WCD 2018: Pentingnya Perencanaan Keluarga untuk Pemberdayaan Perempuan

Demi kesejahteraan keluarga Indonesia

Jakarta, IDN Times - World Contraception Day atau Hari Kontrasepsi Sedunia diperingati setiap tanggal 26 September. Tahun ini, PT Bayer Indonesia kembali menyuarakan pentingnya pengetahuan terkait kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Memastikan akses informasi dan layanan kontrasepsi akan bermanfaat besar bagi sosio ekonomi, seperti menjadikan perempuan dan pasangannya mampu memutuskan kapan akan memiliki anak dan jumlahnya, memungkinkan perempuan menyelesaikan pendidikan terbaik dan meningkatkan otonomi perempuan di rumah-tangganya, serta memperkuat ekonominya.

Bayer bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berkolaborasi untuk memperkuat KIE kesehatan reproduksi bagi perempuan dan keluarga mereka untuk memastikan penggunaan kontrasepsi yang terus tumbuh di Indonesia, serta mencapai target nasional TFR 2.3 (RENSTRA 2015-2019).

1. Bakti Oral Contraception Abassadors (Duta OC) di Indonesia

WCD 2018: Pentingnya Perencanaan Keluarga untuk Pemberdayaan Perempuandok.IDN Times/istimewa

Dalam sambutannya, Presiden Direktur PT Bayer Indonesia, Angel Michael Evangelista, memaparkan bahwa sejak tahun 2007 Bayer selalu menjadi yang terdepan dalam menyuarakan WCD di seluruh dunia. Bayer memimpin pasar kontrasepsi hormonal di dunia dan telah mendukung program keluarga berencana lebih dari 50 tahun di lebih dari 130 negara, melalui kemitraan dengan organisasi masyarakat dan pemerintah baik lokal maupun internasional.

"Bayer akan selalu berkomitmen dalam pembangunan masyarakat Indonesia dengan memberikan dukungan nyata dalam KIE kesehatan reproduksi dan kontrasepsi melalui program Duta OC yang telah memasuki tahun ke-10," jelas Michael.

Duta OC merupakan bentu nyata dari komitmen Bayer dan tentunya dengan dukungan Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Duta OC saat ini berjumlah 360 bidan melalui 3.600 kegiatan penyuluhan, dan telah menjangkau 108.000 perempuan.

2. Keluarga berencana untuk empowering woman

WCD 2018: Pentingnya Perencanaan Keluarga untuk Pemberdayaan PerempuanIDN Times/Angelia Nibennia Zega

Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, Andon Hestiantoro juga menjelaskan bahwa perencanaan keluarga melalui pemanfaatan kontrasepsi merupakan gerakan global yang penting dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan. Ia menekankan tujuan dari Keluarga Berencana adalah bukan untuk mengurangi, tetapi untuk menyeimbangkan. Ia pun memaparkan 6 manfaat family planning atau Keluarga Berencana, diantaranya:

dm-player
  1. Menghargai hak-hak ibu untuk mengendalikan kesuburannya
  2. Melindungi ibu dari gangguan kesehatan reproduksi
  3. Melindungi anak dari gangguan tumbuh kembang dan gangguan kesehatan.
  4. Menurunkan risiko kanker
  5. Menurunkan risiko radang pinggul
  6. Menjaga kesehatan jiwa.

"Merencanakan jarak kehamilan dengan baik, perempuan dapat lebih memberdayakan dirinya dalam segi pendidikan dan sosial sehingga kesejahteraan dirinya dan keluarganya dapat ditinggkatkan pula," pungkasnya.

Singkatnya, keluarga berenca yang memberdayakan perempuan akan menghasilkan keluarga yang sejahtera pula. Bayangkan jika semakin banyak keluarga-keluarga yang menerapkan hal ini. Kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera pun akan terwujud.

Tak menutupi kenyataan, memang masih ada persepsi masyarakat yang memikirkan faktor-faktor penghambat seperti takut gemuk, kepercayaan agama, dan malas untuk rutin meminum pil setiap hari. Untuk itulah diperlukannya informasi dan edukasi yang tepat kepada masyarakat karena sejatinya di zaman modern ini alat kontrasepsi juga sudah disesuaikan dengan kondisi saat ini yang tidak lagi menggunakan dosis hormon terlalu banyak, sehingga juga tidak akan membuat rahim kering.

Baca Juga: Riset: Benarkah Pria Memang Lebih Suka Wanita Cerdas?

3. Peran bidan dalam KIE dan konseling

WCD 2018: Pentingnya Perencanaan Keluarga untuk Pemberdayaan PerempuanIDN Times/Angelia Nibennia Zega

Dr. Emi Nurjasmi M. Kes., Ketua IBI, menjelaskan tentang peran penting bidan dalam masyarakat. Ia mengatakan bahwa layanan kesehatan reproduksi merupakan tugas pokok IBI, salah satunya adalah layanan penggunaan dan penyuluhan kontrasepsi. Bidan merupakan garda terdepan yang menjadi agent of change, dengan melakukan KIE terhadap perempuan dan pasangannya.

"Sebagai bagian dari pelaksana layanan kesehatan di Indonesia, IBI menekankan upaya promotif dan preventif. Oleh karena itu, kami melakukan pelatihan terhadap bidan baik dari segi klinis hingga non-klinis dalam meningkatkan kualitas secara teratur. Jadi, bidan tidak hanya pandai dalam menjalankan profesi utamanya, tetapi juga memiliki kemampuan berkomunikasi dan konseling," katanya menjelaskan.

Ia juga berharap pemerintah mau terus turut membantu dalam kegiatan edukasi masyarakat, khususnya perempuan, mengenai pentingnya kesehatan reproduksi melalui media, serta adanya peningkatan kualitas pelatihan yang diberikan terutama untuk pelatihan non-klinis agar kemampuan bidan untuk KIE meningkat baik yang di daerah maupun pusat.

Baca Juga: Berdayakan Kelompok Wanita Komunitas Hutan Indonesia

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya