5 Fakta Representativeness Heuristic, Upgrade Cara Berpikirmu!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah kamu merasa yakin bahwa seseorang adalah penjahat hanya karena wajahnya mirip dengan penjahat di film? Atau kamu memprediksi bahwa suatu saham akan naik karena grafiknya terlihat mirip dengan grafik saham lain yang naik?
Jika ya, kamu mungkin telah menggunakan representativeness heuristic, sebuah cara berpikir cepat yang membantu manusia untuk membuat penilaian dan prediksi. Cara berpikir ini membantu kita untuk mengambil keputusan dengan cepat, namun dapat juga menghasilkan bias dan kesalahan dalam penilaian. Berikut adalah lima fakta menarik tentang representativeness heuristic. Yuk, simak!
1. Berasal dari psikologi kognitif
Representativeness heuristic pertama kali dipelajari dan dipopulerkan oleh dua orang psikolog kognitif, Amos Tversky dan Daniel Kahneman, pada tahun 1970-an. Mereka menemukan bahwa manusia cenderung menggunakan cara berpikir ini dalam berbagai situasi, seperti:
- Menilai apakah seseorang adalah penjahat atau bukan.
- Memprediksi apakah suatu saham akan naik atau turun.
- Menentukan apakah suatu penyakit serius atau tidak.
2. Membantu menghemat energi mental
Cara berpikir ini membantu manusia untuk menghemat energi mental dan waktu dalam membuat keputusan. Ketika dihadapkan dengan situasi yang kompleks dan penuh dengan informasi, manusia tidak selalu memiliki waktu dan sumber daya untuk menganalisis semua informasi secara detail. Cara berpikir ini membantu manusia untuk:
- Membuat keputusan dengan cepat dan efisien.
- Menghemat energi mental untuk tugas lain yang lebih penting.
Baca Juga: 4 Tips Membangun Cara Berpikir Cerdas dan Memikat
3. Menghasilkan bias dan kesalahan
Editor’s picks
Representativeness heuristic dapat menghasilkan bias dan kesalahan dalam penilaian. Salah satu contohnya adalah base rate fallacy, di mana manusia cenderung mengabaikan informasi statistik yang penting dan fokus pada kemiripan dengan prototipe yang ada di dalam pikiran. Contohnya:
- Seseorang mungkin lebih percaya bahwa seorang dokter adalah seorang penjahat hanya karena dia memiliki wajah yang mirip dengan prototipe penjahat di dalam pikirannya.
- Hal ini terjadi meskipun statistik menunjukkan bahwa dokter jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi penjahat dibandingkan dengan populasi umum.
4. Dapat diatasi dengan kesadaran dan latihan
Meskipun representativeness heuristic dapat menghasilkan bias dan kesalahan, hal ini dapat diatasi dengan kesadaran dan latihan. Dengan memahami cara kerja cara berpikir ini, manusia dapat belajar untuk lebih kritis dalam menilai informasi dan membuat keputusan yang lebih akurat.
Beberapa cara untuk mengatasi bias representativeness heuristic:
- Mencari informasi statistik yang relevan.
- Mempertimbangkan berbagai kemungkinan skenario.
- Berhati-hati terhadap generalisasi yang berlebihan.
5. Digunakan dalam berbagai bidang
Representativeness heuristic digunakan dalam berbagai bidang, seperti psikologi, ekonomi, dan ilmu komputer. Para ilmuwan dan praktisi di bidang ini mempelajari cara kerja cara berpikir ini untuk mengembangkan sistem dan alat yang membantu manusia dalam membuat keputusan yang lebih baik dan Meningkatkan pemahaman tentang bagaimana manusia membuat keputusan.
Contoh penggunaan representativeness heuristic dalam berbagai bidang:
- Psikologi: Digunakan untuk mempelajari bagaimana manusia membuat penilaian dan prediksi.
- Ekonomi: Digunakan untuk mempelajari bagaimana investor membuat keputusan investasi.
- Ilmu komputer: Digunakan untuk mengembangkan sistem intelijen buatan yang dapat membuat keputusan yang lebih baik.
Dengan memahami cara kerja representativeness heuristic dan dengan latihan, kamu dapat belajar untuk menggunakannya dengan lebih efektif dan menghindari bias dalam pengambilan keputusan. Ingatlah, cara berpikir ini hanyalah alat bantu, bukan penentu akhir. Gunakan akal sehat dan pertimbangan yang matang dalam membuat keputusan.
Baca Juga: 5 Cara Berpikir yang Mendorongmu dalam Ketenangan, Bebas Overthinking!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.