5 Fakta Liminal Space, saat Tempat Familiar Terasa Asing 

Ruang liminal juga identik dengan nuansa yang mistis

Pernahkah kalian merasa asing ketika berjalan di mall yang baru saja tutup atau ketika mengunjungi sekolah di malam hari? Seakan-akan pada saat itu kalian sedang berada di realitas yang lain. Tanpa adanya penyebab yang jelas, kalian akhirnya hanya ingin segera pergi dari sana dan mencari tempat ramai.

Tenang, jangan cepat-cepat menyimpulkan mengenai keberadaan hantu atau aktivitas supranatural lainnya. Pada dasarnya, saat itu kalian memang sedang berada dalam ruang liminal.

Untuk mengenal ruang liminal lebih jauh, simak penjelasannya pada artikel ini, yuk!

1. Apa itu ruang liminal? 

5 Fakta Liminal Space, saat Tempat Familiar Terasa Asing ilustrasi tangga yang gelap (unsplash.com/Ginevra Austine)

Ruang liminal atau liminal space berasal dari bahasa Latin ‘limen’ yang berarti ambang atau transit, dapat berarti posisi ambang di antara satu ruangan satu dan ruangan lainnya; posisi ambang di antara dua waktu. Sederhananya, bayangkan kalian sedang duduk di lorong rumah sakit dan menunggu giliran periksa. Lorong rumah sakit merupakan ruang liminal. Kalian duduk di sana karena sedang transit sebelum perawat memanggilmu ke ruang dokter sehingga lorong itu terasa familiar sekaligus asing.

Pada dasarnya, bukan sekedar berapa sering kita berada di bangunan atau tempat itu yang membuat kita bisa familiar atau malah asing. Ruang liminal dapat dijelaskan berdasarkan ada atau tidaknya interaksi manusia, waktu, sekaligus pemanfaatan ruang tersebut sehari-hari.

2. Menjadi kajian yang menarik dalam dunia arsitektur 

5 Fakta Liminal Space, saat Tempat Familiar Terasa Asing ilustrasi lorong kantor (pixabay.com/Michael Gaida)

Bagaimana menempatkan ruang liminal dalam sebuah bangunan atau tempat tentu saja merupakan hal yang penting untuk dikaji. Penempatan ruang liminal seperti lobby, lorong, ruang tunggu, tangga, dan sebagainya secara ideal akan membuat bangunan maksimal dalam segi daya guna, estetika, dan psikologis.

Di dalam sebuah kantor, penempatan lorong penghubung antara ruangan satu dan lainnya bisa memiliki dampak negatif dan positif, baik dari segi efektivitas kerja maupun interaksi antar pegawai. Dilansir M+A Architects, melalui survey yang dilakukan timnya pada lebih dari 400 responden, diketahui bahwa berada di ruang liminal adalah hal yang dirindukan 75% orang dari kantor tempatnya bekerja. Hal ini membuat penempatan ruang liminal semakin penting untuk dipertimbangkan.

Baca Juga: 5 Inspirasi Ruang Cuci Jemur Instagramable, Nyuci Jadi Menyenangkan! 

3. Ruang liminal juga dapat menjelaskan kondisi psikologis 

dm-player
5 Fakta Liminal Space, saat Tempat Familiar Terasa Asing ilustrasi seorang remaja sedang menulis (pexels.com/Julia M Cameron)

Tidak hanya mengenai tempat, ruang liminal juga dapat berkaitan dengan hal abstrak, yakni ambang antara dua kondisi mental atau pikiran. Umumnya diasosiasikan dengan periode-periode yang melibatkan transisi di dalam kehidupan kita, baik yang terjadi karena tuntutan alamiah ataupun bukan.

Contoh dari periode yang melibatkan transisi ini seperti pubertas, patah hati, pensiun, perceraian, kelahiran, kematian, atau berpindah tempat tinggal. Proses berpikir kreatif juga melibatkan ruang liminal di dalamnya, baik itu ketika kalian sedang menulis, melukis, menciptakan lagu, dan sebagainya. Kesulitan yang kalian rasakan sebelum pada akhirnya memulai awal yang baru atau menyelesaikan karya itu masuk ke dalam kategori ruang liminal.

4. Pemanfaatan ruang liminal dalam industri film 

5 Fakta Liminal Space, saat Tempat Familiar Terasa Asing poster A Quiet Place part 2 (instagram.com/aquietplacemovie)

Ruang liminal sudah cukup banyak dimanfaatkan dalam industri film, terutama film dengan genre horor dan misteri. Salah satu contoh bisa kita simak di film A Quiet Place. Film horor yang identik dengan keheningan dan kekosongan ini memanfaatkan konsep ruang liminal selama film berlangsung. Itulah alasan mengapa tempat-tempat yang disinggahi oleh keluarga tersebut terasa mencekam dan kita menjadi was-was akan kemunculan monster.

Merujuk pada laman Helpful Professor, contoh pemanfaatan ruang liminal juga terdapat dalam film The Terminal. Terjebaknya Viktor Narovski di bandara JFK selama bertahun-tahun menggunakan konsep ruang liminal yang sempurna karena sepanjang film Narovski berada dalam ruang ambang dimana bandara hanya tempat transit yang menghubungkannya dengan kondisi sebelumnya (rumah) dan kondisi di masa depan yang tidak pasti (tempat tujuan).

5. Banyak yang menjadikan ruang liminal sebagai objek fotografi

5 Fakta Liminal Space, saat Tempat Familiar Terasa Asing potret ruang liminal di museum seni (unsplash.com/Nick Pryde)

Dengan memanfaatkan faktor pencahayaan, posisi pengambilan gambar, dan editing yang baik, potret ruang liminal menjadi lebih indah secara estetika dan dapat diinterpretasikan secara beragam. Terkadang teknik ini bisa sampai membangkitkan nostalgia dan perasaan seperti berada di dalam dunia mimpi.

Jika menelusuri internet, kalian akan menemukan banyak sekali potret dari fotografer bahkan pelukis yang berkaitan dengan liminal space. Mulai dari potret ruang tunggu pesawat, taman bermain yang kosong, hingga lorong gelap yang membangkitkan nuansa tidak nyaman.

Seperti itulah sekilas gambaran mengenai ruang liminal, sebuah tempat yang tidak begitu kita perhatikan di kehidupan sehari-hari dan hanya sebatas tempat persinggahan ini ternyata memiliki pesona tersendiri, ya. Bagaimana, kalian tertarik untuk menjelajahi beragam ruang liminal lebih dalam?

Baca Juga: Sejarah 8 Eksperimen Tak Manusiawi, demi Ilmu Psikologi

Fira Yultiara Photo Verified Writer Fira Yultiara

📎 yultiara19@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya