IWF 2020: 7 Hal Fundamental Mengangkat Fenomena Viral Menjadi Tulisan

Freelance writers wajib tahu, nih! #IWF2020

Freelance writers atau penulis lepas kini menjadi profesi yang digandrungi. Sebab saat ini, ada banyak media online yang membuka kesempatan bagi para penulis untuk berkarya. Hal penting lainnya, mereka berani memberi royalti pada tulisan yang diterbitkan, salah satunya IDN Times Community.

Selain itu, penulis lepas juga merupakan profesi yang flexible. Menjadi penulis lepas tidak memerlukan background pendidikan yang spesifik, batasan usia, dan waktu yang terikat. Siapa pun kamu dan di mana pun kamu berada, tulisan-tulisanmu bisa diterbitkan dan dibaca jutaan orang.

Seiring perkembangan zaman, media sosial kini telah menjelma menjadi salah satu sumber utama penulisan artikel. Hal ini tentunya memudahkan para penulis lepas untuk menghasilkan karya-karya yang up to date dan tren. Tak heran bila belakangan ini, penulis berbondong-bondong  mengangkat konten viral menjadi tulisan.

Menjawab fenomena ini, IDN Times melalui Indonesia Writers Festival 2020 menghadirkan sebuah sesi yang dinamai “Social Media Conversation to Online Articles”. Tiga narasumber dari media online populer hadir untuk berbagi tips menulis artikel yang bersumber dari fenomena viral. Mereka adalah Nabila Inaya (Editor in Chief Keepo.me), Hairum Fellayati (Editor Hipwee), dan Bimo Aprilianto (Creative Writer IDN Times). Penasaran apa saja tips dan trik penting yang dibagi oleh tiga narsumber ini? Yuk, kita baca selengkapnya.  

1. Media sosial menjadi tolok ukur penulisan

IWF 2020: 7 Hal Fundamental Mengangkat Fenomena Viral Menjadi TulisanDok. Pribadi

Menurut Nabila, saat ini media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar dalam penulisan berita. Tidak bisa dimungkiri, media sosial telah menjadi tolak ukur untuk sebuah topik yang muncul di media online. Setiap hari, editorial akan duduk bersama untuk membahas mengenai topik yang sedang hangat dibicarakan oleh warganet, baik itu di Twitter, Instagram, YouTube hingga Facebook.

Bimo menambahkan, media sosial menjadi sumber utama dalam penulisan artikel hiburan seperti humor, foto lucu hingga kisah inspiratif. Berdasarkan pengalamannya sendiri, ia selalu mencari ide penulisan berdasarkan trending topic media sosial.

Setali tiga uang dengan Nabil dan Bimo, Hairum membenarkan kalau dulu sebuah fenomena akan menjadi viral setelah diangkat oleh media masa, maka kini mengalami sedikit perubahan. Seiring tingginya penggunaan media sosial, perbincangan viral lah yang akan diangkat ke menjadi berita. Kalau dulu tugas media adalah mem-viralkan sesuatu, kini justru ikut menyiarkan berita-berita viral.

2. Editorial menyukai artikel yang lebih dulu viral 

IWF 2020: 7 Hal Fundamental Mengangkat Fenomena Viral Menjadi Tulisanunsplash.com/@dole777

Seperti yang dikatakan narasumber, saat ini media sosial telah menjadi tolak ukur penerbitan artikel bertopik hiburan. Penulis lepas yang rutin mengirimkan karya ke media online patut mencoba untuk mengangkat fenomena viral menjadi tulisan. Sebab, editor menyukai tulisan yang diangkat dari fenomena viral dan kemungkinan tulisanmu akan diterbitkan menjadi semakin besar.

Sebagai penulis, kamu harus rajin mengecek media sosial untuk melihat hal apa yang sedang dibicarakan oleh warganet. Beberapa langkah yang bisa dilakukan, seperti; mengikuti akun media sosial public figure, akun humor, akun meme dan akun informatif lainnya. Kamu juga bisa melihat di trending topic twitter hingga google trend.

3. Jangan tunggu hingga topik menjadi dingin  

IWF 2020: 7 Hal Fundamental Mengangkat Fenomena Viral Menjadi Tulisanunsplash.com/@markuswinkler

Seheboh apa pun fenomena viral menjadi perbincangan warganet, ia tetap mempunyai batas waktu. Sesuatu yang viral biasanya hanya bertahan selama 1-2 minggu, untuk kemudian berganti dengan fenomena baru. Penulis hendaknya mengangkat topik viral di masa hangat-hangatnya saat antusias pembaca masih tinggi. Sebab di masa awal, orang-orang masih dipenuhi rasa penasaran mengenai topik tersebut.

Misalnya mengenai odading Mang Oleh dari Bandung. Di awal saat video ini viral, orang-orang yang tidak tahu akan mencari informasi mengenai kue odading. Nah, kalau kamu mengangkat topik ini sebelum penulis lain, kemungkinan artikelmu akan trending menjadi lebih besar.

Baca Juga: IWF 2020: 5 Hal Penting Sebelum Ambil Konten Medsos Jadi Artikel

4. Cek kebenaran informasi sebelum menulis 

IWF 2020: 7 Hal Fundamental Mengangkat Fenomena Viral Menjadi TulisanDok. Pribadi
dm-player

Seorang penulis bertanggung jawab atas informasi di dalam tulisannya. Menulis mengenai fenomena viral memang sebaiknya aktual, namun penulis juga harus memvalidasi informasi yang ia angkat. Dikatakan Nabila, penulis wajib menelusuri sumber pertama yang menyebarkan informasi tersebut.

Informasi harus berasal dari sumber yang kredibel. Jangan sampai penulis memperoleh informasi dari akun bodong, bot, fake, dan sebagainya. Hal ini penting untuk menghindari penulis menerbitkan sesuatu yang mengandung disinformasi atau bahkan hoax.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menangkal hoax, antara lain: telusuri siapa yang pertama menyebarkan berita. Apakah media terpercaya, blog, atau akun sosial media. Kamu bisa menggunakan tools hoax analyzer yang disediakan gratis di internet.

5. Jangan melupakan nilai berita 

IWF 2020: 7 Hal Fundamental Mengangkat Fenomena Viral Menjadi Tulisanunsplash.com/@markuswinkler

Untuk menerbitkan tulisan di media online, penulis harus memperhatikan nilai berita yang terkandung dalam tulisannya. Apakah tulisan ini akan bersifat informatif, edukatif, entertain atau bahkan ketiganya. Misalnya untuk fenomena odading Mang Oleh, penulis bisa mengangkat hal lain seperti asal-usul kue odading dan cara membuatnya yang bersifat informatif.

Contoh kedua, misalnya kasus bullying yang viral, penulis bisa mengangkat dampak bully dari sisi psikologi yang bersifat edukatif. Di sinilah tantangan seorang penulis, yaitu mengangkat sisi lain dari sebuah fenomena menjadi bermanfaat untuk para pembaca.

6. Tidak semua konten viral layak diangkat menjadi artikel 

IWF 2020: 7 Hal Fundamental Mengangkat Fenomena Viral Menjadi TulisanDok. Pribadi

Menurut Bimo yang setiap hari menulis artikel dari konten viral, tidak semua hal yang dibahas di media sosial layak untuk diangkat ke media online. Meme, humor dan konten lain yang berasal dari media sosial banyak mengandung kekerasan seperti kata-kata kasar.

Penulis harus memfilter apa yang akan ia angkat menjadi tulisan. Penulis juga harus memahami karakteristik  media online tempat ia menerbitkan berita.

7. Menjunjung tinggi kode etik penulis 

IWF 2020: 7 Hal Fundamental Mengangkat Fenomena Viral Menjadi TulisanDok. Pribadi

Menurut Nabila, penulis harus menjunjung tinggi etika, contoh kecil yang kerap dilupakan adalah perizinan. Misalnya kamu ingin mengambil foto dan video dari akun milik seseorang untuk dijadikan konten, kamu harus meminta izin sebelumnya. Hal ini sangat penting mengingat konten media sosial adalah hak pemilik akun dan tidak semua orang berkenan untuk diangkat menjadi konten.

Apalagi bila akun sosial sosial tersebut bersifat private. Penulis harus sangat berhati-hati untuk mengambil isi konten di dalamnya. Poin kedua, penulis tidak boleh lupa untuk mencantumkan sumber. Sumber bisa dituliskan dalam bentuk nama pengguna atau link media sosial pemilik konten tersebut.

Itu dia tujuh hal fundamental yang harus diperhatikan ketika mengangkat konten viral menjadi tulisan menurut tiga narasumber Indonesia Writers Festival 2020; Nabila, Hairum dan Bimo dari tiga media online populer di Tanah Air. Semoga informasi ini bermanfaat untuk para penulis lepas yang menjadikan media sosial sebagai sumber tulisannya. Tetap semangat untuk bersuara lewat tulisan, sobat IDN Times!

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2020. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 21 hingga 26 September 2020 melalui zoom dan YouTube channel IDN Times.

IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan Lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih banyak lainnya.

Simak terus keseruannya di situs idntimes.com, ya!

Baca Juga: IWF 2020: 5 Kiat Jitu Nulis Artikel dari Konten Viral Ala Nabila Inaya

Ratumas Ovvy Photo Verified Writer Ratumas Ovvy

Find me on Instagram @ratumasovvy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya