10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!

Kota Semarang memang unik #LokalIDN

Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang di berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara sehingga menjadi salah satu kota pelabuhan dan kawasan perdagangan pada zaman dahulu dan juga banyak situs-situs bersejarah seperti Kota Lama, Lawang Sewu, Tugu Muda, dan Kelenteng Sam Poo Kong. 

Kota Semarang juga mempunyai banyak makanan khas seperti Lumpia, Wingko, Tahu Gimbal, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, kota ini juga memiliki ciri khas berupa kosakata bahasa Jawa yang sangat berbeda dengan bahasa Jawa pada umumnya. Nah, inilah ciri khas bahasa Jawa di kota lumpia berikut ini. 

1. Deknen

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!Pexels/Kenex Media sa

Kalau sebutan untuk "dia" atau "mereka" dalam dialek Semarangan adalah "deknen". Karena itulah, dari dialek yang digunakan juga dilakukan oleh orang Jawa untuk mengidentifikasi daerah asal orang tersebut.

Pasalnya, dalam bahasa Jawa pada umumnya, kata "dia" atau "mereka" menggunakan kata "dheweke" dalam bahasa Jawa Ngoko, "piyambake" dalam bahasa Jawa Krama Alus, dan "panjenenganipun" dalam bahasa Jawa Krama Inggil.

Deknen lagi lunga menyang Pasar Karangayu

(Dia/Mereka sedang pergi ke Pasar Karangayu)

2. Ameh/Meh

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!Pexels/Dương Nhân

Kata "ameh" atau yang biasa disingkat "meh" digunakan untuk menyebut kata "akan" , "mau", dan "hampir" dan ini sangat berbeda dengan bahasa Jawa umum yang menyebutnya dengan kata "arep" untuk Jawa Ngoko dan "badhe" untuk Jawa Krama baik Alus maupun Inggil. 

Aku ameh teka menyang omahe Pak Wiwit

(Aku akan datang ke rumahnya Pak Wiwit)

Jare Paklik Bowo, deknen meh tekan Stasiun Tawang jam 13.30 saka Jakarta

(Katanya Oom Bowo, dia akan sampai Stasiun Tawang jam 13.30 dari Jakarta)

3. Aeng-aeng

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!Pexels/Jean-Baptiste Burbaud

"Aeng-aeng" digunakan sebagai sebutan untuk orang yang banyak maunya atau terlalu banyak menuntut sesuatu dalam hubungan pertemanan atau pacaran. Versi paling umum dalam bahasa Jawa yakni "akeh karepe" untuk Ngoko atau "kathah kersanipun" dalam bahasa Krama. 

Halah, Wik. Aeng-aeng wae tho kowe karo aku!

(Aduh, Wik. Banyak maunya sih kamu sama aku!)

Baca Juga: 5 Kata Jadul dalam Bahasa Jawa Ini Ternyata dari Bahasa Belanda, Lho!

4. Datsu

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!semarangpedia.com

Sama seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia, Kota Semarang juga memiliki angkutan kota atau angkot. Ciri khas dari angkot khas kota lumpia ini adalah penggunaan warna berbeda di kedua angkot tersebut, yakni jingga dan kuning dengan warna berbeda yang menunjukkan trayek atau rute yang dilewatinya. 

Nah, warga kota Semarang menyebut angkot dengan sebutan "datsu" yang merupakan penyingkatan dari merek mobil Daihatsu yang sering digunakan untuk armada angkutan umum. 

Pak Dono nitih datsu C09 dhateng griyanipun Mbah Minto ning Pedurungan.

(Pak Dono naik angkot C09 ke rumah Mbah Minto di Pedurungan)

5. Gembeng

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!pixabay.com/Alexas_Fotos
dm-player

Istilah unik khas Kota Semarang lainnya adalah "gembeng". Istilah ini digunakan untuk orang yang cengeng alias sangat mudah menangis atau bisa juga untuk menyebut orang yang tidak berani selain kosakata Semarangan lainnya yakni "jirih". 

Adhimu gembeng men tho, Gus. Dijawil sithik nangise kenceng pol.

(Adikmu cengeng banget sih, Gus. Dijahili sedikit nangisnya keras sekali)

6. Gombal mukiyo

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!Pexels/Tirachard Kumtanom

Selanjutnya, ada istilah "gombal mukiyo". Istilah khas Semarangan ini berarti bohong atau membual. Dalam versi umumnya, kebiasaan buruk ini sering kita kenal dengan sebutan "goroh" atau "apus" dalam bahasa Jawa Ngoko atau "dora" dalam bahasa Jawa Krama Alus atau Inggil. 

Iki tenanan, Mas Wawan? Ojo gombal mukiyo kowe, yo!

(Ini beneran, Mas Wawan? Jangan bohong kamu, ya!)

7. Gali

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!Pexels/Crypto Crow

Istilah "gali" sendiri pernah populer di era 80-an. Pada masa itu terjadi peristiwa penembakan misterius atau Petrus yang menyasar orang-orang yang sering meresahkan masyarakat dan merupakan akronim dari "Gabungan Anak Liar". Namun di Kota Semarang, istilah "gali" sendiri merujuk pada penyebutan untuk preman pasar atau terminal sedangkan untuk preman kampung ada sebutannya sendiri yaitu "gentho". 

Aku bar dipalaki gali ning Pasar Tlogosari , duitku kanggo mblanja dipek kabeh.

(Aku habis dipalak preman di Pasar Tlogosari, uangku untuk belanja dirampas semua.)

8. Klowor

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!Pexels/Burst

Orang yang berpenampilan tidak rapi biasanya sangat mengganggu dan tidak sedap dipandang mata. Nah, di Kota Semarang ada istilah "klowor" yang diartikan tidak rapi atau awut-awutan dalam penampilan atau berpakaian. 

Walah, klambimu kok klowor men, tho? Awake dhewe meh lunga jagongan ning nikahane Mbak Dian.

(Walah, bajumu kok gak rapi banget, sih? Kita kan mau pergi kondangan di pernikahannya Mbak Dian.)

9. Blaik/lhais

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!Pexels/nappy

"Blaik" ataupun "lhais" digunakan sebagai kata eksklamatif (kata seru) dalam dialek Jawa Semarangan yang kurang lebih artinya sama dengan kata "waduh" atau "walah" dalam bahasa Indonesia. Kata ini digunakan sebagai ungkapan kekagetan atau terkejut. 

Blaik, montorku dicolong padahal mau wis tak kunci 

(Waduh, motorku dicuri padahal tadi sudah dikunci) 

10. Waung

10 Kosakata yang Identik dengan Kota Semarang, Podo Weruh Yo Ndes!Pexels/Helena Lopes

Yang terakhir, ada kata "waung" yang diartikan sebagai anjing padahal orang awam menyebut hewan sahabat manusia ini dengan sebutan "asu" dalam bahasa Jawa Ngoko, sedangkan dalam bahasa Krama disebut "segawon". 

Kowe kudu ati-ati pas lewat ngarep omahe Pak Joni amarga deknen dhuwe waung galak

(Kamu harus hati-hati ketika lewat depan rumahnya Pak Joni karena dia punya anjing galak)

Selain dikenal dengan lumpia dan aneka kuliner khas lainnya, ternyata Kota Semarang memiliki keunikan dalam penggunaan bahasanya berupa kata-kata unik yang berbeda. Meskipun demikian, bahasa Jawa umum seperti Ngoko, Krama Alus, atau Krama Inggil masih bisa dipahami. Nah, kalau kamu mau ke Jawa Tengah, jangan lupa mampir ke Kota Semarang, ya!

Baca Juga: 5 Kata Bahasa Jawa Mirip Bahasa Bali, Bikin Bingung kalau Keliru

Wimantyo Resi H. Photo Verified Writer Wimantyo Resi H.

Hanya orang biasa yang ingin melihat dunia.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya