Bisa Sebabkan Stres, 5 Sisi Negatif Menyekolahkan Anak Terlalu Dini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menyekolahkan anak jadi bukti nyata orangtua yang serius mendidik anak-anaknya. Sayangnya saat orangtua terlalu semangat menyekolahkan anak terlalu dini, seperti di usianya yang masih terlampau muda, anak bisa merasakan efek buruk yang menghambat tumbuh kembangnya.
Jika ada keinginan untuk menyekolahkan anak terlalu dini, lebih baik pikirkan dan pertimbangkan lagi lebih matang. Karena lima sisi negatif ini bisa terjadi!
1. Membuat anak merasa tertekan dan stres
Anak-anak yang terlalu ditekan selama proses tumbuh kembangnya akan merasa tertekan dan stres. Ketika mereka disekolahkan terlalu dini oleh orangtuanya, maka hal ini termasuk ke dalam tekanan yang tadi disebutkan.
Bagi anak yang gak kurang nyaman di keramaian atau terpaku pada rutinitas, mereka mau gak mau terpaksa mengikuti aturan dengan sekolah. Jadi gak heran rasa stres dan tertekan akan muncul.
2. Anak akan merasa bosan untuk bersekolah
Masa sekolah wajib terhitung sejak Sekolah Dasar(SD). Yang seharusnya mereka masuk dengan semangat dan minat tinggi untuk berinteraksi dengan teman di sekolah, namun jadi hilang karena mereka sudah dikenalkan dunia ini terlebih dahulu saat masih sangat kecil.
Anak akan merasa bosan dan suasana hatinya yang masih moody akan semakin mempersulit mereka untuk termotivasi pergi ke sekolah.
Baca Juga: Mengenal STEM, Konsep Belajar Sains yang Cocok Bagi Anak Sekolah Dasar
Editor’s picks
3. Minat belajar dan antusiasme bersekolah jadi berkurang
Anak juga akan secara drastis mengalami penurunan minat dan semangatnya untuk belajar karena sudah terlalu jengah dengan sekolah yang telah dimasukinya sejak masih belia. Usahakan untuk tetap menjaga semangat anak dengan tidak terlalu mendorongnya masuk ke dunia belajar terlalu dini.
4. Kesulitan mengatur fokus saat belajar
Karena masa indah mereka untuk bermain telah diakhiri terlalu cepat untuk dituntut belajar, anak akan sulit fokus saat mereka belajar. Yang ada di pikirannya hanya waktu bermain, sehingga mereka tetap bersekolah tapi hanya mengincar waktu istirahatnya saja.
5. Muncul keinginan mogok sekolah
Pada akhirnya, gak menutup kemungkinan jika anak meluncurkan aksi mogok sekolah. Gak semua anak punya kesiapan dan minat yang besar terhadap bidang akademik. Jadi kejadian seperti ini memang benar bisa terjadi sebab anak pun memiliki minat dan keahliannya yang berbeda-beda.
Anak memiliki hak untuk bermain dan menikmati masa kecil yang indah. Jika dirasa belum terlalu siap, maka jangan paksakan mereka untuk bersekolah. Demi kebaikan di masa depannya, lebih baik kenali dan salurkan minatnya pada bidang yang diinginkan.
Baca Juga: Di Tengah Pandemik, Trump Paksa Sekolah Harus Kembali Dibuka di AS
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.