6 Hal Penting dalam Menjaga Kesehatan Fisik dan Tulang Bayi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi baru lahir hingga menjadi balita memiliki kesehatan fisik yang belum setangguh manusia dewasa. Pada rentang waktu tersebut, tubuhnya terutama tulang dan otot masih sangat rentan dan butuh perhatian lebih.
Akan tetapi, dalam pengasuhan masih saja ada tindakan-tindakan yang beresiko terhadap kesehatan fisik bayi. Terjadinya hal tersebut bisa dikarenakan kebiasaan yang dilakukan turun temurun atau kurangnya informasi.
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan pertumbuhan fisik dan tulang bayi hingga menjadi balita.
1. Hindari pemakaian bedong terlalu erat
Memakaikan bedong serta gurita pada bayi merupakan sebuah tradisi yang dilakukan orang Indonesia. Tujuannya adalah untuk menghangatkan bayi dan meluruskan kaki yang masih berbentuk X atau O.
Namun, bila pemakaiannya sangat erat hingga ketat, menjadi berbahaya bagi bayi. Bayi bisa menjadi sesak napas. Dan kalaupun ingin meluruskan kaki, pemakaian bedong secara ketat justru menghambat gerak kaki bayi yang sedang aktif bergerak dan latihan menekukkan kaki.
2. Tidak membiasakan menggedong dengan menghadapkan bayi ke depan
Salah satu cara untuk membawa bayi yang belum bisa berjalan ke mana-mana adalah dengan menggendongnya. Namun, menggendong bayi bukanlah hal sembarangan sehingga tidak bisa dilakukan sesuka hati.
Seperti menggendong bayi sehingga dia menghadap depan atau searah dengan orang tua yang menggendongnya. Dalam kajian medis, menggendong dengan menghadap ke depan tidak lagi dianjurkan karena akan berdampak pada pertumbuhan tangan dan kaki bayi.
Selain itu, menggendong bayi menghadap depan juga bisa berdampak pada psikologis bayi. Dia bisa merasa cemas karena tidak bisa melihat wajah orang tuanya.
Jika memang harus menggendong bayi menghadap ke depan, orang tua hanya diperbolehkan melakukannya paling lama 20 menit saja.
3. Menggunakan alat gendong yang tepat, dan pastikan kaki berbentuk 'M'
Salah satu tren dalam mengasuh anak zaman sekarang adalah menggunakan alat gendongan yang modelnya lucu dan menarik. Akan tetapi, jika memedulikan kesehatan tulang dan fisik anak, bukan tampilannya-lah yang jadi pertimbangan utama. Yang harus dipertimbangkan adalah teksturnya sehingga terbentuk posisis 'M-Shape'.
Posisi M-Shape adalah posisi gendong sambil berdiri di mana pantat bayi lebih rendah dari pada lututnya. Ini adalah posisi natural dan paling nyaman untuk bayi dan ibu. Posisi ini bisa mulai dilakukan sejak bayi baru lahir.
Editor’s picks
Bayi juga tidak begitu disarankan digendong menggunakan hipseat, apa lagi di bawah 4 bulan karena belum bisa duduk tegak sendiri. Baru-baru ini bahkan disebutkan bahwa hipseat dapat membahayakan tulang bayi.
Baca Juga: 5 Obat Alami untuk Mengatasi Pilek pada Anak dan Balita
4. Jangan lewatkan fase-fase motorik untuk segera bisa jalan
Salah satu hal yang dinanti-nanti orang tua adalah bayi bisa segera jalan sendiri. Ini tentu tidak salah asalkan tetap memerhatikan fase-fase penting yang harus dilewati juga.
Mulai dari tengkurap sendiri, merayap, duduk sendiri, berguling, merangkak hingga berdiri dan jalan sendiri.
Namun, beberapa orang tua rela kehilangan salah satu dari fase tersebut, termasuk merangkak. Padahal, semua itu penting apa lagi merangkak.
Merangkak adalah langkah awal bayi untuk bisa berpindah-pindah dari satu titik ke titik lain secara mandiri. Merangkak juga perlu untuk memperkuat otot-otot tubuh untuk bisa jalan sendiri. Selain itu, merangkak melatih keseimbangan tubuh karena melakukan koordinasi gerakan tubuh.
5. Hindari penggunaan babywalker dengan tujuan bayi bisa cepat jalan
Babywalker adalah alat yang dibuat agar bayi bisa latihan jalan dan bergerak mudah ke sana ke mari dengan kakinya. Namun, beberapa tahun belakangan penggunaannya tidak direkomendasikan karena dampak yang bisa diberikannya. Bahkan, di sejumlah negara penggunaan babywalker sudah dilarang.
Bayi bisa mengalami kecelakaan hingga terjadi patah tulang, cedera kepala dan dampak buruk lainnya. Dampak lainnya adalah memperlambat perkrmbangan motorik bayi.
6. Jangan paksa anak untuk latihan jalan
Melatih anak untuk bisa jalan memang tidak mudah, sehingga butuh kesabaran. Orang tua harus memberikan toleransi dan keleluasaan saat anak belajar berjalan. Tapi tetap disertai stimulasi seperti berjalan di permukaan keras dan berenang.
Akan tetapi, tetap perhatikan waktu yang berlalu. Bila anak masih belum bisa berjalan sendiri hingga 18 bulan, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Baca Juga: 7 Cara Sehat Memberi Makan untuk Bayi hingga Balita
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.