Tari Lego-Lego: Sejarah, Fungsi, hingga Propertinya

Tari tradisional yang dijuluki sebagai tari multietnik

Pernahkah kamu mendengar tentang tari tradisional Lego-Lego? Tarian ini berasal dari Aloy, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini dibawakan oleh penari laki-laki dan perempuan sebanyak puluhan hingga ratusan orang dengan cara melingkar serta bergandeng tangan.

Tarian ini diberi julukan sebagai tari multietnik karena secara tidak langsung menggambarkan kesatuan. Setiap gender, suku, bahasa, agama, bahkan hingga status sosial bersatu tanpa adanya sikap diskriminasi dalam pertunjukan tari ini.

Lantas, adakah sejarah di balik tarian ini? Untuk apa tarian ini ditampilkan? Kemudian, properti apa saja yang digunakan saat menarikan tarian ini? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel ini! Keep scrolling.

1. Sejarah Tari Lego-Lego

Tari Lego-Lego: Sejarah, Fungsi, hingga PropertinyaTari lego-lego, Alor, Nusa Tenggara Timur (https://www.instagram.com/rikasharsa/)

Tari Lego-Lego pertama kali muncul sebagai tarian yang dilakukan untuk upacara adat atas dasar bentuk syukur masyarakat. Bentuk syukur tersebut mereka tampilkan dengan berkumpul mengelilingi mezbah sembari menaikkan lagu-lagu pujian pada Tuhan. Mezbah merupakan benda khusus yang disakralkan masyarakat Alor, yang mana menjadikan ini menjadi ciri khas Tari Lego-Lego.

Sama halnya tarian tradisional lainnya yang akan selalu diiringi oleh alat musik, namun terkadang tari ini hanya diiringi oleh nyanyian para penari dengan tambahan suara gemerincing dari gelang kaki yang dikenakan penari. Bukan sekedar pertunjukan tari, terdapat proses transfer ilmu pengetahuan secara lisan terhadap masyarakat dalam tarian ini.

Hal tersebut menjadikan Lego-Lego sebagai salah satu tari tradisional yang terbilang unik. Di setiap bait lirik tarian ini, biasanya berisikan pesan yang bertujuan untuk memberi tahu agar setiap masyarakat dapat selalu menghormati dan menjaga kerukunan antar suku maupun agama. Selain itu, syair lego-lego juga berisikan sejarah nenek moyang, suku, serta perpindahan antar suku.

Penari dalam Tari Lego-Lego akan dipandu oleh satu sampai dua orang juru pukong atau juru pantun. Juru pukong ini merupakan laki-laki yang dituakan oleh masyarakat dan dianggap sudah menguasai lagu dalam pertunjukan Tari Lego-Lego.

2. Fungsi Tari Lego-Lego

Tari Lego-Lego: Sejarah, Fungsi, hingga PropertinyaIlustrasi Tari Lego-lego (kemdikbud.go.id)
dm-player

Selain memiliki fungsi sebagai hiburan, ada beberapa fungsi lain dari tarian ini. Di antaranya adalah:

- Sebagai penyambutan tamu dalam acara besar dengan tujuan memperkenalkan budaya masyarakat setempat kepada tamu yang merupakan warga asing dari daerah lain di Indonesia maupun luar negeri.
- Sebagai wujud rasa syukur usai berhasil memperoleh keberhasilan, seperti pernikahan dan perolehan hasil panen.
- Penyambutan tradisi sunat massal anak laki-laki dengan rentang usia 4 hingga 10 tahun yang biasa disebut sunna hada.
- Bentuk aktualisasi kebersamaan masyarakat yang tercermin dalam gerakan bergandengan tangan serta sebagai salah satu upaya melestarikan semangat gotong royong.

Baca Juga: Makna Tari Baris Sumbu dari Desa Adat Semanik Badung

3. Properti yang digunakan

Tari Lego-Lego: Sejarah, Fungsi, hingga PropertinyaTari Lego-lego (Facebook.com/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI)

Sama halnya dengan tari tradisional lainnya, Tari Lego-Lego juga membutuhkan properti khusus. Berikut merupakan properti-properti yang digunakan penari Lego-Lego.

- Alat musik tradisional khas Alor, yakni moko yang berbentuk hampir seperti kendang dengan ukuran yang beragam. Umumnya, moko terbuat dari tembaga, kuningan, bahkan perunggu.
- Alat musik gong berukuran kecil hingga besar.
- Kain tenun Alor yang memiliki ciri khas motif kenari.
- Baju adat yang dipadukan dengan ikat kepala. Untuk penari perempuan, ikat kepala yang digunakan berbentuk V dengan warna putih, hitam, merah, serta dengan tambahan aksesori lain (kalung, anting dan gelang). Sementara untuk laki-laki, ikat kepala yang digunakan berbentuk hampir seperti mahkota dengan tambahan aksesori lain, seperti dasi dan perhiasan yang dikenakan pada bagian lengan.
- Gelang kaki yang bermanfaat untuk menghasilkan suara gemerincing bagi para penari.

Itulah informasi mengenai Tari Lego-Lego khas suku Alor, Nusa Tenggara Timur. Apakah kamu tertarik untuk melihat pertunjukan tari ini secara langsung? 

Penulis: Natasya Yolanda

Baca Juga: Mengenal Tari Cakalele, Tarian Perang Asal Maluku

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya