Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebon

Apa sebutan anjing dalam bahasa Cirebon?

Berbeda dengan mayoritas masyarakat Jawa Barat yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Sunda, warga Cirebon memiliki bahasa sendiri yang disebut dengan babasan. Bahasa ini merupakan salah satu kekayaan budaya warisan leluhur yang wajib kita jaga kelestariannya.

Di beberapa wilayah tertentu, ada juga sebagian masyarakat Cirebon yang menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-hari. Namun, bagi masyarakat Cirebon kebanyakan, terutama yang tinggal di pusat kota di sekitar wilayah Keraton, babasan menjadi bahasa utama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Terhimpit di antara masyarakat Sunda dan Jawa, tidak heran jika bahasa Cirebon ada kemiripan dengan dua bahasa daerah yang sangat populer tersebut. Misalnya dalam penyebutan nama-nama hewan. Yuk, kita cek 10 nama hewan dalam bahasa Cirebon!

1. Nyamuk (lamuk)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi nyamuk (Pixabay.com/Emphyrio)

Dalam bahasa Cirebon, serangga pengisap darah ini disebut lamuk. Mayoritas masyarakat Jawa Barat yang berbahasa Sunda menyebutnya reungit.

Jangan lupa untuk selalu menutup dan menjaga kebersihan tempat menampung air di rumah, ya! Serangga yang satu ini menjadikan air sebagai media untuk menyimpan telur saat berkembang biak.

2. Ayam (pitik)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi ayam (pixabay.com/Pexels)

Warga Cirebon menyebut unggas yang belakangan populer dijadikan olahan ayam geprek ini sebagai pitik. Meski sebenarnya pitik cenderung dipakai untuk sebutan kepada anak ayam yang baru menetas.

Penyebutan nama hewan ini mirip dengan bahasa Jawa, bukan? Selain pitik, masih ada persamaan sebutan untuk nama hewan lainnya.

3. Ikan (iwak)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi ikan (Pixabay.com/Pexels)

Untuk hewan bersisik yang hidup di air dan bernapas dengan menggunakan insang ini, dalam bahasa Cirebon disebutnya iwak. Sangat mirip dengan bahasa Jawa.

Nah, iwak juga merupakan contoh lain dari kesamaan bahasa Cirebon dengan bahasa daerah lain dalam penyebutan nama binatang. Ada lagi tidak, ya, yang sama?

4. Kecoak (coro)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi kecoak (pixabay.com/Kasya)

Coro adalah bahasa Cirebon untuk jenis serangga yang banyak dibenci oleh masyarakat, terutama saat serangga ini tiba-tiba terbang. Meski ukurannya kecil, coro mampu membuat manusia berteriak ketakutan karena merasa geli. Termasuk kamu, bukan?

Selalu jaga kebersihan tempat tinggal, ya! Kalau tidak, kita akan sering bersua dengan serangga yang sangat "menggemaskan" ini.

5. Ular (ula)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi ular (Pixabay.com/blickpixel)

Warga Cirebon menyebut hewan melata yang memiliki lidah bercabang ini dengan sebutan ula. Tinggal menghilangkan huruf r. Gampang, bukan?

dm-player

Harap berhati-hati jika bertemu dengan hewan yang satu ini. Sebagaimana kita ketahui, beberapa jenis ular tertentu memiliki bisa yang sangat mematikan. Salah satunya ular kobra.

6. Kuda (jaran)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi kuda (Pixabay.com/WolfBlur)

Hewan mamalia yang menjadi simbol keperkasaan ini dalam bahasa Cirebon disebut jaran. Gak pakai goyang, ya! Cukup jaran saja.

Hingga saat ini, hewan yang identik dengan pasukan kavaleri ini masih banyak dimanfaatkan tenaganya sebagai alat transportasi darat. Salah satunya delman.

7. Anjing (kirik)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi anjing (pixabay.com/PicsbyFran)

Nah, kalau untuk hewan yang banyak dipelihara oleh manusia karena kesetiaannya ini, dalam bahasa Cirebon disebutnya kirik. Ada kemiripan dengan bahasa Jawa lagi, kan?

Sama dengan daerah lainnya, kirik juga sering menjadi kata umpatan oleh seseorang saat sedang marah. Namun, jangan sering marah-marah, ya!

8. Capung (kinjeng)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi capung (pixabay.com/Bergadder)

Capung juga punya sebutannya sendiri. Untuk jenis serangga yang bentuknya mirip dengan helikopter ini, masyarakat Cirebon menyebutnya kinjeng.

Namun, sayang, serangga ini semakin sulit ditemukan, terutama di wilayah perkotaan. Padahal kehadirannya di suatu wilayah menandakan jika di tempat tersebut terdapat sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh manusia.

9. Burung Hantu (manuk buwek)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi burung hantu (pixabay.com/Lepale)

Dalam bahasa Cirebon, burung yang aktif pada malam hari ini disebut manuk buwek. Sangat mirip dengan bahasa Sunda.

Sangat disayangkan, populasi burung bermata bulat ini semakin berkurang seiring semakin menyempitnya habitat mereka. Belum lagi tangan-tangan jahil yang memburu dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan.

10. Udang (urang)

Ada yang Beda, 10 Nama Hewan dalam Bahasa Cirebonilustrasi udang (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Yang terakhir, hewan yang menjadi ikon kota Cirebon ini disebut urang. Kita hanya perlu mengganti huruf d pada kata udang dengan huruf r.

Masyarakat Cirebon tentu sangat akrab dengan hewan yang satu ini. Udang adalah bahan dasar untuk pembuatan salah satu komoditas andalan kota Cirebon, yaitu terasi.

Bahasa yang unik, bukan? Jangan lupa menyempatkan waktu untuk berkunjung ke kota yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuningan ini. Temukan pengalaman tak terlupakan di sana!

Aa Petruk Photo Writer Aa Petruk

Suka ngomong sendiri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya