13 Tahun Berlalu, 8 Produk Bernilai Tinggi dari Olahan Lumpur Lapindo

Selalu ada hal baik dan hikmah, sekalipun dari sisi terburuk

Sudah 13 tahun berlalu sejak pertama kali Lumpur Lapindo di wilayah timur pulau Jawa menyembur. Tepatnya pada tanggal 29 Mei 2006. Semburan itu berasal dari Sumur Banjarpanji 1, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, bagian dari kegiatan pengeboran eksplorasi gas Blok Brantas.

Hingga saat ini, penyebab semburan masih menjadi pro dan kontra. Ada yang menyebut karena kesalahan pengeboran, ada pula yang menuding karena faktor kondisi alam. Menyebabkan 45 ribu jiwa kehilangan tempat tinggal, nyatanya "bencana nasional" tersebut dapat mendatangkan sumber usaha dan laba. Seperti apa?

1. Menjadi bahan baku produk kerajinan

Jika melihat gambar pada unggahan sebuah akun Instagram di atas, apa yang akan ada di pikiranmu? Barang-barang yang ada di atas meja, seperti jam, vas kecil, tempat alat-alat tulis dan sebagainya adalah hasil dari olahan lumpur Lapindo yang kita anggap "bencana" itu.

Di tangan pemuda bangsa Dzai Dzul Zakaria, sang "bencana nasional" dapat menjadi sumber usaha dan laba beromzet puluhan juta setiap bulannya. Tugas akhir Dzai dan lima temannya di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) Jurusan Desain Produk Industri, menjadi berkah di tengah bencana.

2. Diubah menjadi produk fashion bernilai tinggi

13 Tahun Berlalu, 8 Produk Bernilai Tinggi dari Olahan Lumpur Lapindoinstagram.com/luido.co

Selain dijadikan berbagai produk kerajinan, lumpur Lapindo yang diolah dengan tepat dapat dijadikan berbagai aksesoris cantik dan bernilai tinggi. Seperti jam tangan, anting-anting, kalung, gelang, dan lain sebagainya.

Dengan sifat dan struktur lumpur yang sebenarnya sangat bagus, lumpur Lapindo dapat menghasilkan warna marbling-terazzo yang indah jika diolah dengan tepat. Karena warna dan tekstur unik yang dihasilkan ini, produk fashion yang berasal dari lumpur Lapindo tersebut tak kalah cantik dengan aksesoris dari bahan lainnya.

3. Dapat menjadi campran bahan baku bangunan dan telah menghasilkan enam jenis bahan bangunan

13 Tahun Berlalu, 8 Produk Bernilai Tinggi dari Olahan Lumpur Lapindopexels.com/Jonathan Borba

Dilansir dari laman litbang.pu.go.id, beton yang berasal dari campuran lumpur Lapindo memiliki kualitas tinggi jika dibentuk dengan bahan pengikat semen Portland lho! Dan bahan lumpur melalui proses pembakaran dapat menghasilkan agregat kerikil, pasir, genteng, dan batu bata.

Dengan cara ini, dapat diperoleh material yang ringan, kuat, tahan terhadap suhu tinggi, menyerap suara dan suhu, tahan api, dan lingkungan yang agresif. Di dalam proses pembuatan agregat, dapat ditambahkan bahan substitusi dengan abu batu bara atau abu sekam padi.

dm-player

Selain keunggulan di atas, pemanfaatan lumpur Lapindo dapat mendukung program pembangunan, meningkatkan peluang usaha, dan tentunya dapat ikut berpartisipasi dalam penanganan si "bencana nasional" lumpur ini. Adapun bahan bangunan yang dapat dibentuk di antaranya :

Baca Juga: 7 Ide DIY Kerajinan Tangan Unik dari Tutup Botol

4. Bahan bersemen

13 Tahun Berlalu, 8 Produk Bernilai Tinggi dari Olahan Lumpur Lapindoinstagram.com/conblocinternusa

Jenis produk yang dapat dibentuk dari lumpur lapindo dengan proses pencampuran bersama semen portland berupa conblock, paving block, dan genteng semen. Selain semen, dibutuhkan pula material pasir dalam bahan olahannya.

Untuk membuat conblock yang bagus, dibutuhkan komposisi lumpur lapindo: semen portland:pasir dengan perbandingan 5:1:3. Artinya lima bagian lumpur dicampur dengan satu bagian semen dan tiga bagian pasir.

Untuk paving block, perbandingannya adalah 3:1:1. Tiga bagian lumpur dicampur dengan satu bagian semen dan satu bagian pasir. Sementara untuk genteng semen adalah 2:1:1, dua bagian lumpur dicampur dengan satu bagian semen dan satu bagian pasir. Solusi hemat!

5. Dengan proses pembakaran

13 Tahun Berlalu, 8 Produk Bernilai Tinggi dari Olahan Lumpur Lapindoinstagram.com/andyrahman.architect

Lumpur lapindo yang diolah dengan proses pembakaran bersama abu batu bara dapat menghasilkan bahan agregat buatan, genteng keramik, dan batu bata. Dengan komposisi lumpur sebanyak 70% dan abu batu bara sebanyak 30%, kita dapat mengurangi dampak dari genangan lumpur maupun lumpur kering yang mematikan.

Itulah beberapa sisi baik dan hikmah dari sisi terburuk sebuah "bencana nasional". Mungkin kedepannya akan ada lagi yang dapat menemukan hasil olahan dari lumpur maupun bahan alternatif lainnya, yang berguna untuk kehidupan. Dan mungkin, penemu itu adalah kamu, para pemuda tonggak bangsa.

Inilah kondisi "Lumpur Lapindo 2019"!

https://www.youtube.com/embed/gnxe3IV1hZQ

Baca Juga: 7 Ide DIY Kerajinan Tangan Unik dari Tutup Botol

Aqeera Danish Photo Verified Writer Aqeera Danish

edith

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya