Lulusan STEM Dapat Dipekerjakan, tetapi Banyak yang Belum Bekerja

Bukan hanya keterampilan, relasi juga penting untuk karier

Lulusan STEM (Science, Technology, Engineering, dan Math) sangat dicari di berbagai sektor kerja global saat ini, demi mendukung pemulihan ekonomi pasca krisis COVID-19. Bahkan, pemerintah Australia telah meningkatkan pendanaan untuk mendorong lebih banyak lulusan STEM dari perguruan tinggi.

Masyarakat membutuhkan ilmuwan untuk mengatasi tantangan pemanasan global dan ketidaksetaraan di masa kini dan depan. Namun, terlepas dari peningkatan jumlah lulusan STEM, gak ada jalur yang jelas untuk mendorong para siswa ini untuk mengidentifikasi jalur karier STEM tertentu.

Monash University dalam rilis resminya mengatakan bahwa kini ada tren di mana siswa STEM banyak yang gak dipekerjakan dalam peran STEM setelah lulus. Untuk informasi lebih jelasnya, silakan simak ulasan di bawah ini.

1. Apakah universitas gagal mempersiapkan siswa STEM untuk bekerja?

Lulusan STEM Dapat Dipekerjakan, tetapi Banyak yang Belum Bekerjailustrasi mahasiswa lulus (pexels.com/Pixabay)

Silsilah Monash sebagai salah satu universitas peringkat global di 11 persen teratas dari kelayakan kerja lulusan, gak cukup untuk menjamin pekerjaan lulusan STEM. Tekanan pemerintah untuk membuat daftar atribut lulusan yang jelas, telah menyebabkan universitas secara khusus merancang "unit kerja" atau menghasilkan "satu set unik" keterampilan untuk setiap program gelar.

Dampaknya, mahasiswa sains pun dikenal dengan keterampilan teknis yang sangat baik sebagai hasil dari gelar Bachelor of Science. Namun, pengajaran keterampilan teknis sangat terganggu oleh adanya pandemik COVID-19.

Pada 2022, mahasiswa sains tahun ketiga hanya melakukan satu semester pembelajaran di kampus untuk melatih keterampilan mereka. Beberapa di antaranya bahkan telah melaporkan bahwa mereka merasa gak siap untuk tempat kerja lulusan.

2. Keterampilan profesional bisa menjadi pelengkap lulusan STEM untuk mendapatkan pekerjaan

Lulusan STEM Dapat Dipekerjakan, tetapi Banyak yang Belum Bekerjailustrasi mahasiswa lulus (pixabay.com/Maura Barbulescu)

Orang-orang lulusan STEM pun diharapkan gak hanya memiliki tingkat pengetahuan teknis dan konten yang tinggi saja. Mereka juga harus memiliki keterampilan profesional seperti komunikasi, kerja tim, pemecahan masalah, dan pemikiran mandiri untuk mendukung budaya tempat kerja.

Maka dari itu, siswa STEM biasanya diajarkan untuk mengenali sembilan keterampilan kerja utama dalam diri mereka dan bagaimana mengartikulasikannya kepada pemberi kerja. Namun, ada lebih banyak kemampuan kerja daripada keterampilan yang dapat dipelajari di luar hal teknis.

3. Lantas, apa yang sebenarnya menentukan kelayakan kerja lulusan STEM?

Lulusan STEM Dapat Dipekerjakan, tetapi Banyak yang Belum BekerjaIlustrasi lulus kuliah (pixabay.com/Ihsan Aditya)

Selama dua dekade terakhir, pendidikan tinggi didominasi oleh manusia yang menekankan kualifikasi dan keterampilan profesional sebagai sumber daya yang memadai untuk kelayakan kerja. Namun, banyak fakta yang menunjukkan bahwa siswa perlu mengembangkan dan menggunakan berbagai modal untuk transisi mereka ke pasar tenaga kerja.

dm-player

Modal yang diterima saat ini adalah manusia (teknis dan keterampilan yang dapat ditransfer), psikologis (ketahanan dan efikasi diri), identitas (narasi pekerjaan yang diarahkan sendiri), budaya (pemahaman perbedaan budaya), dan modal sosial. Sayangnya, di Australia ada banyak bukti untuk peran penting ikatan sosial yang dibangun melalui jaringan dalam masuknya angkatan kerja lulusan dan kemajuan karier.

Jaringan pun dapat memberikan lulusan pengetahuan dalam tentang peluang kerja dan membekali mereka untuk pasar kerja yang kompetitif. Jadi, selain cerdas dalam hal teknis, siswa juga harus mampu bersaing dalam keterampilan lainnya.

Baca Juga: 5 Manfaat STEM dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, Penting!

4. Siswa STEM harus mampu membangun koneksi sosial yang efektif

Lulusan STEM Dapat Dipekerjakan, tetapi Banyak yang Belum Bekerjailustrasi mahasiswa lulus (pexels.com/Garret Schappacher)

Satu masalah saat ini adalah bahwa siswa STEM gak diajarkan bagaimana membangun koneksi sosial yang efektif. Bahkan, menambahkan seseorang di LinkedIn saja, gak cukup sehingga siswa perlu membentuk hubungan profesional yang positif dengan pemangku kepentingan seperti dosen, alumni, dan kontak industri melalui interaksi berulang.

Lain cerita, proses rekrutmen pekerjaan di Australia sangat bergantung pada informasi dari mulut ke mulut dan kenalan timbal balik untuk mendapatkan tawaran pekerjaan formal. Hubungan ini harus dibina melalui kepentingan bersama sehingga lulusan merasa nyaman meminta dosennya untuk bertindak sebagai jaringan untuk melamar kerja.

Kamu juga gak boleh lupa bahwa teman kuliahmu pada akhirnya akan menjadi profesional muda yang mungkin bermanfaat bagi karier ke depan. Kuncinya, mulailah membangun modal sosial sejak masa awal pembelajaran.

5. Modal sosial dapat memberdayakan kemampuan kerja lulusan STEM

Lulusan STEM Dapat Dipekerjakan, tetapi Banyak yang Belum Bekerjailustrasi mahasiswa lulus (unplash.com/I Putu Balda Yogi Pranata)

Sebagian besar mahasiswa pendidikan tinggi tidak terlibat dengan layanan karier gratis yang ditawarkan oleh universitas. Untuk itu, langkah pertama adalah membantu siswa mengembangkan profil LinkedIn yang kuat di awal perjalanan pendidikan mereka untuk meningkatkan visibilitas online mereka.

Ini penting karena kebanyakan rekruter sering memeriksa media sosial untuk melihat kepribadian profesional dari kandidat yang melamar. Untungnya, dalam pendidikan sains, siswa harus menghadiri laboratorium yang difasilitasi oleh dosen pengajar (TA).

Fokus TA pun adalah membangun keterampilan teknis siswa, tetapi juga dapat memanfaatkan kekuatan mereka untuk membangun modal sosial. TA dapat menjadi jembatan penting antara akademisi, industri, dan profesional lainnya.

Sekarang bisa dibilang kesuksesan lulusan STEM berada di tangan pendidik. Bukan hanya dari pemberian ilmu, tetapi juga persiapan karier. Untuk itu, poin penting yang harus dilakukan lulusan STEM adalah bangun modal sosial dan kariermu mulai dari sekarang.

Baca Juga: Mengenal STEM, Konsep Belajar Sains yang Cocok Bagi Anak Sekolah Dasar

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya