5 Fakta Hybrid Learning untuk Optimalisasi Sistem Pembelajaran

Agar belajar semakin efektif

Masa transisi dari era pandemi menuju era post-pandemik COVID-19 membawa dampak banyak sektor yang cukup signifikan. Di sektor pendidikan, Kemendikbud berupaya untuk mengoptimalkan manajemen sistem pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien, termasuk metode hybrid learning.

1. Sistem pembelajaran hybrid dapat meminimalkan dampak psikososial siswa

5 Fakta Hybrid Learning untuk Optimalisasi Sistem Pembelajaranilustrasi dampak psikologi yang di alami wanita (pexels.com/SHVETS production)

Pembelajaran sistem daring yang terlaksana dalam kurun waktu sekitar 2 tahun selama pandemik menimbulkan efek psikososial bagi siswa. Kekhawatiran pun muncul ketika terjadi peralihan antara sistem pembelajaran daring menjadi luring. Siswa yang sudah terbiasa menatap layar secara individu yang cenderung kurang dalam bersosialisasi merasa kurang siap jika dialihkan menjadi tatap muka.

Sistem pembelajaran yang dinilai efektif untuk diaplikasikan di era post-pandemik dikenal dengan istilah hybrid learning. Sistem ini merupakan perpaduan antara metode pembelajaran daring dan luring. Hybrid learning dapat meminimalkan dampak psikososial siswa dengan melakukan transisi secara bertahap.

2. Konsep teach, tech, dan touch pada hybrid learning

5 Fakta Hybrid Learning untuk Optimalisasi Sistem Pembelajaranilustrasi pria bekerja di laptop sementara wanita membuat catatan (pexels.com/Canva Studio)

Optimalisasi sistem pembelajaran berbasis hybrid learning dilakukan dengan memperkuat aspek 3T, yaitu teach, tech, dan touch. Teach (mengajar) berfokus pada teknik yang berorientasi pada tercapainya tujuan dan target pembelajaran yang sesuai harapan.

Tech (teknologi) berfokus pada media pembelajaran yang diaplikasikan dengan memanfaatkan teknologi, serta konten materi yang ditampilkan harus dikemas menarik minat belajar siswa.

Touch (sentuhan) berfokus pada aspek psikologis atau keterikatan batin antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) sehingga apa yang disampaikan guru dapat ditelaah ilmunya oleh siswa, tidak hanya sekadar diingat namun juga dirasakan/diresapi sehingga penyerapan materi dapat optimal. 

Baca Juga: Mengenal Pembelajaran Sosial Emosional, Penting untuk Anak-anak

3. Manajemen sistem hybrid learning 

dm-player
5 Fakta Hybrid Learning untuk Optimalisasi Sistem Pembelajaranilustrasi manajemen sistem (pexels.com/Brett Sayles)

Manajemen sistem pembelajaran berbasis hybrid learning diterapkan dengan berfokus pada guru (instructor-led) atau siswa (learner-led). Pada umumnya, tahap awal dari hybrid learning berfokus pada instructor-led sebagai pemandu dalam proses pembelajaran dan roda pembelajaran dijalankan oleh learner-led.

Persentase efektif antara metode pembelajaran daring dan luring yaitu 40 persen daring dan 60 persen luring dengan beberapa shift agar tetap kondusif dan mencegah kluster baru penyebaran Covid-19).

4. Implementasi hybrid learning dalam pembelajaran formal yang efektif 

5 Fakta Hybrid Learning untuk Optimalisasi Sistem Pembelajaranilustrasi seorang guru wanita memberika materi kepada siswa (pexels.com/Katerina Holmes)

Kemendikbud Ristek terus mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas melalui sistem hybrid learning. Strategi dan teknik yang diterapkan dalam sistem pembelajaran hybrid learning dapat meliputi live event, collaboration, self-paced learning, assessment, dan performance support.

  • Live event, merupakan pembelajaran langsung atau tatap muka;
  • Collaboration, yaitu kolaborasi antara guru dan siswa, juga antar siswa dalam kegiatan belajar mengajar;
  • Self-paced learning, berarti mengombinasikannya dengan pembelajaran mandiri;
  • Assessment, yaitu pemberian penugasan dan latihan-latihan soal yang dikemas secara terorganisir. Bentuknya bisa berupa tes maupun non-tes seperti proyek kelas;
  • Performance support materials, yaitu untuk memastikan bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital. Tujuannya agar bahan pembelajaran tersebut dapat dengan mudah diakses oleh siswa, baik secara daring maupun luring.

5. Langkah konkrit pemerintah untuk mengoptimalkan sistem hybrid learning

5 Fakta Hybrid Learning untuk Optimalisasi Sistem Pembelajaranilustrasi seorang guru dan murid saling memberikan pertanyaan (pexels.com/Max Fischer)

Pemerintah terus berupaya dalam mengoptimalkan sistem hybrid learning. Dr. Juandanilsyah, SE., MA, Analis Kebijakan Ahli Madya, Koordinator Bidang Peserta Didik Direktorat SMA, Ditjen Dikdasmen, Kemendikbudristek menuturkan bahwa hybrid learning merupakan pembelajaran yang memadukan pembelajaran daring dan tatap muka untuk menghindari terjadinya learning loss.

"Pemerintah berupaya untuk membantu efektivitas hybrid learning di sekolah-sekolah melalui berbagai program seperti relaksasi dana BOS yang dapat digunakan oleh sekolah untuk mengatur proses pembelajaran, kegiatan guru berbagi untuk meningkatkan keterampilan para guru, pembagian kuota internet untuk belajar, guru kunjung di daerah-daerah terpencil hingga bantuan peralatan TIK ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia," tutur Dr. Juandanilsyah, SE., MA.

Diharapkan dengan adanya manajemen sistem pembelajaran hybrid learning yang berfokus pada aspek teach, tech, dan touch dapat mengoptimalkan sistem pembelajaran saat ini. Penyusunan strategi dan teknik dalam penerapan sistem pembelajaran hybrid learning sangat menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi dalam proses belajar-mengajar.

Baca Juga: 6 Metode Pembelajaran di Sekolah untuk Anak ADHD

Royan Muhamad Photo Writer Royan Muhamad

Mahasiswa Bina Nusantara

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya