5 Kontroversi Terpendam Penulis Haruki Murakami, Sudah Tahu?

Apakah kamu salah satu penggemarnya? 

Setiap kali muncul pertanyaan seputar siapa penulis sastra asal Jepang yang paling terkenal, pembaca dari Indonesia hampir pasti memasukkan nama Haruki Murakami dalam daftar. Bagaimana tidak, sebagian besar karyanya dipajang di rak sastra toko buku di Indonesia dan beberapa di antaranya laris terjual. Bahkan sebagian besar novelnya sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Namun di balik karier kepenulisannya yang cemerlang itu, Murakami tetap tidak bisa lepas dari kontroversi. Berikut ini lima kontroversi yang menyelimuti Haruki Murakami dan karya sastranya.

1. Hukuman mati dan "Underground: The Tokyo gas attack and the Japanese psyche"

5 Kontroversi Terpendam Penulis Haruki Murakami, Sudah Tahu?Nikkei Asian Review/Mamoru Yago

Kejadian penyerangan gas sarin oleh anggota sekte Aum Shinrikyo di kereta Tokyo pada 1995 tergambar jelas dalam buku "Underground" karya Murakami. Belakangan, nama Murakami menjadi kontroversi setelah ia menolak penerapan hukuman mati bagi pelaku yang menewaskan 13 orang dan melukai ribuan lainnya.

Penolakan Murakami itu seolah bertentangan dengan kejadian yang termasuk paling mengerikan di Jepang tersebut. Meski mengaku keputusan menghukum berat pelaku itu penting, namun hatinya tetap tidak bisa menerima hukuman mati yang telah dijatuhkan kepada 13 terpidana anggota Aum Shinrikyo.

2. "Killing Commendatore" kena sensor pemerintah Hong Kong

5 Kontroversi Terpendam Penulis Haruki Murakami, Sudah Tahu?Kyodo

Pemerintah Hong Kong membatasi peredaran novel ini karena dinilai memuat konten yang tidak senonoh. Sejumlah toko buku bahkan harus melabeli sampul novel dengan peringatan bukan untuk konsumsi pembaca di bawah 18 tahun. Novel terbaru Murakami ini bahkan harus ditarik dari rak pajangan sebuah pameran buku di Hong Kong pada 2018.

Keputusan pengadilan setempat yang kemudian dieksekusi Pemerintah Hong Kong itu disebut-sebut berkaitan dengan pernyataan dukungan Murakami atas aksi pro demokrasi di Hong Kong. Murakami pernah menyampaikan pesan dukungannya di Berlin pada 2004.

3. Sering digadang-gadang bakal menerima penghargaan Nobel Sastra tetapi tidak kunjung dapat

5 Kontroversi Terpendam Penulis Haruki Murakami, Sudah Tahu?AFP
dm-player

Sejak 2013, nama Haruki Murakami tidak pernah keluar dari daftar penulis yang diprediksi menerima hadiah Nobel Sastra. Bahkan pada 2017, alih-alih Murakami, penulis kelahiran Jepang lain, Kazuo Ishiguro, malah menerima penghargaan. Padahal penulis "The Remains of the Day" itu tidak dijagokan meraih Nobel.

Murakami sebenarnya juga tidak ingin berspekulasi mengenai penghargaan Nobel Sastra dan lebih memilih dicintai banyak penggemar setianya. Namun, penulis besar seperti Murakami yang belum kunjung mendapatkan penghargaan paling prestisius di bidang sastra menjadi ironi. Sekaligus menjadi pembenar, betapa karya yang laris di pasaran tidak selalu beriringan dengan karya yang disebut bermutu.

Baca Juga: Quotes dari Novel Haruki Murakami, Pas Banget Buat Caption Instagrammu

4. Terasing dari jagat sastra di negaranya

5 Kontroversi Terpendam Penulis Haruki Murakami, Sudah Tahu?Unsplash/Benjamin Davies

Dalam sebuah wawancara sebagaimana ditayangkan Theguardian.com, Murakami menyebut dirinya seperti terasingkan dari jagat sastra di negaranya. Bahkan ia terang-terangan mengaku, banyak penulis dan kritikus Jepang yang tidak menyukai karyanya.

Jika melihat daftar pemenang dari dua penghargaan sastra paling bergengsi di Jepang, Akutagawa dan Naoki Prize, yang tidak pernah mencantumkan namanya, klaim Murakami seolah benar. Sejumlah pihak menduga, itu terjadi karena karya Murakami terlalu kebarat-baratan.

5. Dikritik karena terlalu detail mendeskripsikan adegan pembunuhan dan seks

5 Kontroversi Terpendam Penulis Haruki Murakami, Sudah Tahu?Rawpixel/Felix

Dalam "Killing Commendatore," Murakami mendeskripsikan salah satu adegan pembunuhan dengan pisau secara detail. Sementara dalam "Norwegian Woods, ada adegan intim yang dieksplorasi secara riil. Adegan yang diceritakan secara realis itu menuai kritik dari sebagian pembaca.

Bagi Murakami, menghadirkan sensasi fisik lewat rangkaian kata ke kepala pembaca begitu penting. Sebab tidak semua hal dapat dilakukan orang di dunia nyata tetapi bisa dirasakan sensasinya di dunia khayal.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Kamu Kekurangan Ide Brilian, Penulis Pasti Paham!

Asep Wijaya Photo Verified Writer Asep Wijaya

Penikmat buku, film, perjalanan, dan olahraga yang sedang bermukim di Fujisawa, Kanagawa, Jepang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya