5 Pantangan yang Kerap Ditemui dalam Masyarakat Jawa, Ora Elok! 

Orang Jawa pasti tahu

Masyarakat Jawa memang dikenal dengan berbagai petuah dan aturan-aturan yang beragam. Termasuk saat akan memberi nasihat atau mengingatkan sesuatu, ada ungkapan ora elok yang kerap dianggap sebagai kalimat mujarab. Ora elok sendiri punya makna tidak baik, tidak bagus, atau tidak sopan.

Saat para orang tua mulai mengeluarkan kalimat tersebut, biasanya anak-anak akan langsung menurut tanpa mempertanyakan alasannya. Ora elok juga sering dipakai untuk jadi senjata ampuh saat dihadapkan dengan pantangan yang tidak boleh dilanggar.

Berikut sederet pantangan dalam masyarakat Jawa yang kerap dibarengi dengan ungkapan ora elok. Apa saja?

1. Duduk di tengah atau depan pintu

5 Pantangan yang Kerap Ditemui dalam Masyarakat Jawa, Ora Elok! instagram.com/bumijawa_

Pantangan pertama yang terbilang populer dalam masyarakat Jawa adalah larangan duduk di tengah atau depan pintu. Terlebih untuk anak gadis, orang Jawa meyakini bahwa kebiasaan ini akan membuat jauh dari jodoh. Logikanya, sikap ini tentu tidak sopan karena bisa menghalangi orang yang akan lewat. 

Namun, para orang tua juga khawatir jika ada yang melihat andai anak gadisnya bercanda berlebihan sampai tertawa dengan keras bersama teman-temannya. Hal ini dianggap berisiko, jika orang tua pemuda tidak akan mengizinkan anaknya menikahi gadis yang demikian.

2. Menyapu di malam hari

5 Pantangan yang Kerap Ditemui dalam Masyarakat Jawa, Ora Elok! Unsplash.com/HS Spender

Menyapu menjadi aktivitas bersih-bersih yang umum dilakukan. Namun, dalam masyarakat Jawa ada pantangan untuk menyapu di malam hari. Para orang tua melarang anak-anaknya menyapu saat malam hari karena dianggap tidak sopan sebab akan mengganggu waktu istirahat. 

Selain itu, masyarakat Jawa meyakini jika suara yang ditimbulkan saat menyapu di malam hari dapat mengundang makhluk halus. Ditambah lagi, ada kepercayaan jika menyapu di malam hari akan mempersulit diri saat mencari rezeki.

Baca Juga: Menelisik Makna dan Keistimewaan Bulan Suro bagi Masyarakat Jawa

3. Makan brutu alias pantat ayam

5 Pantangan yang Kerap Ditemui dalam Masyarakat Jawa, Ora Elok! instagram.com/dapoerberkahjogja
dm-player

Orang Jawa pasti familier dengan pantangan makan ayam bagian brutu alias pantat. Biasanya anak-anak memang dilarang makan brutu dengan dalih bisa membuat bodoh dan pikun. Alhasil, kebanyakan anak-anak Jawa lebih terbiasa memilih bagian paha ayam. 

Namun, di sisi lain pantangan ini boleh jadi disebabkan oleh alasan kesehatan. Brutu yang merupakan bagian dengan kandungan lemak yang banyak dikhawatirkan akan menyebabkan tumpukan kolesterol.

Lebih lanjut lagi, efek samping yang diyakini nantinya anak akan mudah mengantuk hingga tidak fokus saat belajar. 

4. Membuang sampah di kolong tempat tidur

5 Pantangan yang Kerap Ditemui dalam Masyarakat Jawa, Ora Elok! instagram.com/lulywidayanti

Masih berkaitan dengan faktor kebersihan dan kesehatan, pantangan selanjutnya yang banyak ditemui dalam masyarakat Jawa adalah larangan membuang sampah di bawah tempat tidur. Pada dasarnya, membuang sampah sembarangan saja memang bukan perilaku yang baik, apalagi jika di kolong tempat tidur. 

Meski memakai 'senjata' ora elok, tapi sebenarnya fokus utama adalah alasan kesehatan. Sampah yang menumpuk di kolong tempat tidur bisa membusuk hingga menimbulkan bau tidak sedap. Alhasil, penyakit pun bisa saja datang dan mengganggu kesehatan. 

5. Menyisakan makanan

5 Pantangan yang Kerap Ditemui dalam Masyarakat Jawa, Ora Elok! Unsplash.com/Helena Lopes

Ada ungkapan 'ora elok madang nyiso, mundak pitike mati', artinya tidak baik makan bersisa, bisa menyebabkan ayam mati. Meski terdengar gak logis, tapi buat anak-anak justru jadi ancaman yang manjur. Boleh jadi mereka memang punya ayam dan si anak takut kalau nanti ayam kesayangannya akan mati. 

Namun, lewat nasihat tersebut ternyata ada makna perihal petuah hidup bahwa manusia itu harus tahu ukuran. Lebih baik nambah jika kurang daripada mengambil banyak tapi tersisa.

Selain itu, kita juga diingatkan agar tidak buang-buang makanan, sebab di luar sana masih banyak orang yang kekurangan sampai rela mengais sisa-sisa makanan.

 

Itulah tadi lima pantangan yang kerap ditemukan dalam masyarakat Jawa. Jangan sampai dilakukan, ya. Ora elok! 

Baca Juga: 5 Sebutan untuk Perempuan dalam Masyarakat Jawa, Filosofinya Beda-beda

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya