Wow! Wakil Dekan Teknik UGM Ungkap Rahasia Lolos Beasiswa LPDP yang Jarang Diketahui Pelamar!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Program beasiswa LPDP ( Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) yang diselenggarakan oleh Kementrian Keuangan Indonesia adalah salah satu program yang paling banyak diminati orang. Kalau lolos, kamu berhak menerima pembiayaan kuliah, uang buku, biaya hidup, dan kebutuhan lain yang diperlukan selama jangka waktu standar perkuliahan. Maka tak heran kompetisi untuk mendapatkan beasiswa ini begitu ketat dan saingannya pun sangat banyak.
Lukito Edi Nugroho, selaku wakil dekan Fakultas Teknik UGM berbagi tips untuk mendapatkan beasiswa ini. Dia menyampaikan pengalamannya sebagai pewawancara para peserta pengaju program LPDP. Dia juga membandingkan antara dua tempat wawancara; Jakarta dan Kupang. Dari kedua tempat yang berbeda ini, karakteristik para peserta yang dimiliki juga tak sama.
Pelamar beasiswa dari Jakarta atau kota besar.
Lukito beranggapan target yang terlalu tinggi tanpa diikuti kerendahan hati hanya akan jadi pajangan. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa membumi, sehingga maunya menang sendiri. Tanpa melihat realita, para pelajar yang mempunyai target tinggi hanya akan menggerutu karena ekspektasinya hanya jadi mimpi. Ia tidak bisa menerima kenyataan dan saran-saran dari orang lain. Bukannya menjadi pemimpin, orang seperti ini justru malah akan dikucilkan dari lingkungan.
Editor’s picks
Pelamar dari Kupang.
Sumber gambar : kupang.tribunnews.com
Kupang jauh dari hiruk pikuk ibu kota. Peserta dari Kupang biasanya lebih rendah hati tanpa keinginan muluk-muluk. Mereka ingin sekolah lagi agar bisa ikut menjaga daerah sendiri. Mereka ingin belajar tentang ketahanan nasional karena tinggal di daerah rawan konflik. Mereka tidak ingin daerah ini jadi ajang konflik terus menerus.
Mereka ingin memperdalam pengetahuan tentang manajemen air karena daerah mereka selalu mengalami kekeringan dan pengelolaan air di sana masih belum baik. Banyak sekali persoalan logistik di Indonesia, sehingga harga-harga barang menjadi mahal. Di NTT saja, transportasi antar pulau masih memprihatinkan, padahal ada banyak penduduk miskin yang tinggal di pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau. Ini yang membuat mereka terpanggil untuk belajar tentang supply-chain management.
Menurut Lukito, mereka mengatakannya alasan mereka belajar dengan sorot mata lurus, jujur, dan tegas. Tak ada tanda kebohongan yang ditangkap olehnya. Mereka belajar bukan untuk jadi lebih kaya, dapat pekerjaan mapan, liburan luar negeri, atau kesenangan pribadi. Mereka belajar semata-mata agar ilmunya berguna untuk diterapkan dalam kehidupan mereka. Untuk membuat taraf hidup rakyat di daerah asalnya lebih baik.