Bertema Keluarga & Iklim Dunia, Ini Fakta Hari Keluarga Sedunia 2019

Masih banyak yang hidup dalam kesusahan

Setiap tahun tanggal 15 Mei diperingati sebagai Hari Keluarga Sedunia. Ini didasarkan atas keputusan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam setiap perayaan PBB selalu mengangkat isu-isu tentang keluarga di dunia berkaitan dengan masalah ekonomi, sosial politik serta kesehatan.

Di tahun 2019 ini, perayaan hari Keluarga Sedunia mengangkat tema "Family and Climate Action". PBB memilih tema keluarga dan aksi terhadap lingkungan sebagai wujud kepedulian pada isu keluarga dan perubahan iklim yang memengaruhi kehidupan saat ini.

Dampak perubahan iklim tak hanya dirasakan beberapa orang saja. Keluarga di berbagai belahan dunia merasakan efek dari gejolak tersebut. Lantas, seberapa genting perubahan iklim dalam hidup keluarga di dunia?

1. 160 juta anak hidup dalam daerah kekeringan parah

Bertema Keluarga & Iklim Dunia, Ini Fakta Hari Keluarga Sedunia 2019unsplash/thor1991

Musim kemarau memang terasa menyiksa. Beberapa tempat di dunia bahkan merasakan kondisi yang lebih ekstrim yaitu kekeringan. Tanah retak-retak dan kurangnya sumber air adalah 'pemandangan' yang tak bisa dihindari pada daerah terdampak. Sudah pasti, banyak orang direpotkan oleh hal tersebut termasuk anak-anak.

Laporan UNICEF pada 2015 bertajuk "Unless We Act Now" menyebutkan dari 2,3 miliar anak di dunia, 160 juta di antaranya harus hidup di daerah kekeringan parah. Pada prosesnya, kekeringan ini memaksa mereka mengonsumsi air keruh demi bertahan hidup. Bahan pangan juga menipis karena tak ada tanaman yang bisa ditanam saat kekeringan.

2. 92 persen manusia di dunia hidup dalam polusi udara. 6,5 juta meregang nyawa tiap tahun

Bertema Keluarga & Iklim Dunia, Ini Fakta Hari Keluarga Sedunia 2019un.org

Tak hanya soal kekeringan, polusi udara juga jadi momok saat ini. Dari 7,3 miliar populasi manusia di dunia, 92 persen hidup dalam udara yang tercemar. Bahkan, berdasarkan catatan PBB pada 2016 ada 6,5 juta manusia meregang nyawa akibat pencemaran udara.

Dari jumlah kematian tersebut sebanyak 94 persen di antaranya akibat penyakit kardiovaskular, penyakit paru-paru kronis hingga kanker jantung. Infeksi saluran pernapasan juga meningkat akibat polusi udara. 

3. 1,3 miliar ton makanan per tahun terbuang sia-sia

Bertema Keluarga & Iklim Dunia, Ini Fakta Hari Keluarga Sedunia 2019fao.org

Salah satu kebutuhan primer manusia ialah pangan. Tapi, pernahkah kamu membayangkan berapa banyak jumlah makanan terbuang sia-sia di dunia? Data dari Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR) pada 2013 mencatat sebanyak 1,3 miliar ton makanan berakhir menjadi sampah, terbuang sia-sia. 

Sampah makanan ini tak hanya terjadi karena pembusukan bahan makanan saat sebelum dan sesudah proses panen tetapi disebabkan pula oleh limbah dari konsumen. Kondisi ini jelas membebani produsen makanan karena harus menanggung biaya 750 miliar USD tiap tahunnya karena makanan yang terbuang percuma. 

dm-player

Baca Juga: 10 Potret Kekeluargaan Bukber & Reuni Artis Sinetron "Mermaid in Love"

4. Wanita terkena dampak lebih besar dari adanya perubahan iklim. Mengapa bisa?

Bertema Keluarga & Iklim Dunia, Ini Fakta Hari Keluarga Sedunia 2019twitter.com/UNICEF

Adanya perubahan iklim berdampak pada semua manusia di dunia. Namun, wanita paling terdampak dari hadirnya perubahan iklim global. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

United Nation Development Progamme (UNDP) di tahun 2016 dalam laporannya mengungkap bahwa kesenjangan akses ekonomi, pendidikan dan sulitnya wanita mengambil keputusan ketika terjadi bencana adalah penyebabnya. Hal-hal tersebut akhirnya wanita rentan terhadap perubahan iklim karena kondisi mereka yang tidak terjamin dari segi edukasi dan keuangan serta sosial politik.

5. Mayoritas bencana alam berkaitan dengan perubahan iklim. Renggut nyawa hingga hilangnya tempat tinggal

Bertema Keluarga & Iklim Dunia, Ini Fakta Hari Keluarga Sedunia 2019twitter.com/UNReliefChief

Perubahan iklim yang terjadi saat ini juga berpengaruh pada bencana alam yang terjadi di berbagai negara. CGIAR mengungkapkan bahwa lebih dari 80 persen bencana alam berkaitan dengan berubahnya iklim global. Kondisi ini mengakibatkan nyawa orang hilang serta lenyapnya rumah penduduk dan memaksa mereka untuk mengungsi.

PBB di tahun 2018 mencatat selama kurun waktu 1998 hingga 2017 ada setidaknya 1,3 juta orang meninggal akibat bencana alam, 44 persen diantara disebabkan bencana alam yang berhubungan dengan perubahan iklim.

Internal Displacement Monitoring Centre (IDMC) pada waktu yang sama menyatakan bahwa 17,2 juta orang mengungsi karena bencana alam. Dari data itu 16,1 juta di antaranya berpindah ke tempat lain akibat bencana yang berkaitan dengan cuaca serta iklim.

6. Peran keluarga untuk selamatkan lingkungan: dari diet plastik hingga urban farming

Bertema Keluarga & Iklim Dunia, Ini Fakta Hari Keluarga Sedunia 2019twitter.com/FAO

Momentum hari Keluarga Sedunia ini layak dijadikan pijakan awal untuk sadar akan kondisi lingkungan. Kita bisa melakukannya dari hal simpel. Kita bisa mengajak anggota keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenis sampah. Program Plastik Berbayar yang kembali diadakan di Indonesia juga perlu didukung dengan penggunaan tas belanja berbahan non-plastik. 

Selain itu, melakukan urban farming juga layak dilakukan bersama keluarga demi terjaminnya ketersediaan pangan. Selain dapat menjadi pasokan makanan bagi keluarga dan menghemat biaya, urban farming juga bisa membuka lapangan kerja baru bagi orang-orang di sekitar tempat tinggal.

Baca Juga: 10 Potret Bahagia Keluarga Zora Vidyanata, Langganan Peran Antagonis

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya