12 Pemakaian Kosakata yang Kerap Salah Kaprah dalam Dunia Pendidikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah kaprah merupakan istilah untuk kekeliruan yang sudah kaprah atau lazim di masyarakat sehingga tak lagi dianggap sebagai suatu kekeliruan. Fenomena ini sering terjadi dalam penggunaan kosakata bahasa Indonesia, baik dalam ragam lisan maupun tulisan.
Dunia pendidikan pun tak terlepas dari salah kaprah dalam pemakaian kosakata. Daripada dilanda penasaran, mari kita simak beberapa kosakata Indonesia di bawah ini yang kerap disalahartikan. Baca sampai selesai, ya!
1. Pertama ada "absen" yang sering diartikan menjadi 'hadir', padahal memiliki makna sebaliknya, yaitu 'tidak hadir'
2. Begitu pula dengan kata "absensi" yang kerap kali dipakai untuk merujuk 'kehadiran', padahal definisi tersebut dimiliki oleh "presensi"
3. Kata "alumni" mengacu kepada 'orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi'
4. Sementara itu, "alumnus" merupakan 'orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi'. Bisa melihat perbedaannya?
5. Tahukah kamu, "jenius" adalah penulisan yang keliru, lho. 'Berbakat luar biasa dalam berpikir dan mencipta' merupakan pengertian dari "genius"
6. "Legalisasi" ijazah sudah lazim dilakukan alumni seusai tamat dalam suatu jenjang pendidikan. Jangan pakai kata "legalisir" lagi, ya!
Editor’s picks
Baca Juga: 10 Kosakata Bahasa Indonesia di KBBI yang Jarang Digunakan
7. "Notulensi" merupakan penulisan yang keliru. Jika kamu ingin merujuk pada 'catatan singkat mengenai jalannya rapat', gunakanlah "notula"
8. Di sisi lain, 'orang yang bertugas membuat notula' seharusnya disebut sebagai "notulis". Siapa, nih, yang sudah terbiasa memakai "notulen"?
9. Tahu arti kata "pembelajar"? Bukan pelajar atau siswa, makna yang benar berdasarkan KBBI adalah 'orang yang membelajarkan atau pengajar'
10. Kata ini mungkin kurang familier di telinga, namun apabila kamu ingin merujuk kepada 'orang yang mempelajari', gunakanlah "pemelajar"
11. Perangkat kelas, ekstrakurikuler, dan organisasi sudah pasti memerlukan kehadiran "sekretaris". Jangan lagi pakai kata "sekertaris", ya!
12. Alat untuk menghitung pada ilustrasi di bawah ini kerap disebut sebagai "sempoa". Padahal, ejaan yang tepat adalah "swipoa", lho!
Tak ada kata terlambat dalam mempelajari seluk-beluk bahasa Indonesia. Begitu pula dengan mengetahui penggunaan kosakata yang tepat sesuai KBBI. Akhir kata, sebarkan artikel ini ke teman-temanmu, ya!
Baca Juga: 10 Kata Baku Berawalan Huruf 'S' yang Sering Salah Tulis, Ada Swipoa!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.