Ajak Millennials Kenali Isu Inklusi Sosial Lewat Peduli Goes To Campus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Isu-isu inklusi sosial kerap luput dari pantauan banyak orang. Padahal, masalah-masalah seperti diskriminasi pada penyandang disabilitas, kekerasan terhadap anak dan remaja rentan hingga intoleransi kepada kelompok transpuan masih sering hilir mudik di tengah-tengah kita. Peran aktif berbagai pihak diperlukan agar persoalan tersebut tak terjadi berulang.
Mengenalkan isu-isu sosial pada masyarakat, khususnya pada generasi millennials, merupakan salah satu langkah agar stigma buruk dan diskriminasi tak kembali muncul. Usaha pengenalan itu dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) dan Program Peduli lewat acara "Pedul Goes To Campus' yang berlangsung pada Rabu (27/3) di FISIP Universitas Airlangga Surabaya.
1. Unair sambut baik acara 'Peduli Goes To Campus'
Dalam sambutannya di awal acara, Direktur LPKP Jawa Timur Anwar Sholikin mengungkapkan bahwa 'Peduli Goes To Campus' digelar untuk mengenalkan dan menumbuhkan rasa kepedulian pada masyarakat kelompok marjinal yang selama ini tersisihkan. "Ini juga sekaligus menggali potensi untuk bekerjasama memperkuat gerakan inklusi sosial yang melibatkan peran aktif kampus khususnya Unair", ungkap Anwar Sholikin.
Dekan FISIP Universitas Airlangga Falih Suaedi menyambut baik gelaran tersebut. Menurutnya, acara 'Peduli Goes To Campus' harus terus digalakkan di lingkungan kampus dan menyasar mahasiswa. "Kami berharap mahasiswa dapat menjadi pionir gerakan kepedulian sosial untuk membangun Indonesia lebih baik ke depannya", ujar Falih.
2. Film pendek 'Inklusi Sosial Dimulai Dari Kita' kenalkan problem inklusi sosial di Indonesia
Sebelum masuk sesi kuliah umum peserta diajak menyaksikan film pendek bertajuk Inklusi Sosial Dimulai dari Kita. Tampil dalam bentuk animasi, film ini menceritakan beberapa pengalaman orang-orang kaum marjinal yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan di lingkungan mereka. Selain itu, film tersebut juga mengajak peran serta masyarakat untuk memberi kesempatan kepada kelompok marjinal untuk mendapatkan hak serta menghapus stereotipe yang mengganjal selama ini.
3. Paparkan isu inklusi sosial dan Program Peduli
Editor’s picks
Dalam kuliah umum, Team Leader Program Peduli Abdi Suryaningati menjelaskan kondisi kelompok marjinal yang ada di Indonesia saat ini. Pada paparannya, masih banyak stigma dan perlakuan kurang baik pada kelompok- kelompok tersebut dan membuatnya jadi populasi tersembunyi. Masalah yang kerap merundung kelompok yang terpinggirkan ini ternyata menjadi perhatian pemerintah dan organisasi masyarakat, salah satunya melalui Program Peduli.
Bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta pemerintah Australia, Program Peduli memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat marjinal. "Program Peduli ini unik karena menggunakan pendekatan yang berkaitan dengan advokasi kebijakan. Di sisi lain juga mendorong penerimaan sosial dari komunitas dan juga aktor-aktor yang selama ini mengabaikan kelompok marjinal", papar Suryaningati.
Baca Juga: 10 Besar Kampus Terbaik di Eropa, Inggris Penyumbang Terbanyak
4. Alasan gaet generasi millennials untuk peduli isu inklusi sosial
Ditemui seusai acara, Abdi Suryaningati mengungkap alasan menggaet millennials untuk peduli akan isu inklusi sosial. Menurutnya, dengan surplus demografis yang dimiliki Indonesia generasi muda perlu tahu keberagaman yang ada di lingkungan masyarakat. "Kita menawarkan ke kampus-kampus justru supaya anak muda menjadi bagian dari yang memandang betul Indonesia sebagai negara beraneka dan menghargai perbedaan itu sendiri," ucapnya.
Dirinya juga mengharapkan bila generasi muda bisa ikut terlibat dalam gerakan-gerakan sosial untuk membantu lebih banyak masyarakat khususnya kelompok yang masih terpinggirkan. "Tetapi, yang terpenting generasi muda perlu sadari bahwa dalam diri kita ada prejudice terhadap mereka yang berbeda. Baru dari situ anak-anak muda bisa mulai menerima dan ikut dalam gerakan-gerakan sosial yang membantu lebih banyak orang", pungkasnya.
5. Adakan kelas paralel untuk mengenal lebih dekat kelompok-kelompok marjinal
Tak hanya kuliah umum saja, acara Peduli Goes To Campus juga mengajak peserta untuk menari bersama tarian dukungan kepada masyarakat marjinal. Peduli Goes To Campus juga mengadakan kelas paralel. Adapun kelas dibagi menjadi enam kategori dengan tema spesifik.
Pembicara untuk setiap kelas merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari kelompok marjinal sehingga peserta bisa mengenal dan memahami seperti apa persoalan yang sering menimpa mereka.
Baca Juga: Tanamkan 5 Sifat Ini Sejak Kuliah Agar Terbiasa di Dunia Pekerjaan