Fakta Potret Pendidikan Indonesia, Akses Internet hingga Kurikulumnya

Paling bahagia bersama teman di sekolah

Pendidikan tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Filsuf asal Amerika Serikat John Dewey pun pernah mengatakan bahwa pendidikan adalah hidup itu sendiri. Lewat pendidikan, seseorang bisa memperoleh ilmu dan menjadikannya sebagai manusia yang berkualitas. Untuk itulah memperoleh pendidikan adalah sebuah hak dasar yang dipegang setiap orang di muka bumi.

Perjuangan untuk membuka pendidikan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia sudah dilakukan sejak lama. Ki Hadjar Dewantoro merupakan sosok di balik itu. Kini, seiring waktu berjalan ada beberapa hal yang terjadi dalam dunia pendidikan tanah air. Di satu sisi memiliki nilai baik namun di lain hal perlu mendapatkan pembenahan.

1. Jumlah sekolah dan perpustakaan di tiap sekolah makin meningkat

Fakta Potret Pendidikan Indonesia, Akses Internet hingga Kurikulumnyapixabay/StockSnap

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data tentang pendidikan Indonesia pada 2017. Dalam rilisan tersebut didapati pertumbuhan jumlah sekolah dan perpustakaan sekolah di tanah air. Meski jumlah sekolah SD mengalami penurunan sebesar 0,02 persen (147.503 sekolah), namun itu tak terjadi pada jenjang pendidikan lain. Jumlah sekolah di tingkat SMK mengalami peningkatan tertinggi sebesar 4,56 persen dengan total 13.236 sekolah disusul SMA (3,59 persen jadi 13.144 sekolah) dan SMP (2 persen jadi 37.763 sekolah).

Peningkatan jumlah sekolah diiringi pula dengan pertumbuhan jumlah perpustakaan di sekolah tiap jenjangnya. Adapun SD menjadi penyumbang angka terbesar jumlah perpustakaan sebanyak 81.714 bangunan diikuti SMP (18.510), SMA (5.626) dan SMK (2.665). Jumlah ini tak bisa dibilang sedikit, meskipun masih perlu penambahan mengingat jumlah perpustakaan dengan jumlah bangunan sekolah masih terpaut jauh.

2. Guru bergelar sarjana alami pertambahan tiap tahun ajaran. Uji Kompetensi Guru masih belum memuaskan

Fakta Potret Pendidikan Indonesia, Akses Internet hingga Kurikulumnyaworldbank.org

Masih dari data BPS, jumlah guru yang menggenggam gelar sarjana minimal S1 atau D4 menunjukkan kenaikan. Pada tahun ajaran 2015/2016, jumlah guru bergelar sarjana baru sebesar 84,86 persen sedangkan pada 2016/2017 angka tersebut naik menjadi 88,29 persen. Meski sudah banyak guru telah merengkuh gelar di pendidikan tinggi nyatanya kompetensi guru masih harus dibenahi.

Data Neraca Nasional Pendidikan tahun 2017 mencatat bahwa nilai rata-rata Uji Kompetensi Guru (UKG) masih berada di bawah 60 dari skala 0-100. Hanya pada jenjang SMA saja nilai rata-rata UKG mencapai 61,74. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian agar kualitas guru dalam mendidik para siswa kian meningkat.

3. Siswa makin banyak menggunakan internet di luar waktu sekolah. Apa saja yang diakses?

Fakta Potret Pendidikan Indonesia, Akses Internet hingga Kurikulumnyakemdikbud.go.id

Waktu di luar jam sekolah tak hanya dipakai untuk mengikuti les atau bermain saja. Di era yang canggih ini anak-anak usia sekolah juga memanfaatkan internet untuk mengisi kekosongan selepas pulang sekolah. Data dari BPS menunjukkan persentase penggunaan internet di kalangan pelajar meningkat dari sebelumnya hanya sebesar 33,98 persen pada 2016 menjadi 40,96 persen di 2017. Lantas, apa saja yang dilakukan para siswa saat berselancar di dunia maya?

Kewajiban mengerjakan tugas sekolah ternyata mendorong siswa menggunakan internet di luar jam sekolah dengan persentase mencapai 72 persen. Selain itu, aktif bersosial media alasan anak usia sekolah menggunakan internet selepas sekolah sebesar 71,31 persen. Aktivitas membaca informasi justru berada di bawah 60 persen dengan hanya mencapai 53,66 persen.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Anak di Dunia Pendidikan Masih Warnai Hardiknas 

4. Gonta-Ganti Kurikulum hingga 11 kali sejak 1947

Fakta Potret Pendidikan Indonesia, Akses Internet hingga Kurikulumnyaunsplash/thutra0803
dm-player

Hingga 2017, Indonesia sudah menerapkan beberapa kurikulum pendidikan. Awal mula kurikulum pendidikan di tanah air diterapkan pada 1947 atau dua tahun setelah Indonesia merdeka. Data dari Kemdikbud mencatat ada 11 kurikulum yang pernah dipakai di dunia pendidikan tanah air. Adapun kurikulum-kurikulum tersebut antara lain :

1. Rentjana Pelajaran 1947

2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952

3. Rentjana Pendidikan 1964

4. Kurikulum 1968

5. Kurikulum 1975

6. Kurikulum 1984

7. Kurikulum 1994

8. KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) 2004

9. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006

10. K-13

11. Kurikulum 2015

5. Tingkat Integritas Ujian Nasional kian membaik. Siswa Indonesia juga paling bahagia di dunia

Fakta Potret Pendidikan Indonesia, Akses Internet hingga Kurikulumnyaunicef.org

Sejak tak lagi menjadi penentu kelulusan pada 2015, tingkat kejujuran siswa dalam pelaksanaan Ujian Nasional kian meningkat. Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) 2018 dari tingkat SMP hingga SMA berdasarkan Neraca Pendidikan Nasional berada di atas 80 persen. SMK menempati peringkat teratas dengan persentase mencapai 96,61 persen, SMA jurusan IPA mengikuti dengan 96,24 persen.

Selain kesadaran untuk jujur, siswa di Indonesia juga paling bahagia dibandingkan dengan siswa dari negara lain. Data dari PISA-OECD menunjukkan bahwa 96 persen responden yang mendapatkan pertanyaan 'saya berteman dengan mudah di sekolah' menjawab setuju. Ini menjadi yang tertinggi di atas Kazakhstan (93 persen) dan Prancis (92 persen).

Selamat hari Pendidikan Nasional ya! 

Baca Juga: Vidi Aldiano sampai Nagita Slavia Ngobrol Pendidikan di Acara SMSG

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya