Apa Itu Body Shaming? Ketahui Arti, Jenis, dan Dampaknya

Stop menyebut seseorang dengan "gendut" atau "pesek", ya!

Setiap manusia tentunya terlahir dengan keistimewaan pada tubuhnya. Ini membuatnya berbeda dan unik dibandingkan orang lain. Bahkan ada orang yang terlahir dengan tubuh kurus, tinggi, hingga pendek.

Namun tak bisa dipungkiri bahwa beberapa bentuk tubuh menjadi standar ideal di suatu masyarakat, sehingga terjadilah body shaming atau mencela fisik. Apa itu body shaming? Untuk lebih jelasnya, simak ulasanya tentang arti, jenis, dan dampak body shaming berikut ini.

1. Arti body shaming

Apa Itu Body Shaming? Ketahui Arti, Jenis, dan Dampaknyailustrasi body shaming (pexels.com/Yan Krukov)

Body shaming adalah tindakan, perilaku, atau praktik mencela hingga mempermalukan seseorang. Biasanya, body shaming mengacu pada ejekan, cemooh, ataupun komentar negatif terkait bentuk maupun ukuran tubuh dari seseorang.

Contoh body shaming, seperti penyebutan gendut, pesek, dan cungkring yang berkaitan dengan penampilan fisik. Berdasarkan survei ZAP Beauty Index 2020, ada sekitar 62,2 persen wanita Indonesia yang mengaku pernah menjadi korban body shaming selama hidupnya, lho.

Pada survei tersebut, responden berjumlah 6.460 wanita dengan rentang usia 13-65 tahun. Sebanyak 47 persen wanita melaporkan mengalami body shaming karena tubuh yang disebut terlalu berisi, 36,4 persen karena kulit berjerawat dan 28,1 persen karena bentuk wajah yang tembam.

Baca Juga: 5 Perkataan Ini Termasuk Body Shaming, Hati-hati Berkomentar!

2. Jenis body shaming

Apa Itu Body Shaming? Ketahui Arti, Jenis, dan Dampaknyailustrasi color shaming (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Body shaming acap kali dikaitkan dengan ukuran tubuh seseorang. Bahkan, komentar negatif yang berkaitan dengan setiap aspek pada tubuh dianggap sebagai body shaming, lho.

Nah, ada sederet jenis body shaming yang dilansir verywellmind.com. Jenis-jenis body shaming tersebut meliputi:

1. Berat badan

Alasan utama seseorang mengalami body shaming sering karena berat badan mereka. Seseorang akan merasa malu, akibat dari bentuk tubuh mereka yang terlalu besar atau kurus.

Nah, perilaku mengejek orang karena memiliki ukuran badan terlalu besar atau berisi dinamakan fat-shaming. Berdasarkan penelitian oleh Canadian Medical Association Journal, orang yang mengalami fat-shaming bisa memicu perubahan fisiologis dan perilaku yang terkait dengan kesehatan metabolisme yang buruk dan peningkatan berat badan.

Sementara yang berbadan kurus juga bisa mengalami body shaming yang dinamai skinny shaming. Kamu pasti pernah mendengar komentar negatif yang mengandung skinny shaming, seperti "dia cungkring kayak papan” atau "kurus banget".

2. Rambut tubuh

Mengomentari rambut tubuh seseorang secara negatif juga termasuk dalam bentuk body shaming, lho. Apalagi rambut yang tumbuh di lengan, kaki, area pribadi, dan ketiak.

Bahkan, standar kecantikan pada wanita memicu stigma bahwa wanita seharusnya tidak memiliki rambut di tangan dan kaki karena terlihat seperti pria. Padahal, memiliki rambut pada tubuh merupakan hal normal yang tidak sepantasnya diejek.

dm-player

Wanita yang memiliki rambut berlebih pada tangan, kaki, dan wajah sering mengalami body shaming karena dianggap tidak normal. Sebaliknya, dilansir Live Science, rambut tubuh memungkinkan untuk mendeteksi parasit secara lebih mudah.

3. Model rambut

Selain berat badan dan rambut tubuh, body shaming juga bisa dilakukan dengan mengejek model rambut seseorang. Bahkan komentar tentang model rambut yang tampak kuno dan tidak rapi ternyata merupakan contoh perilaku body shaming terkait model rambut.

Padahal, model rambut sebenarnya adalah prefensi pribadi yang tidak boleh dicela. Mengingat tekstur rambut setiap orang juga berbeda, sehingga tak seharusnya body shaming dilakukan.

4. Warna kulit

Indonesia sendiri memiliki banyak ras dengan warna kulit yang berbeda-beda. Tetapi, standar kecantikan yang berkembang di masyarakat kemudian membuat warna kulit tertentu dianggap lebih baik dari yang lain. Bahkan, orang yang memiliki kulit cerah dianggap sebagai standar yang ideal.

Sementara seseorang yang berkulit gelap sering mengalami body shaming dengan berbagai komentar negatif. Perilaku mengolok-olok warna kulit orang lain tergolong dalam perbuatan tercela.

Tidak ada warna kulit yang lebih baik atau buruk. Stigma masyarakat kepada orang berkulit gelap tentunya harus dihilangkan karena berpengaruh pada tingkat kepercayaan diri.

5. Wajah

Terakhir, bentuk wajah ideal sering kali dikaitkan dengan kulit yang putih dan mulus, hidung mancung, mata belok, hingga tulang pipi yang tinggi. Perilaku body shaming pada wajah ini biasanya melalui perkataan, seperti “pesek”, “jerawatan”, “kusam”, dan “dekil”.

Sebab, standar wajah yang demikian berasal dari zaman kolonialisme, yakni para penjajah Kaukasia yang disebut memiliki wajah yang jauh berbeda dan dianggap lebih baik. Padahal, fitur wajah dipengaruhi oleh iklim dan genetik, sehingga tidak bisa disamakan.

Selain itu, kulit wajah juga kerap menjadi objek body shaming, lho. Memiliki kulit yang sehat dan bersih disebut merupakan hal yang baik dan patut disyukuri.

Tetapi sebaliknya, yang sedang berjuang untuk mengatasi masalah kulit acap kali menjadi sasaran objek candaan dan komentar negatif.

3. Dampak body shaming

Apa Itu Body Shaming? Ketahui Arti, Jenis, dan Dampaknyailustrasi dampak body shaming (pexels.com/Andrew Neel)

Body shaming adalah perbuatan tercela yang tentunya berdampak negatif bagi korbannya. Bahkan, korban cenderung akan merasa jika bentuk tubuh mereka tak dengan ekspektasi dari masyarakat, sehingga berpengaruh pada kesehatan mental.

Dilansir Mentalhealth.org.uk, penelitian menemukan bahwa orang yang merasa tidak puas dengan bentuk tubuh mereka memiliki kualitas hidup yang lebih buruk. Mereka juga merasakan tekanan psikologis hingga menunjukkan risiko perilaku makan yang tidak sehat dan gangguan makan.

Itulah sebabnya, tidak seharusnya seseorang melakukan body shaming. Body shaming bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti gangguan makan, depresi, kecemasan, harga diri rendah, dan dismorfia tubuh.

Nah, itulah dia arti, jenis-jenis, dan dampak body shaming kepada korbannya. Tentunya body shamming harus dihentikan karena kecantikan tidak boleh dipandang dari bentuk fisik saja.

Baca Juga: Kenali 5 Jenis Bullying Sering Dialami Anak, Orangtua Harus Waspada!

Topik:

  • Bunga Semesta
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya