Tekan Angka Pengangguran Melalui Aksi Tanggap Darurat untuk Pendidikan

Siapkah Indonesia untuk masa depan?

Melihat potret pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun memang tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Kurangnya tingkat kesadaran dari semua pihak diduga menjadi salah satu alasan menurunnya kualitas pendidikan dan berkembangnya angka pengangguran di Indonesia. Melalui acara #GawatDaruratPendidikan, Shopee bekerja sama dengan #SemuaMuridSemuaGuru yang dihadiri Najelaa Shihab, Rezki Yanuar, Putra Nababan dan Faldo Maldini, pada Sabtu (6/4) di Jakarta, berinisiatif mempersiapkan sebuah perubahan sistem pendidikan negeri untuk masa depan yang lebih baik.

Kita tidak bisa menutup mata dengan angka pengangguran yang semakin besar khususnya di tingkat pendidikan tinggi yakni SMA dan SMK. Padahal lulusan-lulusan ini seharusnya sudah siap menghadapi dunia kerja. Namun sayang, kenyataannya justru berbanding terbalik. Karena generasi yang akan mendapat predikat lulusan tidak siap menghadapi dunia kerja. Lalu sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan dunia pendidikan saat ini?

1. Lulusan SMK yang diprediksi paling siap kerja, ternyata kenyataannya menempati angka pengangguran tertinggi

Tekan Angka Pengangguran Melalui Aksi Tanggap Darurat untuk PendidikanYoutube/Semua Murid Semua Guru

Badan Pusat Statistik pada Agustus 2018 mencatat bahwa jumlah angkatan kerja pada tahun tersebut sebanyak 131,01 juta orang, naik 2,95 juta orang dibanding Agustus 2017. Sejalan dengan itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat 0,59 persen poin.

Dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 40 ribu orang, sejalan dengan TPT yang turun menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi di antara tingkat pendidikan, yaitu sebesar 11,24 persen.

2. Menumbuhkan kesadaran dari semua pihak bahwa inovasi dalam pendidikan itu penting

Tekan Angka Pengangguran Melalui Aksi Tanggap Darurat untuk PendidikanIDN Times/Syarifah Noer Aulia

Menurut Pendidik dan Inisiator Semua Murid Semua Guru, Najelaa Shihab, pendidikan di Indonesia itu butuh inovasi dalam segala sektor. Tidak hanya para praktisi pendidikan, orangtua, murid, semua harus saling berkoordinasi dalam menghadapi segala perubahan yang ada.

Karena akan sia-sia saja, kalau satu dengan yang lain tidak satu tujuan. Oleh sebab itu kita semua harus berkolaborasi demi terciptanya sebuah peningkatan inovasi, salah satunya literasi digital.

Baca Juga: 8 Fitrah Anak yang Harus Dipahami untuk  Pendidikan Berbasis Islami

3. Tiap sekolah maupun instansi pendidikan seharusnya menerapkan sistem Agile Thinking Skill untuk menekan ketidaksiapan lulusan menuju dunia kerja

dm-player
Tekan Angka Pengangguran Melalui Aksi Tanggap Darurat untuk PendidikanIDN Times/ Syarifah Noer Aulia

Dalam kesempatan yang sama Putra Nababan selaku Caleg DPR-RI Dapil DKI Jakarta 1 sekaligus mantan Jurnalis, menyatakan bahwa masih begitu banyak murid di Indonesia yang memfokuskan diri terhadap nilai yang tinggi dan mengesampingkan kemampuan atau bakat.

Oleh sebab itu, ada baiknya sekolah maupun kampus menerapkan jiwa berkolaborasi sejak dini, agar ketika memasuki dunia kerja tidak gagap akan industri teknologi. Dari 113 perusahaan di dunia paling membutuhkan lulusan yang memahami Agile Thinking Skill, di mana lulusan siap melakukan segala jenis pekerjaan. Artinya mereka sikap melakukan plan A, B maupun C.

4. Seharusnya lulusan bisa memperluas dan memanfaatkan akses internet agar tidak menutup kesempatan yang ada

Tekan Angka Pengangguran Melalui Aksi Tanggap Darurat untuk PendidikanIDN Times/Syarifah Noer Aulia

Sekitar 19,5 persen anak muda tercatat sebagai pengangguran. Tak sedikit lulusan yang tidak tahu bagaimana caranya membuat CV maupun surat lamaran pekerjaan. Tentu hal ini sangat miris, padahal anak muda di Indonesia yang siap menjadi lulusan sudah sangat akrab dengan dunia internet. Hampir setiap hari menghabiskan waktu lebih dari 5 jam untuk menggunakan internet.

Namun, Menurut Faldo Maldini, Caleg DPR-RI Jawa Barat, kenyataan di lapangan yang terjadi, kebanyakan dari mereka justru terlalu asyik bermain social media dan game online. Sehingga tidak memanfaatkan kesempatan mengakses internet untuk mencari lowongan pekerjaan yang jumlahnya sebenarnya sangat banyak. “Padahal mereka paham dalam mengakses internet dan memiliki jumlah kuota yang tidak terbatas.”

5. Kolaborasi dan komitmen merupakan kunci keberhasilan dalam menurunkan angka pengangguran di Indonesia

Tekan Angka Pengangguran Melalui Aksi Tanggap Darurat untuk PendidikanIDN Times/Syarifah Noer Aulia

Najelaa Shihab menambahkan, “Revolusi industri 4.0 untuk saat ini memang sangat membutuhkan kolaborasi besar dan komitmen untuk jangka waktu yang sangat panjang. Sehingga generasi muda siap menghadapi masa depan.”

Nah, sebagai salah satu E-commerce terbesar di Asia, Shopee telah mewadahi sejumlah anak muda dengan sejumlah program edukasi yang merujuk pada pengembangan diri dalam menghadapi dunia kerja. "Kurikulum yang mengajarkan bagaimana memulai bisnis di usia muda, terkait SEO dan digital marketing sehingga siap menjadi advance. Adapula komunitas-komunitas saling sharing sehingga SDM terus bertambah," tutup Rezki Yanuar selakuCountry Brand Manager Shopee Indonesia. 

Baca Juga: [CEK FAKTA] Bagaimana Link and Match Dunia Pendidikan dan Dunia Usaha?

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya