IWF 2020: Artikelmu Gagal Terbit di IDN Times? Pahami 8 Hal Dasar Ini

#IWF2020 Ingat-ingat dengan baik!

Apa kamu termasuk Community Writer pemula yang menulis artikel untuk IDN Times tapi malah nyangkut di kolom pending sampai berminggu-minggu? Atau bahkan ada yang langsung berakhir di kolom reject? Pasti banyak pertanyaan yang menggantung di benakmu sampai bikin gegana alias gelisah, galau, merana sampai ga bisa tidur 3 hari 3 malam.

Sabar, Community Writers! Artikelmu gagal terbit bukan berarti kamu ga punya bakat menulis. Bukan juga karena kejamnya dunia ini beserta para editor IDN Times. Di acara Indonesia Writer Festival 2020 dalam sesi Editor's Talk tanggal 25 September 2020, para editor kece IDN Times membagikan hal-hal fundamental yang wajib kamu pahami, nih supaya artikelmu bisa cepat terbit!

Mudah dan sederhana, kok! Jadi, simak sampai akhir, ya!

1. Memahami PUEBI dan berteman dengan KBBI adalah modal awal yang menjadi kunci 

IWF 2020: Artikelmu Gagal Terbit di IDN Times? Pahami 8 Hal Dasar IniYouTube.com/IDN Times

Salah satu tolak ukur bahwa kamu punya skill menulis yang baik, yaitu paham dengan PUEBI. Percuma kalau topik dan judulmu sudah menarik tapi secara penulisan masih ada kesalahan penggunaan huruf kapital, atau ga tau bedanya "di" sebagai preposisi dan "di-" sebagai imbuhan. Nyesek banget, kan kalau artikelmu ga jadi terbit hanya karena kesalahan minor tersebut?

Selain itu, KBBI juga menjadi "teman" yang wajib dimiliki penulis. Salah satu manfaat kamus adalah untuk memperkaya perbendaharaan katamu. Karena judul artikelmu menjadi gerbang awal agar tulisanmu dilirik editor, kamu pasti bakal lebih kreatif menciptakan judul-judul menarik kalau perbendaharaan katamu luas. Bukan ga mungkin kamu akan jago improvisasi tulisanmu lewat diksi yang ga monoton.

Untuk mendapatkan PUEBI dan KBBI ga sulit, kok! Kamu bahkan bisa mengaksesnya secara daring maupun mengunduhnya di aplikasi.

2. Jangan menganggap panduan menulis IDN Times hanya sebagai pajangan 

IWF 2020: Artikelmu Gagal Terbit di IDN Times? Pahami 8 Hal Dasar IniPexels.com/Snapwire

Layaknya kepala dan ekor sebuah koin, menulis dan membaca adalah bagian yang ga mungkin terpisahkan. IDN Times punya panduan menulis khusus untuk para Community Writer yang ingin karyanya mejeng cantik dan bisa dinikmati pembaca se-Indonesia. Panduannya juga sudah terpampang nyata di akun Community Writer-mu, tuh!

Setiap media pasti punya syarat dan ketentuannya masing-masing dalam menerbitkan artikel. Jadi, jangan salty duluan, ya kalau artikelmu gagal publish! Coba cek lagi, apakah kamu sudah memahami panduan menulis di IDN Times? Apakah kamu sudah menerapkan semua yang tertera dalam panduannya?

3. Membuat tulisan menggunakan gaya bahasa yang asyik dan relevan dengan semua kalangan pembaca 

IWF 2020: Artikelmu Gagal Terbit di IDN Times? Pahami 8 Hal Dasar IniUnsplash.com/Nick Morrison

Menyesuaikan dengan sasaran target pembaca, artikel yang kamu tulis di IDN Times pastinya ga perlu menggunakan bahasa yang terlalu formal layaknya skripsi atau karya ilmiah lainnya. Tapi juga ga bisa terlalu santai dan "suka-suka gue" seperti ketika kamu menulis di blog pribadi, bisa-bisa artikelmu auto tereliminasi.

Tulisanmu harus mengandung gaya bahasa yang sesuai dengan karakter millenial dan generasi Z, tapi juga tetap mudah dinikmati kalangan umum. Kamu juga bisa, lho mempelajarinya lewat artikel-artikel yang sudah terbit! Gaya unikmu ga akan hilang, kok! Intinya, jangan malas membaca dan jangan mudah menyerah untuk belajar.

Baca Juga: IWF 2020: Cerita Para Editor, 5 Hal Istimewa yang Ada di IDN Times  

4. Ketentuan gambar yang harus digunakan juga menjadi elemen penting 

IWF 2020: Artikelmu Gagal Terbit di IDN Times? Pahami 8 Hal Dasar IniUnsplash.com/Joanna Nix-Walkup

Setiap artikel yang kamu tulis wajib menyertakan gambar yang relevan dengan judul dan isi artikelmu. Banyak hal-hal yang sudah jelas dicantumkan di panduan tapi ternyata masih dilanggar dan diabaikan.

Kesalahan yang sering terjadi adalah menggunakan gambar vertikal untuk cover artikel. Kesalahan ini seharusnya bisa diatasi dengan trik menggunakan foto kolase.

Selain itu, sumber gambar juga sering banget, nih ga dipatuhi, seperti menggunakan gambar berbayar atau mencomotnya dari pinterest.

dm-player

Jadi, pastikan sumber gambarmu bisa digunakan dengan bebas, seperti dari unsplash atau pexels. Untuk artikel kumpulan potret artis, kamu bisa menggunakan sumber dari akun asli sosial media para artis maupun akun resmi agensi/manajemennya.

5. Lakukan riset agar isi artikelmu lebih berbobot dan bebas hoax 

IWF 2020: Artikelmu Gagal Terbit di IDN Times? Pahami 8 Hal Dasar IniUnsplash.com/Austin Distel

Bayangkan ketika kamu membeli sebungkus snack, tapi setelah membuka bungkusnya ternyata isinya kebanyakan angin. Ngerasa useless, ga, sih sudah membeli? Sama juga ketika kamu membuat artikel. Posisikan dirimu sebagai pembaca yang mengeklik tulisanmu agar bisa mendapatkan informasi.

Kategori berbobot yang dimaksud ga harus sampai menggugah dan menginspirasi pembaca agar melakukan perubahan untuk dunia, kok. Cukup punya news value dan mengandung konten informatif hingga membuat pembaca yang tadinya ga tahu menjadi tahu. Atau membuat pembaca terhibur karena merasa relate dengan informasi yang kamu bagikan.

Contohnya, riset untuk artikel kumpulan foto artis, cukup ikuti akun resmi sang artis dan baca berita, fakta-fakta, atau hasil wawancara mereka. Gunakan informasi yang kamu dapatkan sebagai deskripsi artikelmu. Jadi, kumpulan fotomu ga hanya menjabarkan apa yang dilakukan di dalam foto saja.

Contoh lain, ketika menulis di kanal Health, pastikan kamu riset jurnal penelitian serta referensinya. Yang perlu diperhatikan lagi, sumber yang kamu ambil harus kredibel. Cantumkan sumbernya untuk memudahkan editor dalam mengecek kebenaran informasi yang kamu paparkan. Jangan sampai kamu memberikan informasi yang salah kepada pembaca.

6. Pastikan untuk mencantumkan sumber agar menghindari plagiarisme 

IWF 2020: Artikelmu Gagal Terbit di IDN Times? Pahami 8 Hal Dasar IniPexels.com/Jacqueline Kelly

Jangan sampai karena ingin tulisanmu terbit membuatmu memilih jalan pintas dengan melakukan plagiat. Para editor punya cara, lho, untuk mengetahui apakah artikel yang kamu buat plagiat atau bukan. Kalau sampai tulisanmu "plek ketiplek" mirip dengan milik orang lain, apalagi tanpa dicantumkan sumbernya, jangan harap tulisanmu bisa terbit.

Jika kasusnya parah karena melakukannya berkali-kali, kamu bisa mendapatkan lambaian tangan perpisahan dari editor, alias kena blacklist. Jadi, pastikan lagi bahwa kamu sudah mencantumkan sumber dengan benar. Gunakan parafrasa dengan tetap menyebutkan sumber kutipannya.

7. Lakukan self editing sebelum mengirim artikelmu 

IWF 2020: Artikelmu Gagal Terbit di IDN Times? Pahami 8 Hal Dasar IniUnsplash.com/Daria Nepriakhina

Ketika kamu sudah menyelesaikan artikelmu, jangan buru-buru dikirim, ya! Para editor bahkan pernah menemukan artikel yang ga punya paragraf penutup. Sayang banget, kan kalau artikelmu sudah lolos penyuntingan editor, tapi karena kesalahan semacam itu justru menggagalkan terbitnya artikelmu.

Yang namanya luput memang sudah sifatnya manusia. Tapi bukan berarti kamu pasrah saja, dong? Jadi, pindai lagi hasil tulisanmu, ya sebelum menekan tombol submit! Check dan recheck jangan sampai ada typo yang mengganggu mata, diksi yang ga match, ketidaksesuaian antar kalimat, dan yang terpenting harus terpenuhinya setiap aspek yang dijabarkan dalam panduan menulis.

8. Jangan mengabaikan catatan revisi dari editor 

IWF 2020: Artikelmu Gagal Terbit di IDN Times? Pahami 8 Hal Dasar IniUnsplash.com/Kyle Glenn

Jangan menganggap catatan revisi editor sebagai angin lalu. Hal pertama yang harus kamu lakukan ketika mendapat feedback berupa catatan revisi adalah jangan panik, apalagi mengeluh dan merasa ga terima. Permintaan revisi justru menjadi sinyal baik bahwa artikelmu berhasil menarik hati editor dan bakal diterbitkan, lho! Asalkan kamu memperbaiki artikelmu berdasarkan catatan yang diberikan.

Tenang saja, artikelmu ga akan kemana-mana, kok! Sebelum disubmit ulang, pastikan kamu membaca baik-baik catatan dari editor, pahami, lalu perbaiki tulisanmu meskipun sekecil kesalahan dalam judul maupun tanda baca. Dijamin artikelmu bakal publish!

Nah, itu dia 8 hal dasar yang wajib dipahami Community Writers untuk mengatasi artikel yang gagal publish. Demi melahirkan karya yang berkualitas tentunya membutuhkan proses. Jadi, jangan menyerah untuk berusaha dan asah terus skill menulismu, ya!

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2020. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 21 hingga 26 September 2020 melalui zoom dan Youtube channel IDN Times.

IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih banyak lainnya.

Nissa N Mauliana Photo Verified Writer Nissa N Mauliana

A woman in solitude

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya