Upacara Tedak Siten: Makna, Tujuan, dan Rangkaian Prosesinya

Salah satu tradisi upacara adat Jawa

Beberapa dari kamu mungkin ada yang belum familier dengan Tedak Sinten. Prosesi ini merupakan bagian dari adat dan tradisi masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah. Upacara ini dilakukan saat bayi berusia tujuh bulan dan mulai belajar duduk maupun berjalan.

Upacara ini selalu ditunggu oleh orangtua maupun kerabat keluarga. Lalu seperti apa upacara Tedak Siten? Apa makna dan tujuannya? Simak ulasannya di bawah ini.

1. Apa itu upacara Tedak Siten?

Upacara Tedak Siten: Makna, Tujuan, dan Rangkaian ProsesinyaIlustrasi upacara Tedak Siten anak Nikita Willy (instagram.com/@nikitawillyofficial94)

Mengutip Warisan Budaya Tak Benda Kemdikbud, Tedak Siten adalah salah satu upacara adat Jawa atau juga disebut upacara turun tanah. Prosesi ini dilakukan sebagai peringatan akan pentingnya makna hidup di atas bumi yang mempunyai relasi, antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan alam di sekitarnya.

Tedak Siten berasal dari bahasa Jawa, yaitu “tedhak” yang berarti “menapakkan kaki”, dan “siten” (berasal dari kata “siti”) yang berarti “bumi” atau “tanah”. Upacara ini dilakukan ketika bayi berusia tujuh lapan atau ketika bayi mulai belajar duduk dan berjalan di tanah. Bagi para leluhur, adat ini dilaksanakan sebagai penghormatan kepada bumi tempat anak mulai belajar menginjakkan kakinya ke tanah.

Baca Juga: 8 Gaya Artis dan Keluarga di Tedak Sinten Azura Putri Atta-Aurel

2. Tujuan upacara Tedak Siten

Upacara Tedak Siten: Makna, Tujuan, dan Rangkaian ProsesinyaIlustrasi upacara Tedak Siten anak Nikita Willy (instagram.com/@nikitawillyofficial94)

Upacara Tedak Siten diiringi dengan doa-doa dari orang tua dan sesepuh agar kelak anak sukses dalam kehidupannya. Maksud diadakannya upacara ini diharapkan supaya kelak anak dewasa menjadi kuat, mandiri, dan mampu menjalani kehidupannya yang penuh tantangan untuk mencapai cita-cita. Berikut ini beberapa tujuannya.

  • Sebagai penghormatan kepada bumi di mana anak mulai belajar berjalan.
  • Bentuk harapan dari orangtua agar anak kelak menjadi orang yang berguna bagi keluarga, nusa, dan bangsa.
  • Doa dari orangtua dan sesepuh agari anak yang sukses menjalani kehidupannya.
  • Mengungkapkan masa depan bayi yang diharapkan akan kuat dan mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan yang penuh tantangan.
  • Sebagai wujud syukur kepada Tuhan karena pada usia ini anak mulai mengenal alam di sekitarnya dengan berjalan di tanah.

3. Rangkaian prosesi Tedak Siten

Upacara Tedak Siten: Makna, Tujuan, dan Rangkaian ProsesinyaIlustrasi upacara Tedak Siten anak Nikita Willy (instagram.com/@nikitawillyofficial94)

Mengutip laman Pemkot Yogyakarta, upacara Tedak Siten memiliki beberapa rangkaian. Setiap rangkaian tersebut juga memiliki maknanya sendiri-sendiri. Berikut ini penjelasannya.

1. Membersihkan kaki anak

Orangtua menggendong anak dan mencuci kakinya hingga bersih sebelum menginjakkan kaki ke tanah. Mencuci kaki dimaknai sebagai kesucian sebelum memulai sesuatu. Sebelum menapaki kehidupan baru, diperlukan kesucian hati.

2. Melewati tujuh jadah

Anak kemudian dituntun berjalan di atas jadah (makanan tradisional dari ketan) yang dibuat dengan warna berbeda-beda, yaitu merah, putih, hijau, kuning, biru, merah jambu, dan ungu. Makna yang beragam ini menggambarkan berbagai rintangan hidup yang harus dihadapi. Tujuh dalam bahasa Jawa disebut pitu sebagai simbol pitulungan atau pertolongan. Harapannya agar anak selalu mendapat pertolongan dari Tuhan.

3. Naik tangga

Selanjutnya, anak dituntun orangtua menaiki 7 tangga yang terbuat dari batang tebu wulung. Maknanya anak kelak akan melalui perjalanan ke tingkat yang lebih tinggi menuju puncak. Orangtua sebagai simbol dukungan untuk mencapai cita-cita. Tebu dimaknai "antebing kalbu" yang berarti penuh tekad dan percaya diri.

4. Masuk ke kurungan

Anak kemudian dimasukkan ke dalam sangkar atau kurungan ayam. Di dalam kurungan terdapat beberapa benda seperti perhiasan, beras, buku tulis, mainan, dan sebagainya. Anak akan mengambil salah satu benda tersebut. Makna kurungan ayam adalah simbol dunia nyata yang akan dimasuki oleh anak. Benda yang diambil si anak dari dalam kurungan menggambarkan profesi yang ingin dijalani kelak.

5. Memandikan anak

Kemudian anak akan dimandikan oleh orangtua. Air yang dipakai diambil sekitar pukul 10-12 malam yang kemudian didiamkan atau diembunkan hingga keesokan harinya terkena sinar matahari. Air juga diberi bunga. Setelah dimandikan, anak diberi pakaian yang baik. Maknanya agar kelak anak menjadi orang yang membanggakan.

6. Menyebar udhik-udhik

Udhik-udhik adalah uang logam yang dicampur dengan bermacam-macam bunga yang kemudian diambil oleh hadirin yang datang. Maknanya agar anak dikarunia rezeki cukup untuk bisa bersedekah kepada orang yang membutuhkan.

Upacara Tedak Siten adalah proses di mana bayi mulai duduk dan belajar berjalan di tanah. Tujuannya agar kelak anak tersebut menjadi mandiri dan menjalani kehidupannya dengan baik hingga sukses mencapai tujuannya. Masyarakat Jawa mengenal ungkapan "ibu pertiwi bapa angkasa" yang berarti bumi sebagai ibu dan langit sebagai bapak, maka penting untuk dilakukan upacara Tedak Siten.

Baca Juga: 10 Potret Gen Halilintar di Acara Tedak Siten Azura

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya