Mantap, 76 Persen Sekolah di Jawa Timur Terapkan Kurikulum Merdeka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jawa Timur, IDN Times - Sejak diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Februari 2022 lalu, implementasi Kurikulum Merdeka terus ditingkatkan, salah satunya di Provinsi Jawa Timur (Jatim). Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Dr. Ir Wahid Wahyudi, MT. menyebutkan saat ini sudah ada 76 persen satuan pendidikan di wilayahnya yang menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Kami tidak pernah memaksa. Kami hanya mengarahkan dan memberikan pemahaman tentang manfaat Kurikulum Merdeka. Satuan pendidikan bebas memilih sesuai dengan kondisi dan kesanggupan mereka masing-masing,” ujar Wahid saat menerima Kunjungan Kerja Tim Kemendikbudristek yang dikepalai Plt Direktur SMA Winer Jihad Akbar.
1. Dukungan Pemprov Jatim
Baca Juga: Upaya Kemendikbudristek Naikkan Skill Guru Sekolah Adat di Jambi-Riau
Wahid menegaskan, Pemprov Jatim mendukung penuh Implementasi Kurikulum Merdeka. Dukungan tersebut di antaranya diwujudkan dengan mengadakan berbagai macam bimbingan teknis.
Beberapa contoh bimbingan tersebut di antaranya mendorong sekolah penggerak untuk melakukan pendampingan pada sekolah yang mendaftar IKM mandiri, membentuk komunitas sekolah penggerak, memberdayakan satuan pendidikan dan kelompok belajar yang ada seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), serta penguatan ekosistem dari komunitas belajar.
2. Tingkatkan pemahaman guru dan kepala sekolah
Editor’s picks
Selain memberikan dukungan, Pemprov Jatim juga terus berupaya meningkatkan pemahaman guru dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Wahid menilai, fokus utama bukanlah sekadar mendorong satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka tanpa memahami esensi dari kurikulum itu sendiri, yaitu transformasi pembelajaran.
“Transformasi belajar yang dimaksud adalah pembelajaran yang berpihak kepada siswa, pembelajaran yang berdiferensiasi, diagnosis asesmen, Teaching at The Right Level, bagaimana komitmen dan dedikasi guru, bagaimana memberdayakan komunitas, ekosistem pendidikan. Inilah yang kita bangun,” tegasnya.
3. Supervisi dari Kemendikbudristek
Selain Pemprov Jatim, Kemendikbudristek juga turut memberikan tinjauan dan supervisi dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Dalam sambutannya, Plt Direktur SMA, Ditjen PAUD Dikdasmen, Kemendikbudristek, menyebutkan pihaknya melakukan kunjungan kerja ke 172 titik kabupaten/kota yang memiliki komitmen dan dukungan yang kuat terhadap pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka.
Kunjungan ini bertujuan memperkuat pemahaman Kepala Daerah dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, dan para kepala sekolah serta guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Selain itu, pemerintah juga ingin mengecek kesiapan dan kegiatan belajar di sekolah yang mendaftar Implementasi Kurikulum Merdeka melalui jalur mandiri, khususnya Mandiri Berbagi dan Mandiri berubah. (WEB)
Baca Juga: Catat! Ini Keunggulan, Konsep, dan Arti Kurikulum Merdeka Belajar