Aktiva Berisiko: Pengertian dan Jenisnya

Apa itu aktiva berisiko?

Dalam menjalankan bisnis, hal yang selalu dibahas tidak jauh dari masalah pengelolaan keuangan untuk  mencapai tujuan bisnis. Istilah yang sering dibahas yaitu mengenai aktiva risiko.

Aktiva risiko termasuk komponen penting yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan karena jika tidak diolah, akan memberikan kerugian pada perusahaan. Untuk itu, perlu mengenal lebih lanjut mengenai istilah ini. Berikut ini pembahasan mengenai definisi serta manfaatnya.

Baca Juga: Jangan Salah, Ini 6 Perbedaan Reksadana Saham dan Investasi Saham

1. Pengertian aktiva berisiko

Aktiva Berisiko: Pengertian dan Jenisnyailustrasi emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Pertama-tama kita perlu mengetahui definisi dari aktiva, yaitu segala jenis harta kekayaan yang dipunyai oleh perusahaan yang bisa diukur dengan uang, termasuk wujud tak nyata seperti hak paten. Kedua yang perlu dipahami adalah risiko. Dalam keuangan, risiko berarti adanya kemungkinan terjadi hasil aktual dapat berbeda dari hasil yang telah diukur atau diinginkan. 

Aktiva risiko adalah harta kekayaan atau bisa disebut aset yang dimiliki perusahaan yang punya tingkat pengembalian tidak pasti. Secara umum, Para ahli mengaitkan aset berisiko dengan aset yang mempunyai tingkat volatilitas atau perubahan harga yang signifikan, misalnya  ekuitas, komoditas, obligasi dengan imbal hasil tinggi, real estate dan mata uang. 

Dalam bidang perbankan serta keuangan, aset yang dimiliki dengan nilai yang sering berfluktuasi disebabkan oleh perubahan suku bunga, kualitas kredit, risiko pembayaran, dan sebagainya termasuk kategori aset berisiko. Disebut berisiko karena pengembalian yang akan diperoleh di masa depan bersifat tidak pasti.

Misalnya, seorang investor membeli saham Grab saat ini dan bertujuan menahan saham tersebut selama setahun. Pada saat melakukan pembelian belum memahami tingkat pengembalian yang akan diperolehnya.

Maka pengembalian atau balik modal yang didapat tergantung pada nilai harga saham Grab setahun kedepan serta dividen selama 1 tahun. Sehingga  bisa disimpulkan saham merupakan aktiva berisiko.

Hal tersebut juga mencakup sekuritas yang diterbitkan oleh pemerintah (obligasi) termasuk dalam aktiva berisiko. Contoh, obligasi yang jangka waktunya 30 tahun, investor tidak bisa memperhitungkan besaran pengembalian yang diperoleh jika obligasi hanya disimpan 1 tahun.

Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat, Saham-Saham Ini Bisa Jadi Rekomendasi

2. Bagaimana aktiva berisiko bisa mempengaruhi portofolio?

Aktiva Berisiko: Pengertian dan Jenisnyailustrasi portofolio saham (IDN Times/Aditya Pratama)

Portofolio diartikan sebagai kumpulan instrumen investasi keuangan yang termasuk diantaranya saham, obligasi, komoditas, reksadana, uang tunai, setara kas dan semua bentuk investasi yang diperjualbelikan dalam bursa, dan yang terbaru seperti cryptocurrency.

Pengaruh aset berisiko bisa dilihat dari masa kenaikan dan penurunan dalam nilai mata uang kripto yang tidak teratur merupakan contoh fluktuasi yang menggambarkan kondisi market. Pasar koin kripto saat itu masih mengekor pada pertumbuhan harga Bitcoin.

Ketika harga Bitcoin melambung tinggi nilai, itu mempengaruhi keadaan market kripto keseluruhan mengalami kenaikan pesat. Kebanyakan lembaga keuangan tradisional banyak yang terjun ke dunia blockchain yang mendasari validasi transaksi mata uang kripto. 

Investor pemula dalam cryptocurrency mengamati terdapat keuntungan yang besar dan investor lainnya terpengaruh ingin memperoleh kekayaan dengan berinvestasi, namun tidak mengukur besar risiko diperoleh. Keinginan investor dalam pengembalian modal yang cepat atas investasi ini perlahan menarik investor baru, ini dapat digambarkan sebagai hype atau overhype.

Pada akhirnya hype investasi mata uang digital ini mencapai titik risikonya yaitu penurunan tajam secara tiba-tiba. Keadaan tersebut menyebabkan penurunan nilai secara tiba-tiba yang menghapus tidak hanya keuntungan tetapi juga seluruh nilai beberapa investasi dalam mata uang kripto. Peningkatan diskusi untuk potensi regulasi cryptocurrency, ditambah dengan kekhawatiran spekulasi berlebihan, berkontribusi pada penurunan aset berisiko ini.

3. Jenis aktiva berisiko

Aktiva Berisiko: Pengertian dan Jenisnyasaham (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa aset berisiko telah dijelaskan sebelumnya, namun jenis aset apakah yang paling berisiko di antara aktiva tersebut:

Ekuitas atau kepemilikan saham
Para ahli menjelaskan bahwa ekuitas termasuk sebagai kelas aktiva paling berisiko. Tidak adanya jaminan yang ditawarkan dan uang yang diberikan investor kepada perusahaan akan bergantung pada kesuksesan dan kegagalan bisnis tersebut dalam pasar yang sangat kompetitif.

Bahkan keuntungan atau dividen yang disetor pada investor tergantung kondisi keuangan perusahaan tersebut. Seorang pemilik modal harus mampu mempertimbangkan antara tingkat risiko dan besarnya tingkat pengembalian modal. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka risiko kehilangan uang juga tinggi.

Real estate
Krisis 2008 dapat menggambarkan bahwa real estate tidak selalu sesuai dengan nilainya. Artinya, real estate memiliki risiko tambahan yang tidak dimiliki jenis aset lain. Pertimbangan akan risiko lingkungan dan biaya pemeliharaan harus sesuai dengan potensi keuntungan saat berinvestasi di real estat.

Real estate, yang lama dianggap lebih aman daripada ekuitas, menunjukkan sisi buruknya di akhir tahun 2000-an, ketika nilai properti di banyak wilayah AS. Seperti ekuitas, real estate tidak memberikan jaminan.

Aktiva risiko harus dikelola dengan baik untuk mengurangi dampak buruk dari berubahnya nilai keuntungannya. Risiko yang bisa timbul dari perubahan suku bunga dan keadaan ekonomi bisa mempengaruhi harga saat diperdagangkan.

Salah satu bentuk aktiva berisiko antara lain ekuitas, komoditas, obligasi dengan imbal hasil tinggi, real estate dan mata uang. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Baca Juga: IHSG Hijau Seharian, Saham-saham Ini Naik Lebih dari 2 Persen

Topik:

  • Kiki Amalia
  • Stella Azasya
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya