5 Cara Inovatif Sekolah di Berbagai Negara Tangani Masalah Siswanya

#EdFunFact Indonesia harus mencontoh salah satunya nih

Setiap negara di dunia memiliki kebijakan masing-masing dalam sistem pendidikannya. Cara-cara inovatif mulai dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan yang seringkali menjadi momok di dunia pendidikan. Finladia adalah salah satu bukti keberhasilan sistem pendidikan inovatif yang coba diterapkan.

Selain Finlandia, berikut ini beberapa sekolah di berbagai negara yang menerapkan cara-cara inovatif untuk menangani permasalahan siswa-siswinya.

1. Finlandia: lingkungan belajar yang bebas dari tekanan akademis

5 Cara Inovatif Sekolah di Berbagai Negara Tangani Masalah SiswanyaUnsplash/Eliott Reyna

Sistem pendidikan Finlandia telah dinobatkan sebagai sistem pendidikan yang terbaik di dunia, prestasi anak-anaknya secara konsisten berada di peringkat tertinggi untuk matematika, membaca dan sains. Sementara sebagian besar sistem pendidikan negara lain berpusat pada evaluasi dan ujian, sistem pendidikan Finlandia justru berjalan melawan arus.

Sebagai permulaan, anak-anak Finlandia tidak memulai pendidikan formal sampai mereka berusia tujuh tahun (dibandingkan dengan empat atau lima di sebagian besar negara). Mereka hampir tidak memiliki pekerjaan rumah atau ujian sampai mereka remaja, dan mereka tidak diuji sama sekali selama enam tahun pertama mereka.

Kurangnya kompetisi dan tekanan akademis ini memungkinkan anak-anak berkembang, sekolah-sekolah lebih mengajarkan mereka cara belajar daripada bagaimana cara lulus ujian. Satu-satunya tes wajib yang diambil anak Finlandia adalah pada usia 16 tahun, di akhir sekolah menengah mereka.

2. China: Sistem pendidikan yang memupuk keterampilan matematika yang menakjubkan

5 Cara Inovatif Sekolah di Berbagai Negara Tangani Masalah SiswanyaUnsplash.com/roman_lazygeek

Di seluruh dunia, matematika adalah salah satu mata pelajaran yang paling dibenci di kalangan siswa sekolah dari segala usia. China telah mencapai catatan matematikanya yang mengesankan melalui metode pengajaran dan pendekatan matematika yang berbeda dengan yang dilakukan di negara lain.

China menempatkan penekanan pada praktik matematika dan belajar konsep dan logika di balik masalah.

Guru mengilustrasikan masalah menggunakan contoh-contoh yang berkisar dalam kesulitan siswa, dan mengekspos mereka ke berbagai skenario matematika.

Seluruh kelas diharapkan untuk terlibat dalam pembelajaran sebagai kelompok, tidak seperti fokus negara lain yang hanya terfokus pada individu yang diminta menyelesaikan soal matematika di depan kelas.

Baca Juga: Pendidikannya Terbaik, Yuk Intip 5 Gaya Belajar di Berbagai Negara Ini

3. Belanda: “Pendidikan untuk era baru”

5 Cara Inovatif Sekolah di Berbagai Negara Tangani Masalah SiswanyaUnsplash.com/benmullins
dm-player

Jika kamu termasuk orang-orang yang berpikir bahwa sudah saatnya potensi teknologi abad ke-21 dimanfaatkan dengan tepat untuk tujuan pendidikan maka Belanda telah memulainya.

Belanda membuat model pengajaran baru yang revolusioner yang cocok untuk dunia digital. Sebuah model pendidikan yang disebut "Pendidikan untuk Era Baru" (dikenal sebagai "O4NT" dalam bahasa Belanda) telah melakukan pembukaan kesebelas "Sekolah iPad" atau "Sekolah Steve Jobs" di Belanda, di mana iPad dan aplikasi menggantikan sumber daya tradisional seperti buku dan papan tulis.

Para pendukung konsep baru ini berpendapat bahwa ini tidak hanya mengakui dunia yang sangat berbeda di mana siswa saat ini tumbuh, tetapi juga lebih baik mempersiapkan siswa untuk dunia di luar sekolah dengan melengkapi mereka dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk memanfaatkan teknologi.

4. The UK’s Studio Schools: Pendidikan berakar dari dunia nyata

5 Cara Inovatif Sekolah di Berbagai Negara Tangani Masalah SiswanyaUnsplash.com/craftedbygc

Sekolah Studio di Inggris, sebuah sekolah negeri yang baru dikembangkan memiliki pendekatan pembelajaran yang sedikit berbeda dari sekolah-sekolah pada umumnya.

Pendekatan pembelajarannya lebih menekankan pada kreativitas, pengajaran kecakapan hidup, dan bekerja dalam tim kecil pada proyek-proyek praktis. Hal ini dirancang agar siswa merasa lebih seperti tempat kerja yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa pendidikan siswa berakar dari dunia nyata.

5. Barefoot College: Pendidikan untuk negara berkembang

5 Cara Inovatif Sekolah di Berbagai Negara Tangani Masalah SiswanyaUnsplash.com/santivedri

Barefoot College adalah sebuah organisasi yang didedikasikan untuk memberikan pendidikan bagi kaum miskin pedesaan di beberapa negara di dunia. Serta menjalankan proyek-proyek seperti pengiriman air bersih.

Barefoot College berkomitmen untuk mendidik mereka yang hidup dalam kemiskinan dan memberdayakan perempuan. Kelas-kelasnya diadakan pada malam hari untuk menyesuaikan dengan anak-anak yang biasanya bekerja di pagi atau siang hari.

Hal ini mungkin tidak tampak relevan dengan sistem pendidikan negara maju, tetapi pendekatan yang diambil oleh Barefoot College tidak biasa dan sangat bermanfaat untuk kelangsungan masa depan anak-anak yang kesulitan dalam hal ekonomi.

Barefoot College memang tidak menjanjikan kualitas pendidikan, tetapi setidaknya memberi setiap individu kesempatan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kehidupan. Sejak tahun 1975, Barefoot College telah mendidik 75.000 orang dalam suatu sistem yang layak untuk diterapkan secara lebih luas.

Dari pendekatan Finlandia terhadap tekanan akademis hingga kurangnya kebencian matematika China, pendekatan Belanda terhadap pendidikan abad 21, dapat kita simpulkan bahwa cara-cara inovatif justru berhasil menangani permasalahan pendidikan.

Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari mode pendidikan yang tidak biasa ini, paling tidak bahwa metode tradisional tidak selalu yang paling efektif, juga bukan cara terbaik untuk mempersiapkan siswa di masa depan.

Baca Juga: 6 Tips Pendidikan Karakter Sederhana dari Sekolah di Jepang

Anis Photo Verified Writer Anis

من صبر ظفر

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya