Kriss Hatta Ramai Dibicarakan, Ini Fakta Child Grooming

Perhatikan strategi yang dilakukan pelaku

Belakangan ini mulai beredar kabar hangat mengenai child grooming. Saat ini, bentuk kekerasan seksual bisa terjadi di mana pun dengan bentuk apa pun. Seseorang bisa saja menjerat korban yang berada di bawah umur melalui child grooming.

Terlepas dari banyaknya kasus  yang beredar, kamu perlu mengetahui lebih dalam apa itu fakta child grooming hingga cara pencegahannya. Kenali pula beberapa strategi yang dilakukan pelaku untuk menjerat korban. Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut.

1. Apa itu child grooming?

Kriss Hatta Ramai Dibicarakan, Ini Fakta Child GroomingIlustrasi pasangan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dilansir Magen Yeladim International Child Safety Institute, Michael Werner, psikiatris asal Amerika menjelaskan bahwa grooming adalah tahapan proses di mana pelaku menarik korban memberikannya cinta. Pelaku akan membawa korban ke dalam suatu hubungan romantisme yang terlepas dari teman sebaya.

Sementara National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) juga melihat bahwa grooming merupakan upaya seseorang dalam membangun hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja melalui proses manipulasi, eksploitasi, hingga melecehkan.

Oleh sebab itu, kasus chlild grooming ini dianggap sebagai jenis kejahatan seksual baru yang terjadi di Indonesia. Motif child grooming bisa digunakan untuk sengaja mendekati korban untuk melakukan aktivitas seksual. Ada keterampilan atau strategi yang digunakan pelaku agar korban pada akhirnya bisa termanipulasi oleh tindakannya.

2. Grooming tidak hanya terjadi secara fisik

Kriss Hatta Ramai Dibicarakan, Ini Fakta Child GroomingIlustrasi Kencan (IDN Times/Mardya Shakti)

National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) melihat bahwa child grooming bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Bahkan pelaku child grooming tidak dibatasi oleh usia. Child grooming bisa dilakukan oleh orang asing hingga seseorang yang kenal dekat dengan korban.

Grooming bisa terjadi secara online atau disebut dengan cyber child grooming. Ruang publik juga berpotensi menjadi tempat perilaku child grooming. Gap umur antara pelaku dan korban cenderung jauh.

3. Dampak child grooming

Kriss Hatta Ramai Dibicarakan, Ini Fakta Child Groomingilustrasi pasangan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam jurnal berjudul "Cyber Child Grooming sebagai Bentuk Kekerasan Berbasis Gender
Online di Era Pandemi" yang dilakukan oleh Imara Pramesti Normalita Andaru, disebutkan bahwa child grooming bisa terjadi melalui media sosial. Menurutnya, ada beberapa dampak negatif dari perilaku grooming kepada anak-anak.

Korban bisa saja mengalami kerugian psikologis karena cemas, tertekan, takut, dan depresi. Korban bisa kehilangan kepercayaan diri, menarik diri dari lingkungan sosialnya, tertutup, dan merasa tidak bebas bergerak baik secara offline maupun online.

dm-player

NSPCC menjelaskan bahwa ada kemungkinan bahwa seorang anak jarang memberi tahu orang lain kalau mereka mengalami perilaku ini. Anak mungkin merasa malu, bersalah, tidak sadar dan mengerti bahwa mereka sedang dimanipulasi.

Baca Juga: 5 Cara Asuh yang Termasuk Child Abuse, Anak Diancam Kalau Gak Nurut

4. Tahapan terjadinya child grooming

Kriss Hatta Ramai Dibicarakan, Ini Fakta Child Groomingilustrasi pasangan (IDN Times/Mardya Shakti)

Magen Yeladim International Child Safety Institute menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan terjadinya child grooming. Pertama, pelaku akan menargetkan calon korban yang terlihat memiliki kepercayaan diri yang rendah, terisolasi, maupun kesepian. Anak yang mengalami konflik dalam keluarga atau minim dari perlindungan orangtua juga bisa jadi target korban child grooming.

Keduanya, pelaku akan berupaya keras untuk membangun kepercayaan korban. Pelaku akan melihat apa saja yang dia perlukan, belajar memahami kebutuhan korban, hingga menjalin komunikasi yang dekat dengan korban.

Ketiga, pelaku akan mengisi kebutuhan tersebut. Pelaku bisa saja memberikan hadiah yang spesial atau perhatian lebih kepada korban. Cara seperti ini juga berguna untuk membangun kepercayaan kepada keluarga korban.

Keempat, pelaku dan korban mulai menghabiskan banyak waktu bersama. Momen ini dimanfaatkan pelaku untuk menjalin hubungan yang rahasia dan terisolasi dari orang lain. 

Kelima, seksualisasi hubungan terjadi ketika pelaku mengenalkan banyak hal yang berkaitan dengan konteks seksual. Pelaku bisa saja memberikan gambar, melakukan percakapan intim, menciptakan situasi yang intim seperti berenang. Keingintahuan korban dimanfaatkan pelaku untuk mengontrol hubungan tersebut.

Terakhir, pelaku akan terus berusaha untuk menjaga hubungan itu. Apabila terjadi perilaku kekerasan seksual, maka pelaku bisa akan terus memanipulasi agar korban tidak menceritakan kejadian itu kepada orang lain.

5. Upaya pencegahan oleh orangtua

Kriss Hatta Ramai Dibicarakan, Ini Fakta Child Groomingilustrasi keluarga (IDN Times/Arief Rahmat)

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah child grooming?  Orangtua hendaknya lebih aware dan selalu memperhatikan kondisi anaknya. Usahakan untuk membangun hubungan yang harmonis dengan anak. Orangtua juga perlu membangun kepercayaan pada anak agar anak bisa sharing apa pun tanpa rasa tertekan.

Orangtua perlu memberikan edukasi kepada anak untuk tidak menerima hadiah dari orang lain tanpa sepengetahuanmu. Orangtua dan anak hendaknya saling membangun quality time sekaligus ajarkan beberapa hal mengenai edukasi seks sejak dini. Selain itu, jangan lupa mengajarkan anak untuk bersikap terbuka dan menceritakan apa pun yang terjadi kepada orangtua.

Penting sekali untuk bersikap lebih aware terhadap perilaku child grooming yang santer terjadi. Semoga lima fakta child grooming di atas bisa menambah wawasanmu untuk mencegahnya.

Baca Juga: Kenali 5 Strategi Pelaku Child Grooming Memanipulasi Korban, Waspada!

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya