampai akhir. Jadi, menurutku itu hal yang paling penting," tutur sosok kelahiran 30 Januari 1984 itu.

Ia pun membocorkan caranya agar audiens tetap perhatian pada kisah yang disampaikan. "Salah satunya, ya setiap cerita harus ada durasinya. Terus, setiap karakter harus punya komplikasi karena menurutku karakter yang sempurna itu cukup membosankan," papar dia.

4. Untuk mencari inspirasi, kamu tidak perlu muluk-muluk. Kisah dari film hingga cerita teman pun, bisa kamu jadikan ide skenario

Jenny Jusuf dalam media visit film NKCTHI di kantor IDN Media. 18 Desember 2019. IDN Times/Panji Galih

"Cerita teman, cerita koran, dari film yang pernah aku tonton. Feel dari film itu, kadang adegannya, kadang kutipannya," kata Jenny saat ditanya sumber ide-ide skenario filmnya. Menurutnya, tidak ada skenario film yang benar-benar otentik karena setiap penulis bisa terkena pengaruh dari mana saja.

"Menurutku, tidak ada yang 100 persen original karena semua kena dampak dari mana-mana. Kadang-kadang dari musik, banyak banget sih!" tambah peraih Piala Citra untuk Penulis Skenario Adaptasi Terbaik pada tahun 2015 itu.

Baca Juga: Bucin atau Fight for Love? Ini 5 Pelajaran Cinta dari Jenny Jusuf

5. Buatlah cerita yang relevan dan berhubungan dengan orang lain, ini bukan cuma soal lucu, bagus, atau dramatis!

Jenny Jusuf dalam media visit film NKCTHI di kantor IDN Media. 18 Desember 2019. IDN Times/Panji Galih

"Jadi ketika saya menulis skenario, yang saya tuliskan harus bisa relate ke orang, yang menyentuh hidup mereka karena mereka merasa dekat. Daripada saya nulis yang 'bagus sih, lucu sih, dramatis sih' tapi di orang cuma sebagai hiburan. Buat aku, itu kurang efektif aja," katanya merumuskan tulisan-tulisannya.

Ia pun mencontohkan film Marriage Story yang belum lama ditontonnya. Film yang dibintangi Scarlett Johansson tersebut, tidak memengaruhinya dalam penulisan skenario. Namun, lebih kepada caranya memandang sebuah hubungan.

"Ketika aku bikin karya tentang hubungan, bisa aku tuangkan dengan cara yang lebih relate. Happy ever after itu gak berlaku untuk semua orang. Proses menuju ke perpisahan itu bisa menyakitkan. Tapi, gak mutlak apa yang ada di Marriage Story itu jadi inspirasi," jelas perempuan yang juga menulis skenario untuk film Mantan Manten itu.

6. Supaya tidak terdistraksi, tulislah ide-idemu dulu sampai tamat. Setelahnya, baru revisi bagian-bagian yang perlu

Jenny Jusuf dalam media visit film NKCTHI di kantor IDN Media. 18 Desember 2019. IDN Times/Panji Galih

Barangkali, kamu pernah menjajal untuk menulis sebuah buku. Selama proses pengerjaannya, kamu menemukan ide-ide baru untuk mengkritisi bagian yang sudah ditulis. Lalu, tulisanmu terhenti cukup lama lantaran terlalu banyak hal yang harus dieksekusi. 

Menghadapi kasus seperti itu, Jenny menyarankan untuk tetap terus menulis sampai selesai. "Sebelum memulai, pasti orang sudah punya proyeksi. Kebanyakan orang pas mulai nulis itu, pikiran kritisnya mulai jalan tuh. Mengoreksi yang salah-salah, itu bikin energimu untuk nulis bocor. Jadi, tulis dulu sampai tamat, baru revisi dari awal," tipsnya. 

7. Jangan jadikan deadline sebagai alasan untuk tidak menyelesaikan tulisanmu. Sebaliknya, ubahlah ini sebagai proses dan tujuan

Jenny Jusuf dalam media visit film NKCTHI di kantor IDN Media. 18 Desember 2019. IDN Times/Panji Galih

Punya rekam jejak karier yang cukup banyak, Jenny masih mengakui deadline sebagai beban. Ia pun tidak mau menyangkal perasaan ini. Meski begitu, tak lantas ini dijadikannya alasan untuk tidak menyerah.

"Semua film ada beban, tapi beban itu bukan alasan untuk tidak menyelesaikan kewajibanku. Aku menerimanya daripada aku menyangkal kalau gak boleh jadi beban. Kalau hidup gak ada beban, nanti jadi bosan. Apalagi NKCTHI ini mulainya Maret, baru rilis Januari. Aku justru agak menikmati sih momennya. Prosesnya tuh jadi lebih berwarna," jawabnya sambil tersenyum. 

8. Jangan berpikir soal laku dan suksesnya karya di awal! Latihlah mental dan jalani prosesnya, maka kamu akan memetik hasilnya

Jenny Jusuf dalam media visit film NKCTHI di kantor IDN Media. 18 Desember 2019. IDN Times/Panji Galih

Baginya, setiap orang bisa menjadi penulis. Tak terkecuali dengan penulis skenario film. Hanya saja, proses dan hasilnya bisa berbeda-beda. Uniknya, ia menyarankan agar penulis untuk skenario film harus bermental kuat.

Alasan di balik pernyataan tersebut adalah proses perfilman tidak berhenti hingga dikuncinya skenario. Setelah itu, masih ada syuting yang mana film tersebut akan mendapat respons penonton. Jalannya juga tidak singkat.

"Aku banyak dapat pertanyaan, bisa gak jadi penulis kayak Kak Jenny yang cepat laku dan terkenal? Kalau dari awal pertanyaannya kayak gitu, ya susah sih! Mentalnya dulu harus dibentuk. Latihan dulu, mencoba berbagai kegagalan. Ada prosesnya," saran penulis dua buah buku itu.

Ia pun menuturkan bahwa perjuangannya dalam dunia film, sudah dirakit sejak 2010. Namun, orang hanya melihatnya sejak Filosofi Kopi memenangkan penghargaan. "Aku menulis Filosofi Kopi mulai tahun 2014, di mana filmnya muncul 2015. Berarti, perjalananku di dunia film kurang lebih 5 tahun. Tapi sebenarnya, 2020 itu 10 tahunku jadi penulis skenario," kenangnya.

Ia melanjutkan, "Sebelumnya, aku pernah nulis di TV, di FTV. Tahun di mana aku tidak terlihat itu, adalah tahun penggemblengan aku. Orang menilai, "Gila, Filosofi Kopi! Film pertama, langsung menang awards. Tapi sebetulnya, ada 5 tahun yang gak terlihat sebelum itu," tutup dia.

Baca Juga: Selain NKCTHI, Ini 5 Skenario Film yang Ditulis Jenny Jusuf!