5 Metode Baby Sleep Training yang Perlu Kamu Coba, Latih Anak Mandiri

Ada metode yang membuat orangtua harus tega

Banyak orangtua muda yang masih bingung mengenai sleep training untuk buah hati. Dilansir Health Essentials, menurut dokter anak Noah Schwartz, MD, sleep training merupakan proses mengajarkan si kecil untuk tertidur sendiri, entah itu sebelum tertidur atau ketika terbangun di tengah malam. Sejatinya, kamu berusaha membuat bayi sadar bahwa mereka bisa tidur sendiri atau menenangkan diri mereka sendiri ketika terbangun.

Sleep training direkomendasikan untuk bayi usia 4 bulan, tapi gak menutup kemungkinan dilakukan lebih awal. Di usia tersebut, mereka sudah cukup tua untuk belajar menenangkan diri sendiri.

Siklus tidur mereka juga mulai lebih teratur. Kalau kamu mau mulai melatih sleep training pada bayimu, ada baiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Untuk gambaran umumnya, ini dia 5 metode baby sleep training yang bisa kamu praktikkan.

1. The CIO (Cry It Out) Method 

5 Metode Baby Sleep Training yang Perlu Kamu Coba, Latih Anak Mandiriilustrasi bayi menangis (pexels.com/RODNAE Productions)

Metode CIO biasanya membuat hati orangtua gak tega. Melalui metode ini, si kecil mungkin akan banyak menangis di tengah malam. Cara kerjanya sederhana, kamu letakkan bayi di tempat tidur dan tinggalkan ruangan tanpa kembali. Walau si kecil menangis, kamu harus menahan diri dan gak boleh mendatanginya.

Dasar pemikiran metode ini adalah kalau kamu membiarkan si kecil menangis untuk waktu tertentu, tapi kemudian kamu masuk dan menenangkannya, berikutnya si kecil akan menangis untuk waktu yang sama karena mereka yakin kamu akan tetap datang.

Metode ini sebenarnya paling banyak dihindari. Untuk itu, biasanya metode ini digunakan untuk bayi usia 10 bulan ke atas, di mana anak gak perlu diberi makan secara rutin setiap malam. Metode ini sangat gak cocok untuk mereka yang berhati lemah, apalagi kalau sang bayi berkarakter keras kepala.

2. The Ferber Method 

5 Metode Baby Sleep Training yang Perlu Kamu Coba, Latih Anak Mandiriilustrasi bayi tertidur (pexels.com/Ryutaro Tsukara)

Metode Ferber bisa dibilang versi lebih lembut dibanding metode CIO. Pada metode ini, kamu membiarkan bayimu menangis, tapi kamu tetap bisa datang dan memeriksa keadaannya dengan interval waktu tertentu.

Tujuan metode ini adalah memberi kepastian ke si kecil kalau kamu ada di dekatnya dan mereka baik-baik saja. Ketika kamu datang untuk memeriksanya, jangan gendong mereka.

Cukup tepuk-tepuk mereka selama 2-3 menit, lalu tinggalkan mereka sendiri. Metode ini biasanya direkomendasikan untuk bayi berusia 4-6 bulan, maksimal sampai 18 bulan.

3. The Chair Sleep Coaching Method 

5 Metode Baby Sleep Training yang Perlu Kamu Coba, Latih Anak Mandiriilustrasi bayi tertidur (pexels.com/Georgia Maciel)

Metode sleep training ini mengharuskan orangtua ada dekat dengan bayinya. Seperti biasa, kamu akan meletakkan bayimu di tempat tidur, kemudian duduk di samping tempat tidur, dan menemaninya tidur.

dm-player

Dalam proses ini, kamu gak dianjurkan untuk memberi perhatian maupun berinteraksi. Kamu cukup duduk diam di sampingnya. Alasan kamu duduk di sebelahnya adalah memberi kepastian pada mereka kalau kamu di sana dan gak meninggalkannya.

Perlahan, kamu bisa menjauhkan kursi dari tempat tidur sampai akhirnya kamu ada di luar kamar dan gak lagi perlu menemaninya setiap malam. Metode ini dibilang kebanyakan menyiksa orangtua karena kamu hanya bisa diam melihat mereka menangis malam-malam. Belum lagi, si kecil mungkin bingung melihatmu yang jutek dan gak mau bicara.

Namun dengan konsistensi, seiring berjalannya waktu, metode ini cocok untuk mereka yang gak siap meninggalkan anaknya menangis sendiri, tapi tetap ingin anaknya berhasil tidur sendiri. Metode ini direkomendasikan untuk anak usia 3-6 bulan.

Baca Juga: Haruskah Membedong Bayi agar Kaki Bayi Tidak Bengkok?

4. The Pick Up, Put Down Method 

5 Metode Baby Sleep Training yang Perlu Kamu Coba, Latih Anak Mandiriilustrasi bayi menggenggam tangan orang dewasa (pexels.com/Lisa Fotios)

Metode ini mungkin cocok untuk orangtua berhati lembut. Di malam hari, ketika anak menangis, kamu bisa gendong dan letakkan anak kembali di tempat tidur sebelum akhirnya tertidur di gendonganmu.

Tujuanmu menggendongnya adalah untuk menenangkan si kecil, bukan untuk menidurkannya. Masalah tidur adalah masalah si kecil, kamu di sini hanya untuk membuatnya kembali tenang.

Namun, metode ini biasanya kurang cocok untuk bayi di atas usia 7 bulan, yang mana mereka akan frustasi dan marah karena terus-menerus digendong dan diletakkan kembali. Karena ini metode yang cukup lembut, kamu bisa praktikkan pada bayi usia 6-8 minggu.

5. The FIO (Fade It Out) Method 

5 Metode Baby Sleep Training yang Perlu Kamu Coba, Latih Anak Mandiriilustrasi perempuan menggendong bayi (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Metode ini bisa dibilang paling lembut dibanding metode lain karena gak melibatkan air mata dan teriakan di tengah malam. Dengan teknik ini, kamu membantu si kecil tertidur, entah dengan digendong atau beri makan sampai tertidur.

Namun perlahan, kamu akan mengurangi usaha untuk membuat si kecil tertidur tersebut, bukan kamu yang menidurkannya lagi. Biarkan si kecil yang bekerja. Pada akhirnya, si kecil akan bisa tidur sendiri.

Sederhananya, coba kurangi waktumu mengayunkan si kecil sebelum tidur dan lain-lain. Metode ini butuh kesabaran yang luar biasa dari pihak orangtua, tapi cocok untuk mereka yang gak mau mendengar anaknya menangis terus menerus.

Itulah metode yang sering digunakan untuk baby sleep training. Pilih metode yang sesuai dengan karakter si kecil. Gak ada metode yang benar atau salah, gak ada pula metode yang lebih baik atau buruk. Coba konsultasi dengan dokter anak sebelum mulai sleep training  dan pastikan hal ini gak bikin bayimu benar-benar tertekan.

Baca Juga: Jerawat Bayi: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Agnes Z. Yonatan Photo Verified Writer Agnes Z. Yonatan

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya