5 Bentuk Tips Sederhana yang Bisa Kamu Terapkan di Tulisan

Sederhana, tetapi masih sering salah diterapkan

Proses menyunting tata bahasa kadang kala menjadi pekerjaan yang membingungkan bagi sebagian orang. Misalnya saja dalam menyunting tata bahasa bahasa Indonesia, meski dilakukan oleh seorang penutur asli, bisa saja masih mengalami kesalahan.

Menyunting tata bahasa tidak selalu harus dilakukan oleh para penyunting atau editor sepenuhnya. Kita pun yang sering menulis juga harus terbiasa menerapkan proses menyunting sederhana. Setidaknya ketika naskah diterima oleh editor, tidak banyak revisi yang diberikan pada bagian tata bahasanya.

Lalu, penyuntingan sederhana apa saja yang bisa kita terapkan ketika sedang menulis? Yuk, simak informasi selengkapnya!

1. Pahami perbedaan 'di-' yang dirangkai dan 'di' yang dipisah

5 Bentuk Tips Sederhana yang Bisa Kamu Terapkan di TulisanIlustrasi orang membaca (pixabay.com/free-photos)

Kesalahan penggunaan 'di-' yang dirangkai dan 'di' yang dipisah masih sering terjadi. Kadang kala kesalahan penulisan dua bentuk ini menimbulkan perbedaan makna. Oleh sebab itu, kesalahan-kesalahan ini harus mulai diminimalisasi. Paling tidak, kita dapat menerapkannya ketika berkirim pesan dengan orang lain di media sosial.

Dalam hal ini, 'di-' berkedudukan sebagai awalan yang merupakan pembentuk verba pasif dan harus ditulis serangkai. Sedangkan 'di' merupakan kata depan yang berfungsi sebagai penunjuk tempat dan harus ditulis terpisah. 

Ciri awalan 'di-' dapat diganti dengan 'me-', contohnya kata 'dilarang' bisa diganti menjadi 'melarang'. Sementara itu, ciri 'di' yang dirangkai dapat diganti dengan 'ke' atau 'dari' yang dapat menunjukkan tempat, contohnya 'di mana' bisa diganti menjadi 'ke mana'.

2. Penggunaan kata hubung 'tetapi' dan 'namun'

5 Bentuk Tips Sederhana yang Bisa Kamu Terapkan di TulisanIlustrasi orang membaca (pixabay.com/stocksnap)

Penyuntingan sederhana yang bisa kamu terapkan dalam tulisanmu yaitu memahami kapan menggunakan kata hubung 'tetapi' dan 'namun'. Kesalahan yang satu ini juga kerap kali ditemui.

Kata hubung 'tetapi' merupakan kata hubung intrakalimat pertentangan yang selalu didahului tanda baca koma. Kata hubung ini terletak di tengah kalimat, bukan di awal kalimat.

Sementara kata hubung 'namun' merupakan kata hubung antarkalimat yang harus selalu diletakkan di awal kalimat. Jadi, sekarang sudah paham kan mana kata hubung yang harus berada di awal dan di di tengah kalimat?

Baca Juga: Stop 5 Hal yang Tak Perlu Dicemaskan saat Menulis Artikel

3. Penulisan bentuk kata hubung yang keliru

5 Bentuk Tips Sederhana yang Bisa Kamu Terapkan di TulisanIlustrasi orang membaca (pixabay.com/thoughtcatalog)
dm-player

Apakah kamu sering menemui kata 'dikarenakan'? Jika, iya, apakah kamu pernah berpikir ada yang janggal dalam pembentukan kata tersebut?

Ya, bentuk kata itu memang janggal. Pembentukan kata 'dikarenakan' keliru, sebab kata 'karena' merupakan sebuah kata hubung. Jenis kata hubung tidak bisa diberi imbuhan.

Bentuk kata ini muncul melalui analogi dengan kata 'disebabkan', padahal kata 'sebab' merupakan kata benda yang bisa diberi imbuhan. Jadi, cukup gunakan kata 'karena', ya.

4. Penggunaan partikel 'pun' yang dirangkai dan dipisah

5 Bentuk Tips Sederhana yang Bisa Kamu Terapkan di TulisanIlustrasi orang menulis (pixabay.com/stocksnap)

Penerapan penyuntingan sederhana yang bisa kamu lakukan berikutnya yaitu dengan memperhatikan penggunaan partikel 'pun'. Sejatinya penulisan partikel 'pun' ditulis terpisah. Misalnya pada kata 'apa pun' dan 'siapa pun'.

Namun ada pengecualian, yakni dalam dua belas kata hubung berikut ini, penulisan 'pun' harus dirangkai: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun.

Wah, ternyata mudah kan? Sebaiknya ke-12 kata pengecualian ini dihafal.

5. Penggunaan pasangan kata

5 Bentuk Tips Sederhana yang Bisa Kamu Terapkan di TulisanIlustrasi orang menulis (pixabay.com/janeb13)

Dalam bahasa Indonesia juga dikenal dengan adanya pasangan kata. Keberadaan pasangan kata sering kali ditulis tidak tepat. Misalnya saja dalam sebuah kalimat terdapat kata 'bukan', lalu kata itu dipasangkan dengan kata 'tetapi'. Hal itu merupakan penulisan yang keliru. 

Pasangan kata 'bukan' yang benar yaitu 'melainkan'. Contoh penggunaannya sebagai berikut:

Dia bukan pacarku, melainkan kakak kandungku.

Pasangan kata yang salah digunakan berikutnya yaitu kata 'tidak' dipasangkan dengan kata 'melainkan'. Hal itu keliru, karena seharusnya pasangan kata 'tidak' adalah 'tetapi'. Contoh penggunannya sebagai berikut:

Anak itu tidak bodoh, tetapi malas belajar.

Nah, itulah beberapa hal sederhana yang bisa kamu terapkan dalam menyunting tulisanmu, ya. 

Finda Rhosyana Photo Writer Finda Rhosyana

Pembelajar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya